Don't Touch Me | Chapter 1


Please tell me why I should not touch you at all

 EXO’s Baekhyun
Anna Gilbert
EXO’s Chanyeol
Romance | PG | Chapter 1/7 | ShinHyuRa @Korean Cover Fanfiction | Crystalzarra,2015

Seorang gadis dengan wajah Asia berjalan menyusuri jalan setapak yang sangat sepi dari aktivitas manyarakat setempat. Hal itu dikarenakan musim dingin yang baru saja datang lebih awal dari biasanya. Ia merapatkan jaketnya yang tidak terlalu tebal.

“Seharusnya aku mendengarkan kakak,” gerutunya yang kesal pada diri sendiri.

Di tengah jalan, gadis itu bertemu dengan orang asing yang aneh. Orang itu hanya memakai celana pendek dan mantel tipis di musim yang dingin ini.

Anna mencoba untuk mengacuhkan orang yang asing baginya, namun dengan tidak sopan pria yang mungkin berusia sekitar duapuluhan itu malah menahan langkah Anna dengan berdiri tepat di depan gadis itu.

“Apa yang kau lakukan Tuan?” tanya Anna. Walaupun ia dilanda perasaan takut dan khawatir, namun ia memberanikan diri.

“Aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu. Tapi kita harus mencari tempat yang bagus. Mungkin dibalik semak-semak itu.”

Anna menelan ludah. “Maaf Tuan, tapi aku sedang sibuk dan harus segera kembali ke rumah. Ada kakak yang sedang menungguku.”

“Hanya sebentar saja Nona.”

“Maaf, tapi aku benar-benar sedang sibuk sekarang.”

Raut pria itu berubah. Sepertinya ia marah karena Anna menolak ajakannya. “Baiklah kalau kau tidak mau, tapi aku akan memaksamu.” Pria itu menarik lengan Anna dengan kasar.

Dari kejauhan, seorang pemuda sedang berjalan sembari memainkan ponselnya namun ia segera mencari asal suara yang beberapa kali berteriak meminta tolong. Lantas ia segera berlari dengan kecepatan maksimum.

Keningnya mengkerut. Kemudian ia baru menyadari kalau pria disana adalah orang yang akhir-akhir ini sering meresahkan masyarakat. Dengan ancang-ancang yang tak seberapa, akhirnya ia berhasil melayangkan sebuah tendangan yang sempurna mengenai wajah bagian kiri pria itu. Alhasil, pria tersebut tersungkur ke aspal.

Tak sampai disitu, pemuda dengan rambut kecoklatan tersebut mengapalkan kedua tangannya di udara dan bersiap untuk memukul pria menjengkelkan itu. Namun seakan kehilangan nyalinya karena tendangan barusan, pria itu langsung berlari terbirit-birit sambil berteriak meminta maaf.

“Apa kau baik-baik saja?”

Anna masih shock dengan kejadian barusan. Sehingga ia hanya diam tanpa memberi jawaban kepada pahlawannya. Dan malah berjongkok dengan nafas tak beraturan.

“Aku Baekhyun.” Ujarnya menjajari gadis itu.

“Terima kasih banyak. Aku tidak tahu apa jadinya jika kau tak datang menolongku. Sekali lagi aku sangat berterima kasih.”

“Seharusnya kau berhati-hati jika melewati jalan ini. Karena disinilah para orang gila semacam pria tadi sering meluncurkan aksinya.”

Pemuda yang mengaku bernama Baekhyun itu berdiri. Ia menjulurkan tangannya pada gadis yang masih saja berjongkok disana. “Berdirilah.”

Tanpa menyambut tangan itu, Anna langsung bangun. “Terima kasih atas pertolonganmu barusan.”

“Tak masalah.”

Seorang pengendara motor melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang melampaui batas wajar. Ia melewati jalan dengan seenak jidatnya. Kemungkinannya ia sedang mabuk atau frustasi saat ini.

Baekhyun yang menyadari itu segara menarik tubuh gadis dihadapannya, membuatnya berakhir dengan memeluk gadis itu. Sepersekian detik tidak ada reaksi apapun.

Anna menarik tubuhnya. “Astaga kau tidak boleh memelukku seperti itu!”

“Aku hanya mencoba menolongmu dari pengendara itu.”

“Tapi tetap saja kau tidak boleh menyentuhku sembarangan!”

“Ada apa denganmu Nona? Aku sudah menyelamatkanmu dua kali, tapi kenapa kau malah meneriaki ku seperti itu? Apa kau tidak diajarkan oleh orangtuamu untuk menghargai orang lain, huh?”

“Lantas apa kau tidak diajarkan orangtuamu untuk berlaku sopan? Ini sudah kelewatan batas Tuan, ah atau mungkin kau sengaja ingin memelukku ya?”

“Itu sama sekali tidak mungkin.”

Anna merasa sangat jengkel hingga memilih untuk meninggalkan pemuda itu.

“Hei Nona!”

Anna berbalik, “Jika kau ingin meminta maaf padaku, itu tidak perlu karna aku sudah memaafkanmu terlebih dulu.” ujarnya angkuh.

Tanpa banyak berucap, Baekhyun hanya mengangkat tas belanjaan di tangannya agak tinggi.

“Belanjaanku, astaga.” Ia menghampiri Baekhyun untuk mengambil tasnya. Tapi pemuda itu malah mempermainkannya. “Hei kembalikan tas belanjaku!”

“Tidak sebelum kau meminta maaf.”

“Apa? meminta maaf untuk apa? Aku sama sekali tidak bersalah. Justru kau yang seharusnya meminta maaf padaku.”

“Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan memberikannya padamu.”

Hening. “Aku minta maaf dan terima kasih karena telah menolongku.”

Baekhyun memberikan tas belanjaan itu. “Bagus. Tapi kenapa kau memarahiku saat aku memelukmu tadi?”

“Laki-laki harus menghormati wanita dengan tidak menyentuhnya sembarangan.”

Baekhyun tetawa, “Ajaran dari mana itu? Itu benar-benar konyol.”

“Hanya orang-orang sepertiku saja yang tahu menahu tentang ajaran itu.”

“Kenapa? Memangnya aku kurang tampan untuk mengetahui ajaran itu?”

“Tidak bukan seperti itu. Kau hanya berbeda dari kami.”

Baru saja Baekhyun hendak kembali mengutarakan yang ada di pikirannya, tapi itu semua sudah ditahan lebih dulu oleh Anna.

“Jangan bertanya lagi. aku harus segera pulang. Hari semakin malam dan udara dingin semakin menyiksaku.”

Baekhyun tertegun ketika melihat pakaian gadis itu yang tidak cukup hangat. Dan terbersit di hatinya untuk melepas mantel hangatnya. “Pakai mantel milikku. Ini cukup berhasil untuk menghangatkanmu.”

“Tidak perlu. Kalau aku mengenakannya, bagaimana denganmu? Aku tidak ingin merepotkan orang lain seperti itu. Apalagi orang yang baru k—“

Sebelum Anna menyelesaikan ucapannya, Baekhyun sudah menempelkan mantel itu ke punggungnya. “Tidak usah sungkan. Kau bisa mengembalikannya kapanpun kau mau. Aku pergi dulu.”  ia langsung berlari.

DON’T TOUCH ME—CRYSTALZARRA

Sebuah ruangan yang cukup besar dengan arsitektur klasik itu kembali menjalani aktivitas yang melelahkan bagi kebanyakan orang. Pengunjung mulai berdatangan sejak pagi hari hingga menjelang malam dengan udara dingin.

Sebuah rumah makan yang menyajikan segala jenis makanan dari beberapa negara dan yang paling istimewa adalah makanan dari negara Indonesia. Meskipun harus mengimpor bahan makanan tapi semua itu dirasa tidak merugikan karena rumah makan ini selalu laris oleh pembeli.

“Anna cepat antarkan makanan untuk meja nomor sepuluh.”

Ne Eonni.”

Dalam waktu yang cukup singkat namun gadis berdarah Indonesia-Amerika  itu sudah cukup mahir menggunakan bahasa korea. Ia baru saja tiba di Korea beberapa minggu yang lalu untuk menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu tinggal di Korea.

Gadis berhijab itu segera membawa nampan berisi pesanan ke meja yang sudah dikatakan kakak perempuannya.

“Maaf aku terlambat.”

“Selamat menikmati.”

Kalimat yang diucapkan bersamaan itu membuat keduanya menatap satu sama lain. “Huh? Kau yang waktu itu kan? Sedang apa kau disini?”

“Anna cepat bantu kakakmu di dapur!”

“Maaf aku harus permisi. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan silahkan panggil kami.”

“Siapa dia Baek?” selidik Kim Joon Myeon dengan mata terpicing.

“Dia gadis yang ku ceritakan waktu itu pada kalian.” Sembari menarik kursi, pemuda itu menjelaskan.

“Oh gadis yang memarahimu karena kau menyentuhnya?”

Baekhyun mengangguk, “Aneh sekali kan? Aku benar-benar tidak bisa memahami gadis itu. Gadis lain yang ku kenal bahkan meminta untuk bergandengan tangan denganku ataupun merangkul. Tapi gadis itu benar-benar berbeda.”

“Itu bukan hal yang aneh Baek. Dia beragama islam. Jadi dia bereaksi seperti itu ketika kau menyentuhnya.”

“Islam?” tanya beberapa dari mereka dengan wajah kebingungan. Bahkan Do Kyung Soo dibuat hingga menghentikan mengunyah makanannya. Mereka baru mendengar kata itu dari Chanyeol saat ini.

“Kau sama sekali tidak boleh menyentuh mereka apalagi memeluk. Itu adalah kesalahan besar. Mereka sangat menjaga diri dari lawan jenis mereka. Maka dari itu jangan coba-coba untuk menyentuhnya.”

“Bagaimana kau tahu itu semua hyung?” tanya Kim Minseok tanpa beralih dari mangkuk di hadapannya.

“Aku lebih pandai dari kalian.”

Baekhyun mengerucutkan bibirnya. “Ya baiklah kau memang lebih pandai dari kami hyung, dan aku tidak suka itu.”

DON’T TOUCH ME—CRYSTALZARRA

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Don't Touch Me | Chapter 1"

Post a Comment