[Jisoo X Taeyong] Biarlah Kalbu yang Tau



A story with Jisoo [Blackpink], Taeyong [NCT], and Doyoung [NCT]
Sad | G| Ficlet | Xchee@PosterChannel and written by Vxiebell
©2016


Raga ini berdiri di ujung lorong sepi yang sayup-sayup mulai terdengar bisikan hati. Pulanglah, buat apa kau masih di sini? Namun tetap, keteguhan hati membuatku terus menginginkan kesendirian ini. Kutarik napas lalu menghembuskannya perlahan-lahan selama beberapa saat. Gedung bertingkat dua yang sudah berumur tua ini mejadi latar tempat kisah cintaku. Cinta tak terbalas yang kupendam rapat-rapat selama dua tahun.

Hujan rintik-rintik yang mulai turun, aku pun ingin segera menutup layar kisah menyedihkan ini. namun, begitu sulit rasanya untuk melepaskan cinta sialan ini. Angin yang bertiup, menguji keteguhan dan kesabaranku. Ia terus membelai tubuhku yang hanya mengenakan kemeja sebatas lengan atas dan rok di atas lutut.

Manikku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan. Sabarlah, tinggal sepuluh menit lagi. lantas kuyakinkan diriku supaya tetap berdiri di sini. Jangankan hujan deras, bahkan hingga banjir pun aku akan tetap berada di sini dan menunggunya keluar.

Akan tetapi, menunggu selama sepuluh menit membuatku berpikir banyak. Memikirkan sesuatu yang cukup mengerikan. Selama dua tahun ini dengan teguh kumenanti, namun tak sekalipun ia mengamatiku dan membalas semua yang kulakukan demi dirinya. Ia hanya mengabaikanku, tapi kenapa hingga detik ini aku masih setia padanya?

Tidak. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, Jisoo-ya. Tenang saja, sebentar lagi, ketika kau menyatakan perasaanmu padanya, dia akan tersenyum dan menerimamu. Tenang saja. kesabaranmu selama dua tahun pasti akan terbalas.

Tapi.. bagaimana bisa aku memercayai itu?

Suara derap langkah kaki mulai terdengar sayup-sayup di runguku. Itu pasti langkah kaki miliknya. Pujaan hati yang tak tahu diri. Tapi, sebentar lagi ia akan menjadi milikku, tenang saja. Segera kupersiapkan mental baik-baik. Meski kedua tanganku terkepal di samping badan dan merasa ada guncangan yang membuat tubuhku bergetar, aku harus tetap menjalankan rencana yang sudah kubuat jauh sebelum hari ini.

Oh, itu dia!

Sosok laki-laki berbahu tegap itu berjalan menuruni anak tangga dengan ekspresi riang. Walaupun ia tak sedang tertawa, namun nampak jelas di obsidiannya. Darahku berdesir. Tinggal beberapa anak tangga lagi, dan dia akan berada di hadapanku.

“Oh, Jisoo-ya, sedang apa kau di sana? Bukannya kelas satu dan dua sudah pulang sejak tadi?” tegurnya ketika tersisa delapan anak tangga lagi.

“Aku..”

Tenanglah, Jisoo! Jangan gugup!

“Kau tidak sedang menungguku kan?” tanya pemuda bername tag Lee Taeyong itu.

Ne?” Aku terkejut.

Ia pun tersenyum, memamerkan kurva indah yang terpatri memesona. “Aku hanya bergurau, haha.”

“Ah, anu.. sunbae..” ujarku ketika Taeyong melanjutkan langkahnya.

“Ada apa?” tanyanya dengan kening berkerut dan menghentikan langkah di tangga ke tujuh.

Aniya, hanya..”

“Hanya apa?” ucapnya sambil melangkah.

Bola mataku membulat. Tinggal dua anak tangga lagi.

Sunbae!” pekikku refleks dan Taeyong berhenti di anak tangga pertama.

Taeyong yang kaget pun langsung memandang wajahku keheranan. “Apa ada sesuatu yang terjadi padamu? Kau tau, hari ini kelakuanmu aneh.”

“Em-mianhae, aku—”

Gwaenchanha, Jisoo-ya. Kajja, kita pulang!” Taeyong melompat dan merangkul bahuku, mengakibatkan tubuhku beku sesaat dan manikku membola.

“Taeyong-ah!” seru seseorang dari belakang. Dan ketika kami menoleh, ternyata Doyoung—teman sekelas Taeyong yang berwajah imut. Ia melompat dan menarik tubuh Taeyong. “Malam ini kau tidak sibuk kan? Itu, Jennie, kau tau dia kan? Sekolah sebelah itu lho, Tae.”

Taeyong hanya melirik wajah Doyoung dengan ekspresi aku-tidak-peduli-dengan-masalahmu-jadi-tolong-lepaskan-aku.

“Malam ini aku ada janji dengannya, kau temani aku, ya?”

“Kenapa harus aku?”

“Karena kau yang paling berpengalaman,” lalu Doyoung terkekeh. “Oh, Jisoo-ya, kau tidak akan pergi dengannya kan malam ini? Bukan maksudku untuk melarangmu, hanya saja, please tolong jangan malam ini, eoh? Besok saja, itu baru boleh.”

Uhm? Tidak, aku tidak berencana akan pergi bersama Taeyong Sunbae kok.”

“Oke! Kalau begitu aku pinjam uri-Taeyong dulu yaa? Kajja!” ujarnya seraya menarik tubuh Taeyong.

Sejemang, aku menjadi lupa apa tujuanku berada di sini, namun setelah menyadarinya kembali, segera kupanggil namanya dan membuatnya berhenti.

“Sunbae!”

Ia menoleh dan menatap lamat-lamat wajahku.

“Aku..”

Aku cinta padamu, Sunbae.

“—aku hanya ingin bilang, semoga kencan Doyoung sunbae berjalan lancar, hehe.”

“Tentu saja! Aku sangat menghargaimu, Jisoo-ya, semoga kau juga cepat-cepat mendapat namchin yang sebaik aku ya, haha,” gurau Doyoung.

Terlukis seulas senyum di bibir sebagai ekspresi terakhir yang dilihat oleh kedua sunbaeku sebelum pergi.

Ya, tidak apa-apa, Jisoo, gwaenchanha. Tidak semua hal harus diketahui orang lain. Terkadang, beberapa hal lebih baik di simpan sendirian.



—FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "[Jisoo X Taeyong] Biarlah Kalbu yang Tau"

Post a Comment