We Got Married : She's The Breaker


Alasan mengapa aku tak bisa menghindari rasa suka pada Mi Yoon. Perasaan cemburunya saat aku dekat dengan gadis lain. Meskipun dia berusaha menyembunyikannya, tapi tetap terbaca olehku. Aku suka wajah kecemburuannya itu.

EXO’s BaekhyunOC’s Mi Yoon | Married-life | Oneshot | Harry-ssi Artwork | Deev,2015


Beberapa ekor burung terbang menembus awan, melintas jalan tanpa hambatan. Mengepakkan sayapnya dengan tenang. Layar biru cerah menjadi latar dan serabut awan menjadi komponen pendukungnya.

“Kim Eun Seul?” tanya Mi Yoon bingung.

Nyonya Byun Yoo Ra duduk diantara  putra dan purinya. Ia mengangguk, “Eun Seul sudah kuanggap sebagai anakku sendiri. Dulunya dia sangat dekat dengan Baekhyun dan Soohyun. Tapi karena harus pergi ke Amerika, baru sekarang kita akan reuni bersama.”

Mi Yoon mengangguk-anggukkan kepalanya, “Lalu apa dia—”

TING TONG

“Oh tampaknya dia sudah datang!” seru Byun Soo Hyun yang paling bersemangat menyambut noona kesayangannya. Bahkan ia tak peduli atau meminta maaf pada Mi Yoon karena sudah memotong ucapan gadis itu.

“Eomma harap kau bisa bersikap baik padanya, karena hanya beberapa tahun sekali kami bisa bertemu lagi. Dan juga dia lebih muda setahun darimu, anggaplah dia sebagai adik perempuanmu. Tolong ya Mi Yoon.”

Mi Yoon menyanggupinya dengan sebuah anggukan yang sebenarnya terlalu berat untuk ia lakukan. Baiklah Mi Yoon, dia hanyalah adik perempuan. Semua akan baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Soohyun menggiring seorang gadis yang menyeret koper super besarnya yang berwarna merah seperti lipstick mencolok yang memoles bibir gadis itu. Nyonya Byun Yoo Ra menyambut gadis itu dengan sangat antusias.

“Eun Seul, kau terlihat sangat dewasa, Eomma hampir saja tak mengenalimu. Bagaimana kabarmu?” tanya Nyonya Yoora sembari mengecup pipi kanan dan kiri milik gadis berwajah tirus –yang Mi Yoon yakini adalah topik pembicaraan mereka pagi ini.

“Aku baik-baik saja Eomma.” Katanya tak kalah antusias, “Dan oh oppa, kau tumbuh semakin tampan dari sebelumnya,” Lanjutnya yang langsung melingkarkan lengannya di leher Baekhyun, menggelayut manja—dan parahnya Baekhyun hanya tersenyum memakluminya— dan diakhiri dengan kecupan ringan mendarat di wajah kiri Baekhyun.

Bibir agak tebal milik Mi Yoon membuka kecil  bahkan matanya membulat sempurna, apa ini? Kenapa gadis itu bersikap seperti sebagai kekasih Baekhyun, bukannya selayaknya adik perempuan?

Nyonya Yoora sebenarnya tak suka melihat Eun Seul yang bergelayut manja di tubuh Baekhyun yang sudah memiliki istri dan istrinya pun berada tepat disamping Eun Seul, “Hei Eun Seul, kenalkan ini adalah Oh Mi Yoon, istri Baekhyun.”

Eun Seul menarik tangannya dari leher Baekhyun, dan melirik gadis yang lebih pendek darinya, “Senang bertemu denganmu unnie. Aku sudah dengar tentang pernikahan kalian, aku sangat terkejut ketika mendengarnya tapi aku akan mengucapkan selamat untuk kalian. Dan unnie, apakah kau bisa berbagi rahasia tentang bagaimana kau bisa mendapatkan oppaku ini?”

Oppaku? Sekarang apalagi?

“Oppa, ayo kita habiskan waktu yang tersisa hari ini. Aku sangat sangat merindukanmu. Kau harus tahu, saat aku di Amerika sana, aku terlampau sering mengingatmu. Aku benar-benar memikirkanmu disana.” ujar Eun Seul seraya menggandeng lengan Baekhyun dan membawanya pergi dari ruang tengah.

***

Mi Yoon membanting daun pintu dengan agak kasar hingga menimbulkan dentuman nyaring yang memekakkan telinga. Langkahnya terbilang lemah, jika kau bisa menyadarinya maka akan terlihat raut keputus asaan dari wajahnya yang bulat.

Baekhyun menatap setiap langkah Mi Yoon datar seperti biasanya. Meskipun merasa agak aneh karena anak yang biasanya riang berubah mejadi lesu, namun Baekhyun hanya mengacuhkannya karena hal itu bukanlah masalah besar.

Sebelah alis Baekhyun sedikit terangkat ketika melihat Mi Yoon yang aneh—menurutnya. Gadis itu membanting tubuhnya diatas kasur hingga membuat pernya memantul, memberi efek juga bagi Baekhyun. Baekhyun tak tahu bagaimana wajah Mi Yoon saat ini karena gadis itu –Baekhyun lebih suka menyebut Mi Yoon sebagai gadis karena baginya anak itu masih belum cukup dewasa untuk dipanggil wanita— duduk memunggunginya.

“Ah molla!” seru Mi Yoon mirip seperti orang yang sedang depresi berat. Lalu ia membaringkan tubuhnya diatas kasur tanpa mempedulikan Baekhyun yang masih mengamatinya dengan otak yang dipenuhi berbagai macam pertanyaan.

“Kau kenapa?”

Mi Yoon memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat, sehingga bisa melihat apa yang sedang dilakukan suaminya.

“Wae?” kata Baekhyun ketika melihat Mi Yoon yang malah menatapnya seperti polisi yang sedang menyelidiki tersangkanya, tapi kalimatnya masih dilselimuti dengan nada datar sedatar mungkin—cirri khasnya.

Mi Yoon memutar tubuhnya lagi, memunggungi suaminya, “Anni.” Ucapnya lirih yang hampir tak bisa ditangkap oleh indera pendengaran Baekhyun yang terkenal tajam.

Sejujurnya Baekhyun masih belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi oleh istrinya, namun ia tetap saja berusaha tak terlalu memikirkannya. Memilih untuk kembali fokus pada buku bacaannya yang sempat tertunda dihafalkan oleh otaknya yang genius hanya dengan sekali membaca.

***

Tumit Mi Yoon menapak pada anak tangga pualam. Berjalan seanggun mungkin dengan setelan dress selutut dan celana legging hitam yang menempel pas di kakinya yang terbilang pendek. Hidungnya mencium sesuatu dari dapur yang menginstruksikan otaknya untuk melangkahkan kaki menuju sumber bau-bauan wangi itu.

Eun Seul menuangkan kimchi buatannya ke dalam mangkuk. Menghiasnya secantik mungkin, lalu diangkatnya mangkuk itu, bahkan aromanya sudah tercium sangat sedap apalagi rasanya. Eun Seul tersenyum gembira sebelum teguran seseorang memudarkan kebahagiaannya.

“Hei Eun Seul, kau sedang apa?”

“Eh hai unnie, selamat pagi. Kimchi adalah makanan kesukaan oppaku, jadi aku membuatkan sarapan untuknya.” Sahutnya seraya berjalan melewati Mi Yoon.

“Biar aku saja yang membawakannya ke kamar Baekhyun, itu sudah menjadi kewajibanku.” Kata Mi Yoon, tangannya sudah menempel di sisi mangkuk yang terbebas dari genggaman Eun Seul.

“Tidak unnie, aku bisa melakukannya. Tidak apa-apa.” katanya sembari menarik mangkuk bersisi kimchi itu.

“Tidak Eun Seul, biarkan aku saja.”

Alhasil terjadilah acara tarik-menarik. Mi Yoon tidak mau mengalah karena ia takut kalau nantinya Baekhyun akan terkesan pada Eun Seul dan akan lebih perhatian serta tertarik pada gadis yang sudah seperti bagian dari keluarga Byun. Apalagi Eun Seul, dia bertekad akan mengantarkan masakannya ke kamar Baekhyun. Enak saja ia sudah memasak susah payah tapi istri payah itu yang akan memberikannya pada Baekhyun.

“Aku saja Eun Seul!”

“Anni unnie!”

Sepertinya Mi Yoon terlalu kuat menariknya hingga Eun Seul pun melepas genggamannya pada sisi mangkuk itu. Isinya melayang dan mendarat tepat di kepala Soohyun.  Eun Seul menganga saat menyadari hal itu. Mi Yoon  bingung kenapa Eun Seul terlihat kaget seperti itu dan akhirnya ia menolehkan sedikit kepalanya.

“Omo! Mianhae Soohyun, jeongmal mianhae!” ucapnya saat melihat wajah Soohyun yang baru berusia lima belas tahun sudah menampakkan wajah mengerikannya dengan tumpukan sayur di puncak kepalanya dan air yang tak henti-hentinya menetes dari sumber yang sama pula.

***

Mi Yoon berdiri di halaman depan perpustakaan di kampus Baekhyun. Ia sudah merencanakan semuanya. Berjalan-jalan, lalu mampir ke restoran ayahnya yang sedang memiliki menu makan baru yang –katanya— sedang sangat laris akhir-akhir ini. Tapi Baekhyun tak kunjung muncul.

Mi Yoon mencari nomor Baekhyun di kontaknya, mecoba menghubungi suaminya itu tapi tak juga tersambung. Akhirnya ia memilih duduk dibawah pohon besar sembari menunggu Baekhyun.

Satu detik.

Sepuluh menit.

Lima jam.

Hari sudah gelap saat Mi Yoon memutuskan untuk pulang saja daripada harus lumutan menunggu Baekhyun yang tak muncul juga saat kampus sudah sepi. Ia menyusuri trotoar yang dingin tanpa ditemani oleh siapapun. Kesepian. Ponselnya bergetar, segera mungkin Mi Yoon meraihnya dari saku mantel.

Maafkan aku Mi Yoon. Eun Seul mengajakku jalan-jalan. –Diterima pukul 7.20 KST.

Mi Yoon mendesah, “Itu bukanlah masalah serius Mi Yoon-ssi. Baekhyun hanya jalan-jalan dengan gadis muda yang sudah dianggap sebagai adiknya.”

“Kau benar-benar lucu Mi Yoon-ssi. Mana mungkin Baekhyun akan meninggalkanmu dan berpaling pada adiknya sendiri?”

Mi Yoon menahan langkahnya, “Tapi Eun Seul tidak memiliki darah yang sama yang mengalir ditubuh Baekhyun. Benar. Mereka hanya berteman sejak kecil dan saling menganggap sebagai keluarga. Mereka tidak sedarah!”

Kemudian Mi Yoon kembali melangkah, “Lagipula Baekhyun sudah mengucapkan cintanya di depan semua orang. Dia tidak akan mengingkari janjinya.”

Saat Mi Yoon tiba di rumah. Semua orang sudah berkumpul di ruang makan, “Mi Yoon, dari mana saja kau? Ayo cepat duduk, Eun Seul sudah memasak untuk kita. Kau harus mencobanya, masakannya sangat enak.”

Mi Yoon tersenyum masam, bahkan Eomma sudah mulai menyukai gadis Amerika abal-abal itu.

Baru saja Mi Yoon menarik kursi disamping Baekhyun dan hendak mendudukinya, tapi Eun Seul malah yang menempati kursi itu. Mi Yoon menghela napas, sudah cukup seharian ini menjadi hari yang melelahkan dan sekarang dia duduk disamping suamiku.

Selesai makan malam Mi Yoon membantu Nyonya Yoora mencuci piring. Dan sekarang ia akan masuk ke dalam kamarnya, tapi terdengar suara cekikikan dari dalam sana. Suara Eun Seul, tapi apa yang sedang ia lakukan di dalam kamar Mi Yoon?

Raga Mi Yoon sudah tidak bisa diajak untuk berakting, sudah cukup untuk apa yang terjadi hari ini. Mulai dari Eun Seul yang mengambil waktu jalan-jalannya bersama Baekhyun, tempat duduknya disamping Baekhyun, dan perhatian semua orang. Mi Yoon membuka pintu kamarnya pelan dan mendapati Eun Seul berbaring di kasurnya sembari membuka album foto pernikahan Mi Yoon dan Baekhyun.

“Sekarang apa lagi yang sedang kau lakukan disini Eun Seul?”

Eun Seul tersenyum simpul saat menoleh pada Mi Yoon, “Oppaku sedang mandi.”

“Aku tidak menanyakan Baekhyun, aku bertanya kenapa kau disini huh?”

Eun Seul agak tersentak saat mendapatkan nada tinggi dari sosok Mi Yoon, “Aku hanya—”

“Lebih baik kau keluar dari kamar kami! Silahkan pergi Eun Seul-ssi.”

Mata Eun Seul berkaca-kaca setelah mendengar bentakan Mi Yoon –yang dikenalnya memiliki hati lembut, “Kau adalah istri oppaku, jadi kenapa kau seperti ini unnie? Kenapa kau takut? Kau menganggapku seperti ‘itu’?”

“Ada apa ini?” tanya Baekhyun yang sudah berdiri di ambang pintu di samping Mi Yoon.

“Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin tahu bagaimana kamar pengantin barumu oppa.” kata Eun Seul sembari berjalan melewati sepasang suami-istri itu, “Mianhae,” Lirihnya.

Baekhyun menatap Mi Yoon tajam, “Apa ini? Kesalah pahaman macam apa huh?” bentak Baekhyun, lalu pergi menyusul Eun Seul.

Mi Yoon membeku di tempatnya. Ia ingin menangis tapi seperti ada yang menahan supaya air matanya tidak tumpah. Ia ingin pergi mengejar Baekhyun tapi seperti ada sesuatu yang menahan kakinya hingga sulit sekali digerakkan.

***

“Maaf, Eun Seul.”

“Untuk apa meminta maaf padaku? Kau tidak salah apa-apa oppa. Aku tidak apa-apa.”

“Maka dari itu, jangan terlalu marah pada Mi Yoon.”

“Oppa, aku masih tak habis pikir kenapa kau menyukai unnie seperti dia. Apa yang membuatmu menyukainya? Bahkan saat aku berada di Amerika, hanya kau yang ada dipikiranku. Saat mendengar pernikahanmu aku sangat terkejut dan hampir tak bisa hidup karena itu. Apa semua ini hanya karena rasa kasihanmu pada Mi Yoon unnie?”

“Anni! Ini semua bukan karena rasa kasihan. Kau, kau seharusnya tak pergi ke Amerika jika benar-benar menyukai Baekhyun. Bahkan sehari tanpanya pun belum tentu aku bisa hidup tapi kau malah pergi ke Amerika selama bertahun-tahun lamanya. Aku membenci hari Sabtu dan Minggu juga hari-hari libur lainnya, karena itu membuatku tak bisa bertemu Baekhyun di sekolah. Memang benar jika aku yang mulai mengejarnya, karena bagiku hanya dia penyemangat hidupku yang mampu membuatku bertahan sejauh ini.” Tukas Mi Yoon yang sembari berjalan dan berhenti tepat dihadapan Eun Seul.

“Itu hanya perasaanmu unnie. Aku bertanya perasaan Baekhyun oppa, bukannya kau.”

“Baekhyun?” Lirihnya. Ekor matanya melirik ke wajah Baekhyun. Pria itu hanya diam dan menatapnya datar. Mi Yoon menunduk dalam dan berlari meninggalkan mereka berdua.

“Itu dia.”

“Mwoya?”

“Alasan mengapa aku tak bisa menghindari rasa suka pada Mi Yoon. Perasaannya cemburu saat aku dekat dengan gadis lain. Meskipun dia berusaha menyembunyikannya, tapi tetap terbaca olehku. Aku suka wajah kecemburuannya.”

“Oppa..”

Baekhyun melengang. Menyusul istrinya yang sudah jauh. Tak peduli dengan Eun Seul yang menatapnya penuh harapan yang telah pupus.

Baekhyun berhenti melangkah saat melihat Mi Yoon yang duduk di bangku halaman depan. Pundaknya naik-turun, dan dengan cepat Baekhyun bisa menyimpulkan kalau istrinya sedang menangis. Ia berjalan menghampiri Mi Yoon dan duduk disampingnya.

“Mwoya? Istri dari seorang Byun Baekhyun menangis seperti anak kecil dengan ingus?”

Mi Yoon mengusap hidungnya beberapa kali—mencoba untuk menghilangkan ingusnya. Ia mengambil sapu tangan yang diulurkan Baekhyun, memanfaatkannya untuk menghapus air mata serta ingusnya.

“Sudah jangan menangis.” Katanya sembari mengusap ujung kepala Mi Yoon, “Aku kan sudah memilihmu. Kau tak perlu takut untuk itu.”



—FIN—

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "We Got Married : She's The Breaker"

Post a Comment