Cinta akan bisa membimbingmu menuju jalan yang seharusnya, kepada siapa kau harus hidup, dan alasan apa kau harus memilihnya. Jadi percayakan itu semua pada cinta.
Chaewon menatap bingkai foto yang ada ditangannya. Foto Joonmyeon yang sangat kalem dengan senyum yang tidak bisa dibilang lebar. Mereka resmi berpacaran dua bulan yang lalu. Entahlah apakah hal ini benar atau tidak. Tapi selalu ada sesuatu yang mengusik hati Chaewon. Itu tentang Yi Xing. Mereka belum putus sampai sekarang. Chaewon belum mengatakan semuanya karena pemuda itu belum kembali dari China.
Tapi Joonmyeon, dia sangat baik. apa yang harus dilakukan Chaewon kali ini?
Kim
Joon Myeon / Suho (EXO)
Moon
Chaewon
Zhang
Yi Xing / Lay (EXO)
Romance
| PG | Chapter 2/3 | Zilian Artwork | Crystalzarra,2015
Previous
post : 1
LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA
Mentari bersinar cukup terang pada siang hari ini. Suhu
menyengat, terik matahari yang membuat kulit siapa saja seketika berkeringat.
Tak luput dengan dua orang yang sedang asik menikmati lemonade ice yang tengah
duduk manis disalah satu kedainya.
“Hari ini sangat
panas, melebihi perkiraanku.” Ungkap Chaewon jujur sembari mengusap setiap
peluh yang menetes dari dahinya. Beberapa kali ia mengibas-ibaskan tangannya di
udara, guna mencari angin yang setidaknya bisa mengurangi sedikit hawa panas
siang ini.
Terlihat sangat jelas dari raut wajahnya yang
kelelahan, dan wajah yang cenderung memerah dan agak pucat. Gadis itu tetap
mencari angin dari kibasan tangannya. Joonmyeon yang melihat itu merasa
kasihan. Pemuda itu pun memutuskan untuk berpamitan.
“Chae, aku ingin pergi sebentar. Kau tunggulah disini,
jangan pergi kemana-mana.” titahnya.
Chaewon hanya mengangguk. Ia masih sibuk menghapus
keringat yang tak juga berhenti. Bahkan pakaian belakangnya sudah hampir basah
bulat. Ia benar-benar tidak kuat hari ini. Padahal sebelumnya ia tak pernah
merasakan panas yang begitu terik hingga membuatnya bermandikan keringat di
siang bolong. Ia pun menyeruput lemonade ice yang sudah hampir habis untuk
mengurangi rasa dahaga yang lekat.
Tak lama kemudian, hanya sekitar lima belas menit
pemuda itu pergi, sekarang ia telah kembali dengan kipas besar yang berada di
tangan kirinya. Joonmyeon tampak kelelahan bahkan keringatnya memenuh di
sekujur tubuh dan nafasnya tak beraturan. Ia terlihat seperti orang yang habis
ikut lari marathon.
“Kau dari mana saja, Suho-ya? kenapa kau membawa kipas
besar itu? Dan kenapa kau tampak kelelahan? Apa kau habis berlari ya?’
Joonmyeon atau yang lebih akrab disapa Suho itu tertawa
kecil menanggapi segerombolan pertanyaan yang terlontar dari bibir gadisnya,
“Kau bertanya atau ingin menodongku, eoh? Tanyakan satu persatu saja chagi-ya.
Ini, kubawakan kipas untukmu. Daripada kau mengibas-ibaskan tanganmu yang belum
tentu menghasilkan angin, lebih baik kau menggunakan benda ini.”
“Gomawo Suho-ya. Aku tidak menyangka kalau kau pergi
hanya untuk membelikanku benda ini. Mm.. memangnya kau beli dimana? Bukannya
disekitar sini hanya ada orang berjualan minuman dan makanan saja?”
Suho mengangguk, “Kau benar, dan apa kau tahu, aku
harus berlari sampai jembatan supaya bisa mendapatkan kipas ini. Dan kau tahu
kan kalau jarak jembatan dan kedai ini sangat jauh?”
“Lalu kenapa kau melakukannya, kau pasti lelah kan?
Duduklah, biar aku yang mengipasimu.”
Suho hanya menurut, ia menempati kursi yang diam manis
disampingnya, kemudian sedikit menyeruput lemonade ice yang sebenarnya sudah
habis dan menyisakan es batunya saja. Angin-angin kecil mulai keluar, Chaewon
sudah memulai untuk mengipasinya dengan senyum yang melekat dibibirnya.
“Hentikan chagi-ya,” Suho meraih kipas itu dan
bergantian mengipasi kekasihnya.
“Suho-ya,” panggil Chaewon. Ketika mendengar suara
gumaman pemuda itu, Chaewon kembali melanjutkan ucapannya, “Ayo kita pergi ke
Jeju Island, mungkin kita bisa lebih leluasa disana tanpa adanya pengawasan
eomma dan appa. Terkadang aku merasa risih dengan mereka.”
Suho terdiam sejenak, memikirkan usulan yang diajukan
Chaewon. Memang benar apa kata gadis itu, eomma dan appa sering mengawasi
mereka berdua. Meskipun terkadang mereka memakai penyamaran, tapi tetap saja
Chaewon dan Suho bisa mengenali mereka.
Meja nomor dua yang berjarak cukup dekat dengan meja
yang ditempati pasangan itu, terdapat dua orang wanita yang duduk mengintai
mereka. Adalah Nyonya Moon dan Nyonya Kim, ibu dari masing-masing mereka. Suho
melirik sekilas menatap wanita-wanita itu, kemudian beralih menatap Chaewon.
LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA
Chaewon tertawa
lebar ketika menyadari bahwa dirinya sudah tiba di pulau Jeju bersama Suho.
Akhirnya ia bisa merasakan kebebasan tanpa pengawasan dari orangtuanya ataupun
orangtua Suho. Angin sore ini bertiup agak kencang, memainkan rambutnya yang
panjang. Chaewon merentangkan tangannya lebar-lebar, membiarkan angin sore
menghantam tubuhnya.
“WHOOAA!!” teriaknya begitu bebas.
Suho hanya mampu tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan
yang diluapkan oleh Chaewon. Ia juga merasa bebas, tapi tidak berperilaku
seperti Chaewon. Bahkan gadis itu tidak merasa malu sekalipun diantara
keramaian tempat ini.
“Suho-ya,
cobalah berteriak disini. Kau harus mencobanya, luapkan segala emosimu disini.
Ini sangat membantu, kau harus tahu ini.” Tawar Chaewon dengan tawa yang tak
kunjung pudar.
Suho menolak dengan tegas, “Aku tidak akan melakukan
hal itu, disini sangat ramai kau tahu kan Chae?”
Chaewon memanyunkan bibirnya, “Ayolah Suho-ya, tolong
sekali saja. Kau harus melakukannya, ini adalah bagian dari kencan kita.
Cepatlah!”
Kencan? Sebelum ini Chaewon tak mengatakan kalau
liburan ke pulau Jeju adalah bagian dari acara kencan mereka.
Chaewon tak henti-hentinya menyuruh Suho untuk
berteriak, tapi pemuda itu tetap saja menolaknya. Mungkin karena sudah lelah
menolak dan berdebat dengan gadis keras kepala seperti Chaewon, akhirnya Suho
mengiyakannya.
“Letakkan tanganmu seperti ini Suho-ya,” papah Chaewon
sembari membenarkan tangan Suho yang sudah hamir sempurna menempel diantara
bibir tebal Suho. “Teriaklah! Katakan semua yang ingin kau katakan.”
LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA
Seorang pemuda
yang menenteng kamera digitalnya terus berjalan menyusuri trotoar seorang diri.
Memotret adalah hobinya sejak duduk dibangku SMA, dan yang menjadi favoritnya
adalah memotret seorang gadis yang sampai kini menjadi kekasihnya. Terkadang
jika membayangkan wajah gadis itu, Lay akan tertawa atu mungkin juga bersedih
karena ia belum juga bertemu dengan gadisnya selama lima bulan terakhir.
Pemuda itu membenarkan kemeja bergaris-garis yang
melekat di tubuhnya, kemudian meraih kameranya dan mengarahkan kepada obyek
yang dirasa menarik.
CLAP!
CLAP!
Lay melihat
hasil beberapa jepretannya sebentar sebelum memfokuskan diri pada obyek
selanjutnya. Ia men-zoom kameranya, dan obyek kali ini yang ditangkap kameranya
adalah sepasang –namja dan yeoja- yang sedang berbahagia di dekat jembatan.
Refleks saja bibirnya tertarik keatas, melihat itu ia menjadi teringat dengan
Chaewo –kekasihnya- namun ketika ia melihat seorang gadis berambut panjang
disana, ia merasa bahwa gadis itu adalah Chaewo.
Lay melepas fokus kameranya, kemudian berlari untuk
mendekati gadis itu. Ia harus memastikan kalau dia adalah Chaewo atau bukan.
“NAEGA SARANGHAE CHAEWON-YA! NEOMU NEOMU SARANGHAE!”
Lay menahan langkahnya ketika mendengar teriakan yang
dilontarkan oleh pemuda yang berdiri disamping gadis yang ia yakini sebagai
Chaewo.
Jadi apakah dia benar-benar Chaewo, kekasihku?
LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA
Tawa renyah di bibir
Chaewon seketika terhenti ketika menangkap sosok pria yang amat
dikenalinya. Ya, kalau tidak salah pemuda itu adalah Zhang Yi Xing –kekasihnya-
yang sudah lama tidak berjumpa dengannya.
Pemuda itu juga menatapnya, seperti menyadari sesuatu
hal. Sepasang mata Chaewon tak bisa berhenti untuk mengamati pemuda itu, pemuda
yang ia yakini adalah kekasihnya.
“Bagaimana Chae, aku sudah melakukannya kan?”
Merasa tak
direspon, Suho melihat kearah pandang Chaewon. Ia bisa menangkap sosok pemuda
yang juga menatap Chaewon di seberang sana. Tapi siapa laki-laki dengan kamera
ditangannya itu? Memangnya dia mengenal Chaewon, dan apakah Chaewon mengenal
dirinya?
Kejahilan Suho pun muncul bagai petir di siang bolong,
ia langsung mendaratkan sebuah kecupan ringan di pipi kiri gadisnya yang
–sepertinya- sedang melamun.
Chaewon terkesiap ketika merasakan basah di wajah
kirnya, ia menatap Suho tajam. Kemudian beralih lagi untuk melihat pria di
seberang. Namun orang itu sudah berjalan menjauhinya.
Ini tidak bisa
dibiarkan, aku harus mengejarnya!
Chaewon berlari untuk mengejar namja itu. Tanpa
memperdulikan Suho yang bingung dengan apa yang sedang terjadi.
“Lay-ah! Yi Xing-ya! Berhenti!”
LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA
0 Response to "Lost In Love | Chapter 2"
Post a Comment