All of Sudden #4



RV’s Wendy, Irene and NCT’s Taeil, Taeyong, Doyoung
P
G | Romance, friendship, entertainer life, etc | Chapter (4/unknow)
Aya
me Yumi
 @PosterChannel | Gdgirlshv
©2015-2016


                     Kepergian gadis cantik itu menyisakan keberadaanku dan Taeyong. Hanya kami berdua di tengah riuh ramai kesibukan orang-orang. Sekilas aku melirik Taeyong canggung. Ada perasaan ingin membuka percakapan, tetapi entah mengapa rasanya sulit sekali memilah kata yang cocok.

“Bagaimana kalau kita duduk di sana dulu?”

Kepalaku langsung terangkat cepat, “Ah, tidak, tidak usah. Aku akan langsung pulang saja.”

“Di luar masih hujan, Wendy. Jika kamu tetap bersikukuh untuk pulang, mungkin esok hari kau akan sakit. Sudahlah, tak ada salahnya juga kan duduk di sana?” ujarnya seraya menunjuk salah satu tempat yang tak terlalu ramai, “Lagipula kau juga bisa melihat betapa menariknya konsep video klip ini,” katanya sambil menatapku dengan rinai wajah yang lucu. Membuatku mengeluarkan sedikit tawa kecil.

“Baiklah, jika kau memaksa, Taeyong-ssi,” jawabku akhirnya dihiasi senyum tipis.

ALL OF SUDDEN—GDGIRLSVH
               
Entah mengapa akhir-akhir ini aku sering datang ke lokasi syuting video klip Taeyong. Sekadar untuk membawa beberapa keperluan Joohyun yang tak sempat ia siapkan atau yang ketinggalan di hotel. Meski begitu aku tak merasa repot atau marah, lagipula hitung-hitung mengisi waktu senggang. Pekerjaanku telah diambil alih lagi oleh mbak Maya, so, aku bisa menikmati cuti yang kuambil.

Semakin ke sini, aku dan Taeyong menjalin pertemanan yang baik, mungkin juga dikarenakan Joohyun yang sering mengajak kami bertiga mengobrol bersama saat break syuting. Hah, ternyata penantianku di sana tidak sia-sia: biasanya aku harus duduk tanpa ada kerjaan, melihat lalu-lalang kru, atau membantu Joohyun menghapus make up—satu-satunya yang berguna tatkala aku berada di sana.

“Wen.” Taeyong melempar sekaleng cola padaku, lantas mengambil tempat duduk di sebelahku. Aku hanya tersenyum menanggapinya sambil menggenggam kaleng dingin itu, “Pasti kamu bosan kan? Kenapa tak ikut membantu saja?”

“Memangnya boleh?” tanyaku tanpa selera.

Taeyong mengukir senyum di bibir saat jemarinya tengah membuka kaleng cola, “Tentu saja boleh, kenapa tidak? Kalau kau ikut membantu, kan pekerjaan ini bisa segera berakhir,” jelasnya sambil mengganti cola yang kugenggam dengan cola yang telah Taeyong buka. “Minum ini, aku memberimu cola bukan hanya untuk digenggam.”

Bibirku mengembangkan senyum, kemudian meneguk cola di tanganku setelah melihat Taeyong meminum cola miliknya—atau milikku.


Ok! Bagus untuk hari ini, kalian sudah bekerja keras,” seru seorang pria yang merupakan sutradara yang bertanggung jawab akan video klip Taeyong kali ini.

“Hari ini kau bekerja keras Joohyun-ssi. Aku mengandalkanmu.”

Joohyun tersipu mendengarnya, “Ah, tidak kok, Sutradara Lee, Taeyong juga bekerja keras untuk ini, dan juga kalian semua. Terima kasih atas bantuannya,” katanya sambil  sedikit membungkukkan badan.

Sutradara itu tertawa kecil. “Sebenarnya Taeyong hanya terlalu banyak bermain-main, dia membuatku kesal,” katanya seraya menggeleng-gelengkan kepala. “Memangnya siapa gadis itu?”

Joohyun mengerutkan kening. “Maksud Anda?”

“Dia yang di sana, sedang bersama Taeyong,” jelasnya sambil menunjuk keberadaan gadis berpakaian kasual. “Apa dia yeojachingu[1] Taeyong? Mereka terlihat sangat akrab.”

Raut wajah yang semula bersinar kini berubah, Joohyun menatap gadis yang dimaksud oleh Sutradara Lee dengan pandangan kurang suka. “Ah, dia hanya seorang teman.”

“Benarkah? Bukankah kau cemburu? Aku bisa melihat dari matamu.”

“Ah aniyo[2]! Ani.. aku tak suka padanya. Apa sih yang Anda bicarakan? Cemburu apanya,” elak Joohyun yang justru menampakkan rona merah di kedua sisi wajahnya yang manis. Sutradara Lee hanya tersenyum menanggapi hal itu kemudian berlalu.

Gadis bermarga Bae itu memandang Taeyong yang tengah tertawa lepas. Mengapa hatinya terasa tercabik? Bahkan pemuda itu tak mampu mengumbar tawa lebar dengannya.

“Hei, Joohyun-ah! Mengapa kau diam di sana? Kemarilah, gabung bersama kami!”

Joohyun tersenyum sumringah menghampiri mereka. “Kalian berdua semakin akrab saja, sampai membuat gadis yang cantik ini terlupakan,” candanya. “Wendy, bagaimana dengan pekerjaanmu?”

“Tidak ada masalah, lagipula aku sedang cuti, seniorku sudah mengurus semuanya.”

“Ohh, baguslah kalau begitu, maka kau bisa ke mari tiap waktu kau mau,” ujarnya sambil menyunggingkan senyum simpul. “Taeyong-ah, berhubung hari ini kita selesai cepat, bagaimana kalau kita makan di luar bersama?”

Sebelah alis Taeyong terangkat. “Makan di luar? Kita ini artis Joohyun-ah, bagaimana mungkin kita makan di luar sembarangan?” Joohyun menampilkan raut kecewa mendengarnya.

“Bagaimana kalau makan di flatku? Aku bisa memasak untuk kalian,” cetus Wendy bersemangat.

Taeyong mengangguk-anggukkan kepala. “Boleh juga.”

Ok! Let’s Go!”

Melihat Wendy yang terlalu bersemangat membuat Joohyun tersenyum kecut. Ditambah lagi Taeyong juga terlihat amat senang sampai binar di matanya terlihat. Lagi-lagi ada rasa yang berkecamuk hebat di dada Joohyun. Perasaan cemburu, mungkin. Seketika perbincangannya dengan Sutradara Lee terngiang di kepalanya.

Apa dia yeojachingu Taeyong? Mereka terlihat sangat akrab. Susah payah Joohyun membuang ingatan itu, tetapi memang sulit. Lantas jika Taeyong dan Wendy saling menyukai, apa haknya untuk cemburu? Semakin memikirkannya hanya membuat hati serta kepala Joohyun memanas. Bahkan sempat terlintas untuk membuat hubungan mereka retak, jika perlu sampai hancur sekalian. Tapi hal itu terlalu jahat. Apalagi hanya karena masalah sepele.

Bagaimana mungkin aku bisa berpikiran sejahat  itu terhadap Wendy? Joohyun sadarlah! Wendy adalah sahabatmu sendiri, batin Joohyun dalam hati sambil memukul-mukulkan tangan ke kepalanya.


—TBC


[1] Pacar (perempuan)
[2] Tidak (formal)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "All of Sudden #4"

Post a Comment