Dandelion Wish


My only hope, the dandelion...

AOA’s Kim Chan Mi and UP10TION’s Kim Wooshin | Sad | PG | Drabble | Taevii Artwork | Aaratae,2015

Chanmi menelusuri padang rumput yang cukup luas diatas bukit. Dengan secuil harapan yang masih melekat pada kepercayaan hatinya, ia sanggupi untuk melangkah tiap tanjakan yang menguras lebih banyak tenaga.

Setiap jalan yang Chanmi lewati banyak tumbuhan liar yang meliuk-liukkan raganya mengikuti arah tiup angin. Juga banyak bunga dandelion yang tiap jengkalnya berserakan diantara udara. Warna putihnya menari-nari di sekeliling tubuh Chanmi seakan-akan sedang mengawalnya.
 
Sejenak gadis itu terpaku pada tumpuannya yang tak sejajar. Berdiri diantara permainan bunga mungil yang mudah rapuh itu. Aliran udara membelai wajahnya lembut, juga mengusap rambut hitam legamnya dengan damai.

Napas Chanmi tertahan ketika mengingat memori miris yang pernah ia rasakan beberapa tahun silam. Saat-saat itu adalah waktu yang paling berat dalam hidupnya. Tentu saja, bagaimana tidak? Ia telah kehilangan seorang lelaki yang amat ia cintai ketika hanya tinggal selangkah lagi dunia akan mempersatukan mereka dengan ikatan suci.

“Wooshin, can you back to me now?” lirih Chanmi seraya memandang warna keemasan yang melekat pada lapisan langit yang menaunginya.

Kedua tangan Chanmi menggenggam setangkai bunga dandelion. Perlahan ditutupnya kelopak mata seraya membisikkan secercah harapan yang terbenam dalam hatinya.

Wooshin, aku mohon kembalilah. Cukup sedetik untuk yang terakhir kali.

“Chanmi, I’m here.”

Kelopak mata Chanmi tergerak hingga perlahan dapat ia tangkap sosok yang selama ini ia rindukan.

Lelaki yang berada tepat di depan Chanmi itu tersenyum ramah, “Don’t be sad, I’m always on your heart and always by your side.

Hening. Hanya sesekali angin bertiup memainkan anak rambut Chanmi.

I love you.. yes you.”

Lengan Chanmi mencoba meraih tubuh Wooshin yang semakin memudar tertiup angin tetapi semua angannya nihil. Ia tak mampu melakukannya.

Chanmi merunduk layu. Perlahan kelopak matanya kembali menutup. Dan ketika telah rapat sempurna, sebulir air bening bergulir tenang di permukaan lembut wajah putihnya.

“Wooshin, I believe you,” bisiknya.

Chanmi meniup bunga dandelionnya hingga warna putih tiap bagiannya beterbangan mengikuti arah angin yang dengan ramah membawanya kepada tempat yang lebih baik.

FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dandelion Wish"

Post a Comment