Only My Love CHAPTER 2



Design poster : Rin_ @Cover Fanfiction Art




Cast :

Bae Irene (Red Velvet)

Byun Baekhyun (EXO)

Kim Seolhyun (AOA)

Oh Sehun (EXO)




Note : This story is only fiction. Typo(s) in everywhere, please be advised.


Disc : Cast not mine! Saya hanya sekadar meminjam nama tokoh terkait dan mengabadikannya dalam karya tulis fiksi. Mohon maaf jikalau ada sesuatu hal yang kurang berkenan, karena sesungguhnya setiap manusia memiliki kekurangan.


Happy Reading
-- Diva Crystalzarra Storyline Present --





    Love is not option, but a state that is indeed the case. It is an instinct —





 MWO? Bersatu bagaimana maksudmu?”



“Sudahlah, aku tahu kau menyukai Baekhyun kan?”



Irene menatap wajah Sehun lekat-lekat, tanpa ia sadari matanya membulat saat itu. Gadis ini hanya bisa diam dalam sepersekian detik, menatap wajah V-line itu. Kemudian menelan ludah, “Aniyo.” Tegas Irene dengan raut tak mood. Ia langsung mendorong kursi dan berlalu.



“Ada apa dengan anak itu?” pikir Sehun bingung.



Selama ini yang ada dipikiran Sehun adalah, Irene sangat menyukai Baekhyun. Beberapa kali Sehun sempat melihat Irene sedang menangis di samping Baekhyun. Pasti gara-gara si bodoh itu tidak peka terhadap perasaan Irene. Yah, si Baek memang bodoh dan tak pandai memahami isi hati perempuan.



Seolhyun menatap setiap langkah kaki kakaknya yang menaiki tangga. Sejak peresmian hubungannya dengan Sehun—yang setahun lebih tua darinya— tingkah kakak yang biasanya riang, ceria, gembira, dan selalu terlihat cerah tiba-tiba berubah drastis. Kerap Seolhyun memergoki kakaknya melamun sendirian, menitikkan air mata, bahkan sampai mengoceh sendirian di dalam kamar.



Seolhyun menemui Sehun yang masih berada di luar rumah. “Kita pergi sekarang? Sepertinya eonni sedang sakit.”



***





Tap.. tap.. tap..



Langkah kaki yang beraturan menuruni anak tangga, terdengar serasi ketika alas kaki dan tumpuan keramik itu saling bersentuhan.



AAHH!



BRAK!



Kini tubuh Irene tergeletak diatas lantai. Akibat kurang memperhatikan langkahnya, Irene tergelincir dan beberapa kali terguling diatas tangga sebelum berakhir mengenaskan diatas lantai. Beberapa kali bibirnya mengerang kesakitan dan akhirnya sebuah bantuan muncul.



***



Baekhyun memeriksa ponselnya yang berkedip, satu pesan masuk dari sana. Pesan dari temannya, Oh Sehun, pemuda yang diketahuinya memiliki otak udang karena tak bisa melihat seorang gadis yang sudah lama menyukainya.



Baekhyun menggelengkan kepalanya, membayangkannya saja sudah membuatnya jijik. Matanya beralih pada kantung belanjaan di tangannya. Ia baru saja pergi ke supermarket untuk membeli ice cream favorite Irene –sahabatnya- tapi sebuah teriakan memekakkan telinga berhasil menyerempet pada indera pendengarannya. Ia langsung berlari untuk mengetahui asal suara itu dan refleks melempar kantung plastik putih itu di sembarang tempat.



Manik hitam legam itu seketika membulat ketika mendapati sosok gadis tengah tergeletak di lantai sambil memegangi tubuhnya. Dasar bodoh, apa dia habis minum racun tikus atau apa sampai tergeletak di lantai seperti itu? Dengan cekatan, Baekhyun mendekati tempat kejadian –lebih tepat di bawah tangga- lalu mengangkat tubuh Irene dan meletakkannya diatas sofa ruang tamu.



Gomawo, Baek.”



Gwaenchanh-a?”



Ne, gwaenchanhayo.”



“Aku mengerti perasaanmu, tapi kau tidak harus seperti ini kan? Kau habis minum apa? racun tikuskah? Bisa-bisanya kau tergeletak di lantai sambil memegangi perutmu seperti itu, ah atau jangan-jangan kau habis makan obat nyamuk ya?”



MWO?! HAH! Kau gila! Aku tidak akan melakukan itu semua tahu! Kau pikir aku bodoh apa?”



“Ehem, kau memang bodoh.” Sahut Baekhyun sekenanya, membenarkan apa yang diucapkan Irene sendiri.



Gadis itu hanya bergumam, menggerutu pelan, kemudian menatap Baekhyun dengan tatapan tegas, “Babo-ya!”



TAK!



“Bisa-bisanya kau mengatakan aku bodoh!”



“Kau memang bodoh, Nona Bae. Bagaimana mungkin kau bisa menyukai seorang pria yang jelas-jelas tak pernah menyadari semua perhatian yang kau berikan untuknya? Bagaimana mungkin kau bisa bilang bahwa kau mencintainya, tapi kau malah membiarkan Tuan Oh berkencan dengan adikmu sendiri, eoh? Jawablah pertanyaan itu jika kau memang pandai!”



Bae Irene tertegun mendengarnya, ia menelan ludah. Mencoba mencerna semua kalimat yang dilontarkan sahabatnya sendiri, “Aku tidak tahu. Sebenarnya aku sungguh tidak mengerti dengan semua yang sudah menjadi pilihanku. Aku hanya ingin melihat Seolhyun bahagia. aku hanya ingin membuat ia selalu tersenyum. Tapi aku juga merasa sedih dan sangat sulit untuk menerima kenyataan ini. Walaupun ini semua demi kebahagiaan adikku tapi... apa aku harus berkorban hingga seperti ini? Baekhyun-ah katakan padaku, apa yang ku lakukan ini benar? Eoh?”



Dan tanpa disadari, air mata Irene keluar dari pertahanannya. Mengalir lancar dari pelupuk dan dalam sekejap sudah membuat anakan sungai di wajahnya. Ia menangis, sudah tak bisa menahan jutaan lara yang menyatu dalam hatinya.



Pemuda yang tengah mengenakan jaket hitam itu merasa iba melihat sahabatnya menangis, terutama hanya dengan alasan laki-laki. Akhirnya tangan Baekhyun mencoba untuk menenangkan gadis itu dengan mengusap-usap bahu Irene.



“Baekhyun-ah,” panggil Irene pelan.



Ne?”



“Kenapa untuk mencintai seseorang harus sesakit ini?”



“Aku tidak tahu. Yang aku tahu hanya bahwa cinta bukanlah sebuah pilihan. Ini masalah insting. Walaupun kau tidak ingin mencintainya lagi, kau akan sulit melupakannya.”



“Kenapa bisa begitu?”



“Menurutmu, kenapa semua ini bisa terjadi?”



Irene hanya menggelengkan kepalanya, tak mengerti



“Sama, aku juga tak mengerti dengan kutipan itu.” Ujar Baekhyun, dengan tatapan datar. Kemudian tertawa seikhlas mungkin karena sebenarnya hal ini tidak lucu jadi tidak ada yang perlu ditertawakan. Tapi Baekhyun melakukannya demi Irene, demi melihat tawa Irene, atau mungkin omelan gadis itu juga tak apa, asalkan jangan menangis lagi.



Baekhyun menelan ludahnya ketika melihat ekspresi Irene yang masih menatapnya datar karena lelucon yang tak lucu itu, “Uhh aku lapar! Menenangkanmu ternyata menghabiskan semua energiku. Kali ini kau yang traktir.” Ungkapnya kemudian untuk mengalihkan tingkah konyolnya.



Mwo? Kenapa harus aku?”



“Selain sudah menghabiskan tenagaku. Kau juga membuat tubuhku terasa sangat pegal karena kau terus menggelayut di dadaku.”



Gadis itu baru tersadar. Sudah lebih dari satu jam ia berada di dalam dekapan laki-laki itu. Sangat nyaman, hingga membuatnya lupa.



Irene langsung mendorong tubuh Baekhyun jauh-jauh darinya. “I-ini kesalahan!” tegasnya



“Baiklah baiklah. Traktir saja aku.”



Irene masih menatap Baekhyun yang sudah semakin meninggalkan ruang tamu. Ia masih termangu diatas sofa. Memikirkan kenapa ia bisa senyaman itu pada Baekhyun sampai lupa kalau ia berada dalam dekapannya, dan lupa kalau ia menghabiskan waktu lebih dari satu jam disana.








--00--


Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Only My Love CHAPTER 2"

Post a Comment