To Unite You Are #7




Luhan, OC’s Kiara | PG | Chapter (7/unknow) | Romance, friendship
Irish @PosterChannel | Gdgirlsvh©2015-2016



Jakarta, 10 Juli Konser EXO
Tatyana dan Aliza pergi ke tempat konser itu lebih awal. Ia sengaja agar mendapatkan tempat yang strategis. Hari ini adalah hari penentuannya. Jam masih menunjukkan pukul 09.00 pagi, sedangkan konser itu diselenggarakan pukul 12.00 malam nanti. Untung saja mereka tidak sedang salat. Jadi, konser ini tidak akan menganggu ibadahnya. Mereka mulai menyiapkan peralatan. Tulisan berjalan yang dibuat oleh om Danang sudah berada di genggamannya. Tempat duduk mereka berada di barisan tengah, jadi, ini adalah tempat yang strategis. Personil EXO akan mudah untuk membaca, atau lebih tepatnya Lay. Ya, target mereka adalah Lay. Itu sebabnya tulisan yang digunakan adalah huruf China.

Aliza dan Tatyana sedang mempersiapkan peralatan. Mereka mengecek apakah semua berfungsi dengan baik. para EXO-L sudah banyak yang datang, mereka membawa spanduk dan penerangan konser diselenggarakan indoor.

Ketua panitia fansclub, Tasya, saat ini juga sedang berada di tempat yang sama bersama mereka. Itu berguna untuk mengkoordinasi EXO-L lain. Jangan bayangkan bahwa seluruhnya membawa handy talky sebagai pertukaran informasi. Hanya dua orang saja yang menggunakan benda. Nah, dua orang itulah yang akan mengomando kelompok EXO-L satu dari dua.

@CHINA
Kiara segera menuju tempat yang ditunjukkan alat pelacak itu. Setelah menggunakan berbagai macam angkutan dan berjalan jauh, ia pun semakin dekat dengan lokasi. Warna merah yang berkedip-kedip itu berubah menjadi hijau. Kiara yakin, itu adalah pertanda jikalau tempat itu sudah semakin dekat.

Kiara berada di depan sebuah apartemen. Apartemen itu benar-benar besar. Beda dengan apartemen Luhan. Setelah berjalan, tombol hijau itu berubah menjadi panah. Dan tanpa tunggu apapun, Kiara langsung mengikuti arahnya. Ia yakin, tanda panah itu pasti menunjukkannya pada Tao.

@JAKARTA
Konser sudah berjalan sekitar setengah jam. Tatyana tak henti-hentinya meneriaki nama Baekhyun. Sementara Aliza hanya menikmati sekenanya saja. ia merasa ada yang kurang, lalu ia berpikir apa sebenarnya yangs salah. Ia pun mengurutkan rencana-rencana, mencari apa yang salah.

Tatyana melirik arlojinya, sudah jam segini ternyata, pikirnya.

“Tasya!” teriak Tatyana.

“Iya?”

“Bantu aku! Ketika Lay berada di tengah situ, tolong beritahu mereka untuk meneriakan kata ini.” Lalu Tatyana membisikkan sesuatu ke telinga Tasya.

“Oke.” Tasya langsung bicara di HT-nya.

Setelah salah satu dari mereka mendengar perintah, coordinator itu segera membisikkan kepada sebelahnya, hinggab pesan itu berjalan mengular yang berjalan entah kapan ujungnya.

Lay berjalan mengelilingi panggung sambil bernyanyi kemudian berhenti tepat di tengah panggung berdua dengan Baekhyun.

Tatyana dan Tsya saling pandang sejenak sebelum menganggukkan kepala. mereka meneriakan kata-kata itu. tulisan berjalan itu diangkat oleh Tatyana dan Tasya setinggi mungkin. Aliza dan EXO-L yang berada di dekat mereka segera mengatakan hal yang sama. bahkan EXO-L yang tidak tahu-menahu pun turut serta meneriaki kata itu.

Ekspresi wajah Lay berubah. Ia mendengar bahasa China yang berkata ‘bacalah tulisan did epanmu!” namun ia belum menemukan apapun. Lay menengok ke sana-ke mari, mencari tulisan yang dimaksud. Lay kebingungan karena yang dia lihat hanya papan biasa yang bertuliskan nama-nama member. Hingga ia melihat sesuatu yang berbeda. Tulisan merah berjalan dan menggunakan bahsa China.

Lay tak bisa membaca dengan fokus karena ia harus berkonsentrasi dalam lagunya.

“Aliza, sebentar lagi, bersiaplah.”

“Ok. Ini juga udah siap-siap kok.”

Untung saja bagian menyanyi Lay sedikit, jadi dia bisa membaca tulisan yang berbunyi: Lay ketika kau melihat video ini, bisakah kita bertemu sebentar? Aku menunggumu di belakang panggung.”

“Al, sekarang!”

Aliza bergegas mengode mbak Rinai dengan meneleponnya yang langsung direspon kilat.

“Aliza ambil alih.”

“Semoga berhasil,” ujar Aliza memberi semangat.

Lay semakin bingung. Video apa? saat Lay sedang kebingungan, tiba-tiba musik mati, semua member terkejut. Mereka khawatir sesuatu yang buruk terjadi di konsernya ini. sehartusnya mereka memberikan penampilan terbaik bukannya ada kesalahan teknis begini. Tak hanya itu, panitia penyelenggara juga kebingungan, tak tahu apa yang terjadi. Setelah saling menyalahkan antarpanitia, mereka pun segera berlari ke belakang panggung untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Para penonton juga langsung diam. Beberapa dari mereka ada yang berpikir jikalau ini adalah salah satu kejutan member EXO. Akan tetapi suara gemuruh penonton menginterupsi ruangan dengan berbagai kebingungan mereka.

“Apa yang terjadi?” kalimat ini terucap oleh banyak penonton.

Ketika seluruh orang kebingungan, mendadak background panggung memunculkan sebuah rekaman yang sungguh mengejutkan. Di dalam rekaman itu, duduk seorang lelaki yang familiar. Penonton pun kembali bergemuruh ricuh.

“Luhan.. bukankah itu Luhan?”

“Iya benar, itu Luhan”

Chanyeol, Lay. Xiumin, dan Sehun yang tadi hanya menghadap ke penonton langsung berbalik menatap layar besar  di sana.

“Em, sesuatu yang akan kukatakan ketika aku bertemu lagi dengan kesembilan member.. mungkin yang pertama kukatan adalah hai.”  Ucapan Luhan terasa sangat kaku. “Aduh, tunggu dulu, kenapa aku jadi gugup begini?” Luhan mengusap mukanya. “Bisakah kau mengulanginya? Apa tidak bisa?” Luhan menampilkan ekspresi kaget yang lucu. “Baiklah baiklah, ekhem ekehm..” Luhan berdeham beberapa kali.

“Halo apa kabar kalian semua? Mungkin ini sudah sangat lama kita tidak bertemu. Itu memang waktu yang lama sekali. Sedang apa kalian? Aku tidak tahu saat ini mungkin kalian sedang menghadiri suatu konser atau melakukan kesibukan lainnya. Namun jangan lupa untuk beristirahat. Dan juga, kalian harus menampilkan penampilan kalian yang paling bagus walaupun kalian sangat letih. Aku dulu juga pernah melakukannya. Dan Suho-a, sekarang kau menjadi satu-satunya leader, bagaimana perkembangan anak-anak nakal itu? apakah mereka masih sering merepotkanmu dan tidak mendengarkanmu? Kau harus tetap semangat!” Luhan mengepalkan tangannya serta memberi wajah serius yang menggemaskan.

“Chanyeol apa kabar? Apa sekarang kau amasih sejahil dulu meski kau sudah tambah tuya sekarang?” Luhan tertawa. “Tetaplah menjadi happy virus kita!” uara Luhan agak serak, air mata menggantung di pelupuknuya. “Baekhyun-a, selalu berikan semangat pada member lainnya, aku tahu kau periang dan sangat cerewt..”

@China.
Kiara memencet bel apartemen. Setelah menunggu agak lama, tak ada respon sama sekali. Seingatnya, alat pelacak mungil itu ia tempelkan pada gelang Tao. Seharusnya Tao ada di apartemen ini kalau alat itu menunjukkan bahwa gelang itu ada di dalam, kecuali kalau dia tak memakainya sih. setelah mencoba bersabar menunggu dan berjalan mondar-mandir di depan pintu, akhirnya Kiara memutuskan pergi saja.

Di tengah jalan, ia menerima pesan video dari Aliza. Konser EXO, gumamnya lemah. Kemudian ia membuka video itu. ternyuata ituy bagian dari rencananya, terlihat rekaman video Luhan sedang diputar. Entah kenapa ia iseng membuka akun instagramnya. Dan di sana sudah terdapat video Luhan yang menyebar.

Yah, memang para penonton benar-benar merasa trharu, rindu, sekaligus senang. Makanya mereka tak tanggung-0tanggung menguploadnya di sns.  Mereka pasti bertanya-tanya bagaimana bisa video Luhan bisa terputar di situ, kecuali kalau pihak agensi memang sengaja.

Kembali ke China. Kiara memutuskan menunggu Tao di luar apartemen. Ia yakin, usahanya ini tak akan berujung sia-sia. Dan benar saja, tak bverapa lama kemudian ia melihat Tao yang sedang berjalan menuju gedung apartemen. Sepertinya dia habis pergi ke luar. terlihat tidak ada gelang yang melingkar di tangannya.

“Pantas saja,” gumam Kiara.

Saat Tao hendak membuka pintu gedung, Kiara memanggilnya tak tanggung-tanggung. “TAO_SSI!” Tao berhenti dan menoleh ke arahku yang berada tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

Tao ingat jelas siapa wanita ini. “Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau tahu tempat tinggalku? Jangan-jangan kau..” belum usai dengan kalimatnya, Tao buru-buru masuk ke dalam. Namun Kiara bukanlah gadis yang mudah menyerah. Ia terus memanggil nama Tao dan mengejarnya. Tao masuk ke dalam lift dan dengan gerakan kilat menekan tombol berulang kali. Kiara mencoba merperlebar langkahnya.

“Tao-ssi! Biarkan aku bicara!” dan sialnya, pintu lift itu tertutup sebelum Kiara tiba di depan pintu. Tak hilang akal, Kiara langsung menelusur lift lain, tapi sayangnya semua lift sudah tertutup. Tak mau membuang waktu, Kiara pun memilih mengerahkan tenaganya untuk menaiki anak tangga darurat yang jumlahnya naudzubilah.

“Gawat! Ini tidak akan berhasil,” ujar Kiara di sela larinya.  Sempat timbul keraguan di dalam hatinya, apa aku memang harus melakukan ini? semua ini akan berhasil kan?

Kiara memukul kepalanya, jangan bodoh, Ra! Semua ini kulakukan demi mereka, persahabatn-kekeluargaan –keutuhan mereka tak boleh terputus begitu saja.  Iya, Ra.. aku harus semangat!

Kiara tiba di lantai atas dengan keringat bercucuran hampir di setiap jengkal wajahnya. Ia berhenti sejenak sambil mengatur napasnya yang terengah-engah. Lantas ia berlari ke apartemen Tao dan menekan bel berulang kali seraya sedikit bereriak.

“Tao-ssi, aku mohon dengarkan aku dulu. tolong buka pintunya, Tao-ssi!”

“Tao-ssi, kau tak mau membukanya?”

“Tao-ssi! Dengarkan aku, Tao-ssi!”

“Tao-ssi, aku bisa membantumu!”

Lama-kelamaan telinga Tao terasa panas juga mendengar suara teriakan beserta bel itu. Merasa tak tahan lagi, Tao pun menyerah dan membuka pintu apartemennya.

“Sudah kubilang, sebaiknya kau pulang saja!” kata Tao sedikit emosi kemudianbersioap  menutup pintunya lagi. Kiara yang tahu itu segera menjepitkan kakinya di celah pintu sehingga Tao gagal untuk menghindarinya lagi. namun kaki Kiara terkena benturan agak keras dan terjepit, membuanya mengerang lirih. Tao yang sudah jengkel dengan kelauan wanita-asing-ini, yang lebih parah dari sasaeng fansnya, kemudian membiarkan Kiara memberikan penjelasan.

“Masuklah, tidak enak kalau di lihat orang,” ucap Tao sambil membuka pintunya agak lebar. Walaupun raut mukanya tidak welcome sama sekali.

Kiara segera beringsut masuk dengan tertatih. “Tao-=ssi, aku mohon bekerja samalah denganku.”

“aku tidak bisa percaya padamu. Lagipula, aku sudah mengatakannya kan? mereka adalah masa laluku dan sekarang aku harus fokus pada kehidupanku saat ini.”

“Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya? Sungguh, aku tidak sedang berbohong.” Kiara mengatakannya dnegan frustasi. Hening sejenak sebelum akhirnya Kiara teringat dengan video Luhan yang tersebar di internet.

Saku celana jinsnya, ia rogoh dan sebuah ponsel berada di tangannya. Kiara membuka akun snsnya lalu memberikan ponselnya pada Tao. “Ini, lihatlah. Ini baru saja diposting satu jam yang lalu.”

Awalnya Tao tak berminat sama sekali hingga Kiara harus sedikit memaksanya. Dan ketika suara familiar menyapa gendang telinga Tao, barulah ia mau memperhatikan dengan seksama video yang diputar itu.

Kening Tao berkerut, kedua alisnya saling bertaut. “Gege.. Luhan-ge.. apa yang terjadi? Luhan-ge.. video di konser..?”

“Saat ini EXO sedang menggelar konser di Indonesia, negaraku.” Kiara mulai menjelaskan pelan-pelan apa tujuannya menemui Tao-bagaimana video Luhan ada di konser EXO-dan semua hal yang perlu dijelaskan. Bagaimana selanjutnya, Tao tak percaya. Bagaimana mungkin gadis kekanak-kanakan ini bisa melakukan itu semua?”

“Aku tahu di mana Luhan berada,” ujar Kiara. Tao menatap Kiara sejenak. Seolah tengah mencari tahu bahwa yang diucapkan gadis itu serius.

 Tanpa pikir panjang, Tao langsung menyambar jaket dan kunci mobilnya. “Antar aku ke sana.”

“Tao-ssi, masalahnya sekarang adalah.. aku tak tahu di mana Kris-ssi. Dan kita harus menemukannya,” kata Kiara di sela-sela langkah mereka keluar gedung apartemen mewah ini. kemudian Tao berhenti, yang sontak membuat Kiara menoleh padanya. “Apa?”

@Jakarta, konser EXO.
Tatyana menunggu Lay di belakang panggung. Gara-gara video Luhan tadi, konser EXO jadi sedikit terganggu. EXO pun diberikan waktu untuk istirahat dulu.

Nampak Lay sedang berbisik kepada Suho. Entah apa yang mereka katakan, tapi kemudian Suho mengangguk. Dan Lay berlari ke belakang panggung. Aliza sudah mengetahui ada sesuatu yang kurang, ia segera mengantisispasi itu. untungnya di zaman sekarang semua serba cepat dan instan, ini memprmudah sekali.

Tatyana yang harap-harap cemas menunggu kehadiran Lay akhirnya dapat bernapas lega. Pemuda itu berjalan menghampirinya dengan terhgesa.

Annyeong, Lay-ssi.”

Annyeong haseyo,” balas Lay sopan.

“Lay-ssi, saya Tatyana. Aku ingin mempertemukan kalian dengan ex-member. Itu adalah tujuan kami. kami ningin kalian dapat bertemu dan berkumpul lagi seperti dulu.”

Lay terdiam sebentar. Seolah kalimat Tatyana barusan hanyalah sebuah lelucon.

“Kumohon percayalah. Bukankah kau telah melihat rekaman Luhan tadi? Video itu direkam oleh sepupuku. Ia tahu dimana Luhan sekarang.”

Dwimanik Lay yang indah menyiratkan kekecewaan. “Kami tidak akan bsia pergi, managemen kami tidak akan membiarkan.”

“Kami tahu. Maka dari itu, kami telah mempersiapkan dengan matang. Setelah konser ini berakhir, kalian akan langsung kembali ke hotel, bukan?”

Lay mengangguk.

“Di mana hotelnya?” kemudian pemuda berwajah lugu itu menyebutkan nama hotelnya. “Baiklah, aku mengerti. Sekarang yang harus kalian lakukan hanyalah mengikuti rencana kami saja.”

Lay mengangguk-anggukkan kepala.

Tatyana benar-benar grogi saat melakukan konversasi dengan bintang besar seperti Lay. Kalau bukan karena misi ini, ia pasti sudah menangis terharu-memeluk-atau bahkan pingsan. Ia bahkan tak percaya bisa melakukan ini semua. Ia bicara dengan Lay!

@Bangku penonton.
“Tasya, kita harus segera keluar sebelum konser ini selsai.”

“Ya, aku mengerti, sebentar lagi kita akan keluar.” Tasya melihat jam kemudian ia mengoordinasi lewat handy-talkynya untuk meminta beberapa EXO-L bersiap.

Aliza mengecek ponselnya yang bergetar. Satu pesan masuk dari Tatyana yang berisikan sebuah nama jalan. jala ini pasti sudah disterilkan demi keamanan EXO, pikir Aliza.

@China.
Tao dan Kiara berada di lobby hotel. Mereka sedang menunggu seseorang di sana, tapi tampaknya menunggu bukanlah hal yang bagus.  Tao pun merogoh sakunya dan menekan layar ponsel beberapa kali. Sedangkan Kiara hanya mengamatinya tanpa berniat mengganggu.

Pemuda jangkung itu mencoba menghubungi Kris. Tao sempat bercerita beberapa hal pada Kiara selama di jalan tadi. Dia bilang, beberapa bulan lalu ia bertemu dengan Kris di sebuah acara dan mereka saling bertukar nomor. Yah, intinya mereka berdua tetap saling berhubungan hingga sekarang.

Kiara mengalihkan pandangannya melihat sebuah TV yang ada di lobby. Ia sama sekali tak tahu-menahu apa yang dibicarakan oleh pembawa acara di salah satu stasiun tv China itu.  Kiara kembali mengubah fokus matanya. kini ia mengamati Tao lagi, sepertinya dia belum berhasil menghubungi Kris.

Kiara menghela napas gelisah. Ia tidak mau semua rencananya berantakan setelah sejauh ini. Kiara sedikit mengeluh kesakitan, merasakan kakinya yang terasa semakin y=nyeri saja. sepertinya kakjnya yang malang sudah mulai membengkak.

Pandangan Kiara dialihkan lagi pada layar televisi. Ada acara talkshow di sana. Tiba-tiba saja ia jadi rindu dengan Luhan. Sore ini Luhan juga diundang ke acara talkshow China, jam 05.00 sore, tepat sekarang ini. pembawa acara isepertinya sedang memanggil bintang tamunya, Kiara mencoba menebak-nebak, mengingat kalau ia tak bsia berbahasa China. Kemudian seorang pemuda bertopi merh dengan menggunakan jaket bisbol masuk ke panggung.

“Itu Kris!” seru Kiara dalam hati. Sontak, Kiara pun menjawil lengan Tao. “Tao-ssi, Kris-ssi ada di sana!” Tao segera mengikuti arah tunjuk gadis itu.

“Di mana? Dia di sini?”

“Bukan, maksudku dia ada di televisi,” ujar Kiara seraya beranjak dari sofa nyaman. “Kita tak punya waktu banyak. Ayo cepat,, itu siaran langsung!”

“Baiklah, tunggu sebentar, aku akan mengambil mobil. Tunggu di sini!” ujar Tao kemudian berlari melesat meninggalkan Kiara.

Kiara melirik jam. Sudah jam segini, bagaimana kabar mereka di Indonesia ya?

@Jakarta
Konser akan berakhir tigapuluh menit lagi. Tatyana, Aliza, Tasya, dan sekitar 50 EXO-L keluar secara bergiliran. Kemudian mereka menuju ke suatu tempat yang sudah direncanakan. Sebuah rencana yang agak tak masuk akal, sebenarnya. Rencana Menculik EXO.

“Kita harus segera bersiap. Tempatkan posisi masing-masing, jangan terlihat mencolok, santai saja, beraktinglah seperti masyarakat pada umumnya,” titah Tasya.

Aliza mengacungkan jempolnya sambil tersenyum ke arah Tasya. “Ok, Sya, sekarang suruh 25 orang mengikutiku.”

Aliza bersama 25 orang sedang menunggu di sebuah gang kecil yang tak jauh dari jalan utama kota Jakarta. Di sana mereka mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Berbagai spanduk telah disiapkan. Setelah menunggu lama, rombongan dan mobil yang membawa EXO pun datang.

Now!” aba-aba Aliza.

Dan ke-25 orang itu bergegas terjun ke lapangan dengan memamerkan spanduk-spanduk lucu mereka. Sementara sisanya—yang sebelumnya berkedok sebagai pejalan kaki—yang sudah mendapat kode pun ikut turun ke jalan. Suasana ini membuat jalann macet. Lalu lintas menjadi kacau. Pengendara bingung apa yang sedang terjadi. Ada yang emosi, mengklakson berkali-kali dan ada pula yang ketakutan di dalam mobil.

Lay yang berada di dalam mobil bersama member lainnya mengangkap kode ini. Sesuai dengan apa yag dikatakan Tatyana padanya tadi.

“Lay-ssi, jadi begini rencananya,  kami akan menculik kalian. Jadi, jika kau melihat orang-orang yang turun ke jalan seperti orang demo—padahal itu bukan demo, itu adalah kami. Kau dan member lainnya harus keluar dari mobil. Aku akan menjemputmu.”

Lay segera kelur dari mobil seraya memberi kode pada kawan-kawannya. Manager EXO yang berada satu mobil dengan mereka tampak bingung dan meneriaki mereka supaya kembali, namun tidak ada member yang mau mendengarkannya.

Ketika itu pula Tatyana menembus pendemo dan melambaikan tangannya ke arah Lay seraya menghampiri mereka. Tatyana memandu mereka supaya masuk ke dua mobil yang berbeda. Di tengah perjalanan sebelum masuk mobil, para member berteriak penuh semangat.

Gomawo, EXO-L!”

Saranghae, EXO-L!”

“EXO-L is the best!” Baekhyun berteriak paling keras sambil melambai-lambai ke arah mereka.

Tatyana mengecek ulang member yang masuk ke dalam mobil dengannya. Setelah dirasa benar, ia mencoba santai dan menyapa mereka. Walaupun mereka ini artis papan atas, tak sedikitpun mereka terlihat sombong. Justru mereka juga menyapa Tatyana dengan tak kalah antusias. Oh ya, Tatyana berada satu mobil dengan D.O, Lay, Suho, Baekhyun, dan Chanyeol. Sementara sisanya berada satu mobil dengan Tasya dan Aliza.

Please use this,” ujar Tatyana seraya memberikan dua alat yang sama dengan yang ia pakai. “Ini adalah alat penerjemah bahasa yang bekerja dengan sensor surara. Yang saya pakai ini menerjemahkan bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia. Sedangkan milik Suho-ssi dan Lay-ssi, menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Korea. Sistemnya sudah di setting seperti itu. Dan juga, alat ini hanya berfungsi dalam radius lima meter saja.”

“Ya, kami mengerti,”  jawab Suho.

“Ngomong-ngomong, kita akan kemana?” tanya Baekhyun.

“Ke China, untuk tempat spesifiknya itu rahasia,” ujar Tatyana sembari menyunggingkan senyuman.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama akibat macet di mana-mana, akhirnya mereka sampai di bandara Soekarno-Hatta. Para member segera turun dan masuk ke dalam yang diikuti oleh Tatyana, Tasya, dan Aliza.

“Astaga, kita melupakan sesuatu.” Tatyana mendesah sambil menepuk jidatnya.

“Apa?”




—TBC

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "To Unite You Are #7"

Post a Comment