Cast :
Kim Seolhyun (AOA)
Oh Sehun (EXO)
—Eodi gyeseyo? Na
yeogiiss-eo. Ajig dochag-eul gidaligo. Dangsin-eun eonje oneungeoya?—
Sakura-sakura itu mulai berjatuhan. Beterbangan
hingga jauh entah kemana. Bagian utara taman menjadi seperti gudang sakura.
Semua daratan terselimuti sakura. Bagian hijau rerumputannya tergantikan oleh
merah muda sakura.
Seorang wanita masih duduk termengu dengan pandangan
kosong di sebuah bangku. Ia membiarkan tubuhnya terkena hujan kelopak bunga
sakura. Dibeberapa bagian tubuhnya menjadi tempat singgah sakura.
“Kau dimana?” Rintihnya.
Kelopak matanya terpejam untuk beberapa saat.
“Oh Se-hun, kau dimana?!” Suaranya meninggi namun
sedikit terganggu karena parau.
Setitik air mengalir di pipi kirinya. Kemudian
menjalar hingga terjatuh ke permukaan lainnya. Seketika menjadi deras, dan
membanjiri wajahnya.
“Oppa..”
Ia masih merintih dengan suara parau dan air mata yang mengalir.
Seolhyun menangkup wajahnya dengan kedua tangan.
Saat ini hatinya benar-benar hancur. Wanita ini sudah tidak tahan dengan
penantian yang tak berujung. Ia melampiaskan emosinya dengan perantara air
mata. Ia menangis, menderu-deru.
Harapannya hanya satu, Oh Se-hun datang menemuinya
disini.
Satu jam ia habiskan untuk menangis sendirian di
taman. Bukan keinginannya untuk seperti ini terus. Seolhyun telah mencoba untuk
melupakan pria yang sangat ia cintai itu, tapi wajah Sehun tak pernah enyah
dari pikirannya.
Sudah sekian lama ia menanti. Lima tahun tanpa
ujung. Tiada kepastian yang mengungkapkan akan kedatangan pria itu. Namun hati
Seolhyun tetap keukeuh untuk menunggu pria hangat yang telah mencuri hatinya.
Seolhyun menyeka ujung matanya yang masih basah.
Beberapa kali ia menepuk-nepuk wajahnya.
Kau
kuat Seolhyun. Kau kuat.
Kim Seol-hyun menghela nafasnya berat untuk beberapa
kali.
Mungkin
bukan hari ini.
Seolhyun beranjak dengan menenteng tas selempengannya.
Ia berjalan menjauhi bangku dekat sebuah pohon sakura yang paling besar.
Kaki-kakinya melangkah penuh irama yang ditimbulkan
dari high heels merah kesayangannya. Sepatu itu adalah satu-satunya barang yang
tersisa dari pemberian Sehun untuknya. Mereka membeli sepatu itu di sebuah toko
yang tak jauh dari taman. Terkadang Seolhyun sering menatap pintu toko itu,
termenung, dan berkhayal cuma-cuma Sehun akan keluar dari sana.
Pintu terdorong menimbulkan suara lonceng sebagai
tanda kedatangan pelanggan. Selangkah maju dengan ketukan sepatu. Seolhyun
duduk di samping jendela kaca transparan. Disanalah ia sering menghabiskan
waktu bersama Sehun, hanya bersama Sehun untuk minum kopi.
Seakan sudah hafal, pelayan telah menghidangkan
latte hangat untuk Seolhyun. Senyumnya sangat ramah dan bertingkah sopan.
Seolhyun tak menggerakkan tubuhnya, bahkan tidak
melirik sama sekali. Matanya tertuju menatap toko buku di seberang. Dulu ia
juga sering kesana bersama Sehun.
Sehun,
kau dimana? Aku disini. Masih menunggu kedatanganmu. Kapan kau datang?
Rentetan kalimat itu selalu terngiang di kepala
Seolhyun. Kegelisahan yang tak kunjung surut, dan kerinduan yang belum terobati
dan mungkin takkan bisa terobati.
Bibir lembut menyentuh gelas kertas. Menyesap kopi.
Harum dan hangat, membuat hati Seolhyun lebih tenang.
Ia meletakkan gelas kertas diatas meja. Kemudian ia
kembali merenung. Sudah menjadi kebiasaannya melakukan ini semua. Setiap hari
selama lima tahun tanpa berubah. Sama dengan hatinya yang tetap sama seperti
dulu, bahkan lebih. Yang ia inginkan hanya Sehun. Tiada yang lain.
--00--
0 Response to "I'll be There"
Post a Comment