Luhan, OC’s Kiara | PG | Chapter (7/unknow) | Romance, friendship
Jakarta,
10 Juli Konser EXO
Tatyana dan Aliza pergi ke
tempat konser itu lebih awal. Ia sengaja agar mendapatkan tempat yang
strategis. Hari ini adalah hari penentuannya. Jam masih menunjukkan pukul 09.00
pagi, sedangkan konser itu diselenggarakan pukul 12.00 malam nanti. Untung saja
mereka tidak sedang salat. Jadi, konser ini tidak akan menganggu ibadahnya.
Mereka mulai menyiapkan peralatan. Tulisan berjalan yang dibuat oleh om Danang
sudah berada di genggamannya. Tempat duduk mereka berada di barisan tengah,
jadi, ini adalah tempat yang strategis. Personil EXO akan mudah untuk membaca,
atau lebih tepatnya Lay. Ya, target mereka adalah Lay. Itu sebabnya tulisan
yang digunakan adalah huruf China.
Aliza dan Tatyana sedang mempersiapkan peralatan. Mereka
mengecek apakah semua berfungsi dengan baik. para EXO-L sudah banyak yang
datang, mereka membawa spanduk dan penerangan konser diselenggarakan indoor.
Ketua panitia fansclub,
Tasya, saat ini juga sedang berada di tempat yang sama bersama mereka. Itu
berguna untuk mengkoordinasi EXO-L lain. Jangan bayangkan bahwa seluruhnya
membawa handy talky sebagai pertukaran informasi. Hanya dua orang saja yang
menggunakan benda. Nah, dua orang itulah yang akan mengomando kelompok EXO-L
satu dari dua.
@CHINA
Kiara segera menuju tempat
yang ditunjukkan alat pelacak itu. Setelah menggunakan berbagai macam angkutan
dan berjalan jauh, ia pun semakin dekat dengan lokasi. Warna merah yang
berkedip-kedip itu berubah menjadi hijau. Kiara yakin, itu adalah pertanda
jikalau tempat itu sudah semakin dekat.
Kiara berada di depan sebuah apartemen. Apartemen itu
benar-benar besar. Beda dengan apartemen Luhan. Setelah berjalan, tombol hijau
itu berubah menjadi panah. Dan tanpa tunggu apapun, Kiara langsung mengikuti
arahnya. Ia yakin, tanda panah itu pasti menunjukkannya pada Tao.
@JAKARTA
Konser sudah berjalan
sekitar setengah jam. Tatyana tak henti-hentinya meneriaki nama Baekhyun.
Sementara Aliza hanya menikmati sekenanya saja. ia merasa ada yang kurang, lalu
ia berpikir apa sebenarnya yangs salah. Ia pun mengurutkan rencana-rencana,
mencari apa yang salah.
Tatyana melirik arlojinya, sudah jam segini ternyata,
pikirnya.
“Tasya!” teriak Tatyana.
“Iya?”
“Bantu aku! Ketika Lay berada di tengah situ, tolong
beritahu mereka untuk meneriakan kata ini.” Lalu Tatyana membisikkan sesuatu ke
telinga Tasya.
“Oke.” Tasya langsung bicara di HT-nya.
Setelah salah satu dari mereka mendengar perintah,
coordinator itu segera membisikkan kepada sebelahnya, hinggab pesan itu
berjalan mengular yang berjalan entah kapan ujungnya.
Lay berjalan mengelilingi panggung sambil bernyanyi
kemudian berhenti tepat di tengah panggung berdua dengan Baekhyun.
Tatyana dan Tsya saling pandang sejenak sebelum
menganggukkan kepala. mereka meneriakan kata-kata itu. tulisan berjalan itu
diangkat oleh Tatyana dan Tasya setinggi mungkin. Aliza dan EXO-L yang berada
di dekat mereka segera mengatakan hal yang sama. bahkan EXO-L yang tidak
tahu-menahu pun turut serta meneriaki kata itu.
Ekspresi wajah Lay berubah. Ia mendengar bahasa China
yang berkata ‘bacalah tulisan did epanmu!” namun ia belum menemukan apapun. Lay
menengok ke sana-ke mari, mencari tulisan yang dimaksud. Lay kebingungan karena
yang dia lihat hanya papan biasa yang bertuliskan nama-nama member. Hingga ia
melihat sesuatu yang berbeda. Tulisan merah berjalan dan menggunakan bahsa China.
Lay tak bisa membaca dengan fokus karena ia harus
berkonsentrasi dalam lagunya.
“Aliza, sebentar lagi, bersiaplah.”
“Ok. Ini juga udah siap-siap kok.”
Untung saja bagian menyanyi Lay sedikit, jadi dia bisa
membaca tulisan yang berbunyi: Lay ketika kau melihat video ini, bisakah kita
bertemu sebentar? Aku menunggumu di belakang panggung.”
“Al, sekarang!”
Aliza bergegas mengode mbak Rinai dengan meneleponnya
yang langsung direspon kilat.
“Aliza ambil alih.”
“Semoga berhasil,” ujar Aliza memberi semangat.
Lay semakin bingung. Video apa? saat Lay sedang
kebingungan, tiba-tiba musik mati, semua member terkejut. Mereka khawatir
sesuatu yang buruk terjadi di konsernya ini. sehartusnya mereka memberikan
penampilan terbaik bukannya ada kesalahan teknis begini. Tak hanya itu, panitia
penyelenggara juga kebingungan, tak tahu apa yang terjadi. Setelah saling
menyalahkan antarpanitia, mereka pun segera berlari ke belakang panggung untuk
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Para penonton juga langsung diam. Beberapa dari mereka
ada yang berpikir jikalau ini adalah salah satu kejutan member EXO. Akan tetapi
suara gemuruh penonton menginterupsi ruangan dengan berbagai kebingungan
mereka.
“Apa yang terjadi?” kalimat ini terucap oleh banyak
penonton.
Ketika seluruh orang kebingungan, mendadak background
panggung memunculkan sebuah rekaman yang sungguh mengejutkan. Di dalam rekaman
itu, duduk seorang lelaki yang familiar. Penonton pun kembali bergemuruh ricuh.
“Luhan.. bukankah itu Luhan?”
“Iya benar, itu Luhan”
Chanyeol, Lay. Xiumin, dan Sehun yang tadi hanya
menghadap ke penonton langsung berbalik menatap layar besar di sana.
“Em, sesuatu yang akan kukatakan ketika aku bertemu
lagi dengan kesembilan member.. mungkin yang pertama kukatan adalah hai.”
Ucapan Luhan terasa sangat kaku. “Aduh, tunggu dulu, kenapa aku jadi
gugup begini?” Luhan mengusap mukanya. “Bisakah kau mengulanginya? Apa tidak
bisa?” Luhan menampilkan ekspresi kaget yang lucu. “Baiklah baiklah, ekhem
ekehm..” Luhan berdeham beberapa kali.
“Halo apa kabar kalian semua? Mungkin ini sudah sangat
lama kita tidak bertemu. Itu memang waktu yang lama sekali. Sedang apa kalian?
Aku tidak tahu saat ini mungkin kalian sedang menghadiri suatu konser atau
melakukan kesibukan lainnya. Namun jangan lupa untuk beristirahat. Dan juga,
kalian harus menampilkan penampilan kalian yang paling bagus walaupun kalian
sangat letih. Aku dulu juga pernah melakukannya. Dan Suho-a, sekarang kau
menjadi satu-satunya leader, bagaimana perkembangan anak-anak nakal itu? apakah
mereka masih sering merepotkanmu dan tidak mendengarkanmu? Kau harus tetap
semangat!” Luhan mengepalkan tangannya serta memberi wajah serius yang
menggemaskan.
“Chanyeol apa kabar? Apa sekarang kau amasih sejahil
dulu meski kau sudah tambah tuya sekarang?” Luhan tertawa. “Tetaplah menjadi
happy virus kita!” uara Luhan agak serak, air mata menggantung di pelupuknuya.
“Baekhyun-a, selalu berikan semangat pada member lainnya, aku tahu kau periang
dan sangat cerewt..”
@China.
Kiara memencet bel
apartemen. Setelah menunggu agak lama, tak ada respon sama sekali. Seingatnya,
alat pelacak mungil itu ia tempelkan pada gelang Tao. Seharusnya Tao ada di
apartemen ini kalau alat itu menunjukkan bahwa gelang itu ada di dalam, kecuali
kalau dia tak memakainya sih. setelah mencoba bersabar menunggu dan berjalan
mondar-mandir di depan pintu, akhirnya Kiara memutuskan pergi saja.
Di tengah jalan, ia menerima pesan video dari Aliza.
Konser EXO, gumamnya lemah. Kemudian ia membuka video itu. ternyuata ituy
bagian dari rencananya, terlihat rekaman video Luhan sedang diputar. Entah
kenapa ia iseng membuka akun instagramnya. Dan di sana sudah terdapat video Luhan
yang menyebar.
Yah, memang para penonton benar-benar merasa trharu,
rindu, sekaligus senang. Makanya mereka tak tanggung-0tanggung menguploadnya di
sns. Mereka pasti bertanya-tanya
bagaimana bisa video Luhan bisa terputar di situ, kecuali kalau pihak agensi
memang sengaja.
Kembali ke China. Kiara memutuskan menunggu Tao di luar
apartemen. Ia yakin, usahanya ini tak akan berujung sia-sia. Dan benar saja,
tak bverapa lama kemudian ia melihat Tao yang sedang berjalan menuju gedung
apartemen. Sepertinya dia habis pergi ke luar. terlihat tidak ada gelang yang
melingkar di tangannya.
“Pantas saja,” gumam Kiara.
Saat Tao hendak membuka pintu gedung, Kiara
memanggilnya tak tanggung-tanggung. “TAO_SSI!” Tao berhenti dan menoleh ke
arahku yang berada tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Tao ingat jelas siapa wanita ini. “Apa yang kau lakukan
di sini? Bagaimana kau tahu tempat tinggalku? Jangan-jangan kau..” belum usai
dengan kalimatnya, Tao buru-buru masuk ke dalam. Namun Kiara bukanlah gadis
yang mudah menyerah. Ia terus memanggil nama Tao dan mengejarnya. Tao masuk ke
dalam lift dan dengan gerakan kilat menekan tombol berulang kali. Kiara mencoba
merperlebar langkahnya.
“Tao-ssi!
Biarkan aku bicara!” dan sialnya, pintu lift itu tertutup sebelum Kiara tiba di
depan pintu. Tak hilang akal, Kiara langsung menelusur lift lain, tapi
sayangnya semua lift sudah tertutup. Tak mau membuang waktu, Kiara pun memilih
mengerahkan tenaganya untuk menaiki anak tangga darurat yang jumlahnya
naudzubilah.
“Gawat! Ini tidak akan berhasil,” ujar Kiara di sela
larinya. Sempat timbul keraguan di dalam
hatinya, apa aku memang harus melakukan ini? semua ini akan berhasil kan?
Kiara memukul kepalanya, jangan bodoh, Ra! Semua ini
kulakukan demi mereka, persahabatn-kekeluargaan –keutuhan mereka tak boleh
terputus begitu saja. Iya, Ra.. aku
harus semangat!
Kiara tiba di lantai atas dengan keringat bercucuran
hampir di setiap jengkal wajahnya. Ia berhenti sejenak sambil mengatur napasnya
yang terengah-engah. Lantas ia berlari ke apartemen Tao dan menekan bel
berulang kali seraya sedikit bereriak.
“Tao-ssi, aku
mohon dengarkan aku dulu. tolong buka pintunya, Tao-ssi!”
“Tao-ssi, kau
tak mau membukanya?”
“Tao-ssi!
Dengarkan aku, Tao-ssi!”
“Tao-ssi, aku
bisa membantumu!”
Lama-kelamaan telinga Tao terasa panas juga mendengar
suara teriakan beserta bel itu. Merasa tak tahan lagi, Tao pun menyerah dan
membuka pintu apartemennya.
“Sudah kubilang, sebaiknya kau pulang saja!” kata Tao
sedikit emosi kemudianbersioap menutup
pintunya lagi. Kiara yang tahu itu segera menjepitkan kakinya di celah pintu
sehingga Tao gagal untuk menghindarinya lagi. namun kaki Kiara terkena benturan
agak keras dan terjepit, membuanya mengerang lirih. Tao yang sudah jengkel dengan
kelauan wanita-asing-ini, yang lebih parah dari sasaeng fansnya, kemudian
membiarkan Kiara memberikan penjelasan.
“Masuklah, tidak enak kalau di lihat orang,” ucap Tao
sambil membuka pintunya agak lebar. Walaupun raut mukanya tidak welcome sama
sekali.
Kiara segera beringsut masuk dengan tertatih. “Tao-=ssi,
aku mohon bekerja samalah denganku.”
“aku tidak bisa percaya padamu. Lagipula, aku sudah
mengatakannya kan? mereka adalah masa laluku dan sekarang aku harus fokus pada
kehidupanku saat ini.”
“Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu
percaya? Sungguh, aku tidak sedang berbohong.” Kiara mengatakannya dnegan
frustasi. Hening sejenak sebelum akhirnya Kiara teringat dengan video Luhan
yang tersebar di internet.
Saku celana jinsnya, ia rogoh dan sebuah ponsel berada
di tangannya. Kiara membuka akun snsnya lalu memberikan ponselnya pada Tao.
“Ini, lihatlah. Ini baru saja diposting satu jam yang lalu.”
Awalnya Tao tak berminat sama sekali hingga Kiara harus
sedikit memaksanya. Dan ketika suara familiar menyapa gendang telinga Tao,
barulah ia mau memperhatikan dengan seksama video yang diputar itu.
Kening Tao berkerut, kedua alisnya saling bertaut. “Gege.. Luhan-ge.. apa yang terjadi? Luhan-ge..
video di konser..?”
“Saat ini EXO sedang menggelar konser di Indonesia,
negaraku.” Kiara mulai menjelaskan pelan-pelan apa tujuannya menemui Tao-bagaimana
video Luhan ada di konser EXO-dan semua hal yang perlu dijelaskan. Bagaimana
selanjutnya, Tao tak percaya. Bagaimana mungkin gadis kekanak-kanakan ini bisa
melakukan itu semua?”
“Aku tahu di mana Luhan berada,” ujar Kiara. Tao
menatap Kiara sejenak. Seolah tengah mencari tahu bahwa yang diucapkan gadis
itu serius.
Tanpa pikir
panjang, Tao langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya. “Antar aku ke sana.”
“Tao-ssi,
masalahnya sekarang adalah.. aku tak tahu di mana Kris-ssi. Dan kita harus menemukannya,” kata Kiara di sela-sela langkah
mereka keluar gedung apartemen mewah ini. kemudian Tao berhenti, yang sontak
membuat Kiara menoleh padanya. “Apa?”
@Jakarta, konser
EXO.
Tatyana menunggu Lay di belakang
panggung. Gara-gara video Luhan tadi, konser EXO jadi sedikit terganggu. EXO
pun diberikan waktu untuk istirahat dulu.
Nampak Lay sedang berbisik kepada Suho. Entah apa yang
mereka katakan, tapi kemudian Suho mengangguk. Dan Lay berlari ke belakang
panggung. Aliza sudah mengetahui ada sesuatu yang kurang, ia segera
mengantisispasi itu. untungnya di zaman sekarang semua serba cepat dan instan,
ini memprmudah sekali.
Tatyana yang harap-harap cemas menunggu kehadiran Lay
akhirnya dapat bernapas lega. Pemuda itu berjalan menghampirinya dengan
terhgesa.
“Annyeong, Lay-ssi.”
“Annyeong haseyo,”
balas Lay sopan.
“Lay-ssi,
saya Tatyana. Aku ingin mempertemukan kalian dengan ex-member. Itu adalah
tujuan kami. kami ningin kalian dapat bertemu dan berkumpul lagi seperti dulu.”
Lay terdiam sebentar. Seolah kalimat Tatyana barusan
hanyalah sebuah lelucon.
“Kumohon percayalah. Bukankah kau telah melihat rekaman
Luhan tadi? Video itu direkam oleh sepupuku. Ia tahu dimana Luhan sekarang.”
Dwimanik Lay yang indah menyiratkan kekecewaan. “Kami
tidak akan bsia pergi, managemen kami tidak akan membiarkan.”
“Kami tahu. Maka dari itu, kami telah mempersiapkan
dengan matang. Setelah konser ini berakhir, kalian akan langsung kembali ke
hotel, bukan?”
Lay mengangguk.
“Di mana hotelnya?” kemudian pemuda berwajah lugu itu
menyebutkan nama hotelnya. “Baiklah, aku mengerti. Sekarang yang harus kalian
lakukan hanyalah mengikuti rencana kami saja.”
Lay mengangguk-anggukkan kepala.
Tatyana benar-benar grogi saat melakukan konversasi
dengan bintang besar seperti Lay. Kalau bukan karena misi ini, ia pasti sudah
menangis terharu-memeluk-atau bahkan pingsan. Ia bahkan tak percaya bisa
melakukan ini semua. Ia bicara dengan Lay!
@Bangku penonton.
“Tasya, kita harus segera
keluar sebelum konser ini selsai.”
“Ya, aku mengerti, sebentar lagi kita akan keluar.” Tasya
melihat jam kemudian ia mengoordinasi lewat handy-talkynya untuk meminta
beberapa EXO-L bersiap.
Aliza mengecek ponselnya yang bergetar. Satu pesan
masuk dari Tatyana yang berisikan sebuah nama jalan. jala ini pasti sudah
disterilkan demi keamanan EXO, pikir Aliza.
@China.
Tao dan Kiara berada di
lobby hotel. Mereka sedang menunggu seseorang di sana, tapi tampaknya menunggu
bukanlah hal yang bagus. Tao pun merogoh
sakunya dan menekan layar ponsel beberapa kali. Sedangkan Kiara hanya
mengamatinya tanpa berniat mengganggu.
Pemuda jangkung itu mencoba menghubungi Kris. Tao
sempat bercerita beberapa hal pada Kiara selama di jalan tadi. Dia bilang,
beberapa bulan lalu ia bertemu dengan Kris di sebuah acara dan mereka saling
bertukar nomor. Yah, intinya mereka berdua tetap saling berhubungan hingga
sekarang.
Kiara mengalihkan pandangannya melihat sebuah TV yang
ada di lobby. Ia sama sekali tak tahu-menahu apa yang dibicarakan oleh pembawa
acara di salah satu stasiun tv China itu.
Kiara kembali mengubah fokus matanya. kini ia mengamati Tao lagi,
sepertinya dia belum berhasil menghubungi Kris.
Kiara menghela napas gelisah. Ia tidak mau semua
rencananya berantakan setelah sejauh ini. Kiara sedikit mengeluh kesakitan,
merasakan kakinya yang terasa semakin y=nyeri saja. sepertinya kakjnya yang
malang sudah mulai membengkak.
Pandangan Kiara dialihkan lagi pada layar televisi. Ada
acara talkshow di sana. Tiba-tiba saja ia jadi rindu dengan Luhan. Sore ini Luhan
juga diundang ke acara talkshow China, jam 05.00 sore, tepat sekarang ini.
pembawa acara isepertinya sedang memanggil bintang tamunya, Kiara mencoba
menebak-nebak, mengingat kalau ia tak bsia berbahasa China. Kemudian seorang
pemuda bertopi merh dengan menggunakan jaket bisbol masuk ke panggung.
“Itu Kris!” seru Kiara dalam hati. Sontak, Kiara pun
menjawil lengan Tao. “Tao-ssi, Kris-ssi
ada di sana!” Tao segera mengikuti arah tunjuk gadis itu.
“Di mana? Dia di sini?”
“Bukan, maksudku dia ada di televisi,” ujar Kiara
seraya beranjak dari sofa nyaman. “Kita tak punya waktu banyak. Ayo cepat,, itu
siaran langsung!”
“Baiklah, tunggu sebentar, aku akan mengambil mobil.
Tunggu di sini!” ujar Tao kemudian berlari melesat meninggalkan Kiara.
Kiara melirik jam. Sudah jam segini, bagaimana kabar
mereka di Indonesia ya?
@Jakarta
Konser akan berakhir
tigapuluh menit lagi. Tatyana, Aliza, Tasya, dan sekitar 50 EXO-L keluar secara
bergiliran. Kemudian mereka menuju ke suatu tempat yang sudah direncanakan.
Sebuah rencana yang agak tak masuk akal, sebenarnya. Rencana Menculik EXO.
“Kita harus segera bersiap. Tempatkan posisi
masing-masing, jangan terlihat mencolok, santai saja, beraktinglah seperti
masyarakat pada umumnya,” titah Tasya.
Aliza mengacungkan jempolnya sambil tersenyum ke arah Tasya.
“Ok, Sya, sekarang suruh 25 orang mengikutiku.”
Aliza bersama 25 orang sedang menunggu di sebuah gang
kecil yang tak jauh dari jalan utama kota Jakarta. Di sana mereka mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan. Berbagai spanduk telah disiapkan. Setelah
menunggu lama, rombongan dan mobil yang membawa EXO pun datang.
“Now!”
aba-aba Aliza.
Dan ke-25 orang itu bergegas terjun ke lapangan dengan
memamerkan spanduk-spanduk lucu mereka. Sementara sisanya—yang sebelumnya berkedok sebagai pejalan kaki—yang sudah mendapat
kode pun ikut turun ke jalan. Suasana ini membuat jalann macet. Lalu lintas
menjadi kacau. Pengendara bingung apa yang sedang terjadi. Ada yang emosi,
mengklakson berkali-kali dan ada pula yang ketakutan di dalam mobil.
Lay yang berada di dalam mobil bersama member lainnya
mengangkap kode ini. Sesuai dengan apa yag dikatakan Tatyana padanya tadi.
“Lay-ssi,
jadi begini rencananya, kami akan
menculik kalian. Jadi, jika kau melihat orang-orang yang turun ke jalan seperti
orang demo—padahal itu bukan demo, itu adalah kami. Kau dan member lainnya harus
keluar dari mobil. Aku akan menjemputmu.”
Lay segera kelur dari mobil seraya memberi kode pada
kawan-kawannya. Manager EXO yang berada satu mobil dengan mereka tampak bingung
dan meneriaki mereka supaya kembali, namun tidak ada member yang mau
mendengarkannya.
Ketika itu pula Tatyana menembus pendemo dan melambaikan
tangannya ke arah Lay seraya menghampiri mereka. Tatyana memandu mereka supaya
masuk ke dua mobil yang berbeda. Di tengah perjalanan sebelum masuk mobil, para
member berteriak penuh semangat.
“Gomawo, EXO-L!”
“Saranghae, EXO-L!”
“EXO-L is the
best!” Baekhyun berteriak paling keras sambil melambai-lambai ke arah
mereka.
Tatyana mengecek ulang member yang masuk ke dalam mobil
dengannya. Setelah dirasa benar, ia mencoba santai dan menyapa mereka. Walaupun
mereka ini artis papan atas, tak sedikitpun mereka terlihat sombong. Justru
mereka juga menyapa Tatyana dengan tak kalah antusias. Oh ya, Tatyana berada
satu mobil dengan D.O, Lay, Suho, Baekhyun, dan Chanyeol. Sementara sisanya
berada satu mobil dengan Tasya dan Aliza.
“Please use this,”
ujar Tatyana seraya memberikan dua alat yang sama dengan yang ia pakai. “Ini
adalah alat penerjemah bahasa yang bekerja dengan sensor surara. Yang saya
pakai ini menerjemahkan bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan milik
Suho-ssi dan Lay-ssi, menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Korea.
Sistemnya sudah di setting seperti
itu. Dan juga, alat ini hanya berfungsi dalam radius lima meter saja.”
“Ya, kami mengerti,” jawab Suho.
“Ngomong-ngomong, kita akan kemana?” tanya Baekhyun.
“Ke China, untuk tempat spesifiknya itu rahasia,” ujar Tatyana
sembari menyunggingkan senyuman.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama akibat
macet di mana-mana, akhirnya mereka sampai di bandara Soekarno-Hatta. Para
member segera turun dan masuk ke dalam yang diikuti oleh Tatyana, Tasya, dan Aliza.
“Astaga, kita melupakan sesuatu.” Tatyana mendesah
sambil menepuk jidatnya.
“Apa?”
—TBC
0 Response to "To Unite You Are #7"
Post a Comment