SJ’s
Yesung and SNSD’s Seohyun | Romance |
PG | Ficlet | Oyanneko-pyon Artwork | Tamdk,2015
Let fall who witnessed our love story
—biarkan
musim gugur menjadi saksi kisah cinta kita.
Di antara gugurnya dedaunan. Di samping hembusan angin.
Di tempat tak ada seorang pun, selain dua manusia itu.
Kim Yesung meraih kedua tangan gadis di hadapannya.
Tubuhnya sedikit gemetar. Bahkan kaki-kakinya tak sanggup menopang tubuhnya
lagi. Hal ini sangat menakutkan.
Yesun memberanikan dirinya untuk menatap mata Seohyun.
Ia mencoba mengatur deruan nafas yang menggebu di dalam dada. Ini begitu sulit
untuk dilakukan. Tidak semudah perkiraan.
Seohyun menghela nafas. “Apa yang ingin kau bicarakan?”
Sepertinya gadis kalem nan ayu itu mulai kehilangan
kesabarannya. Ia sangat tidak suka menunggu. Apalagi jika menunggu terlalu lama.
“Sepertinya kau sangat tidak sabaran. Ini terlalu sulit
untuk ku katakan. Maafkan aku jika kau harus menunggu sedikit lebih lama, Seo
Joo Hyun.”
“Ayolah, Yesung. Udara disini sangat dingin.”
Yesung, entah untuk keberapa kalinya, ia kembali
mengatur nafasnya. Degup jantungnya benar-benar membuatnya kesal. Karena hal
itu sangat mengganggu.
“Musim gugur,” Yesung mulai angkat bicara setelah
sekian lama menutup bibirnya rapat-rapat.
Seohyun menarik sebelah alisnya, “Apa maksudmu?”
“Udara dingin dan nuansa indah yang diciptakan oleh
tebaran daun dan bunga.”
“Kau ini bicara apa? Aku tidak mengerti.”
“Gambaran layar yang sangat cocok untuk dijadikan latar
pengungkap hati.”
“Kau ini! Sebenarnya kau bicara dengan aku atau dengan
lingkungan kita?”
Seohyun mulai kesal. Ia melepas diri dari genggaman
tangan Yesung. Kakinya baru saja mengisyaratkan untuk segera pergi dari tempat
sedingin Antartika.
“Bisakah kau menjadi saksi dalam cerita cinta yang akan
segera ditulis?”
Rentetan kalimat itu berhasil menghentikan langkah
Seohyun. Walaupun gadis itu tidak mengerti sama sekali dengan kalimat yang baru
saja diungkapkan bibir Yesung.
“Aku benar-benar mencintai gadis yang sangat tidak suka
menunggu itu. Walaupun begitu, dia adalah orang yang sangat baik di mataku.
Bahkan dia sangat sempurna. Jika aku diperbolehkan untuk memilikinya, aku
dengan segenap jiwa akan berjanji untuk selalu menjaganya sampai akhir hayat.
Walaupun aku tak pandai mengungkapkan semua ini. Tapi inilah adanya. Aku sangat
menyayangimu. Seo Joo Hyun.”
Hati Seohyun sangat tersentuh dengan aliran-aliran
kalimat yang diserukan oleh suara berat Yesung. Ia hampir saja menangis karena
saking terharu. Gadis ini tidak pernah menyangka kalau pemuda yang selama ini
menemaninya, ternyata menyimpan rasa seperti itu.
“Aku tidak menyangka. Ternyata akhirnya aku bisa
mengungkapkan semua ini.”
Yesung menghela nafas. Ia tertawa kecil.
“Kenapa kau tertawa Yesung-ah?”
“Aku tidak yakin dengan apa yang telah aku katakan dan
lakukan malam ini. Sepertinya aku sudah sangat bodoh dan terlalu berharap. Tapi
setidaknya aku sudah mengutarakan isi hatiku. Kalau kau tidak punya rasa yang
sama denganku, tidak apa-apa, Seohyun. Setidaknya kau masih berada di sisiku.
Berjanjilah kau tidak akan pergi.”
Seohyun meraih tangan pemuda dengan wajah murung itu.
“Memangnya kenapa aku harus pergi? Aku akan selalu
bersamamu sampai akhir. Kau tahu kenapa? Karena aku memiliki rasa yang sama.
Sebenarnya aku tidak tahu pasti. Tapi aku merasa sangat nyaman saat sedang
bersamamu.”
“Benarkah itu?”
Seohyun mengangguk mantap dengan wajah merona.
Yesung terdiam. Sedetik kemudian ia tertawa sembari
tangannya merangkul leher Seohyun.
Pergerakan yang tiba-tiba itu membuat Seohyun terkejut
dan merasa kurang nyaman. “Yesung-ah,”
erangnya.
“Ku kira kau jengkel padaku.”
Seohyun menghentikan gerakannya yang berusaha
melepaskan diri dari rangkulan pemuda tinggi yang ternyata sangat erat.
“Kenapa kau berfikiran begitu?”
“Karena kau selalu menekuk wajahmu saat berbicara
denganku. Dan apa kau tahu, wajahmu terlihat sangat buruk saat itu.”
“Yesung! Walaupun aku menangis dan merajuk, aku
tetaplah manis. Jangan membuatku jengkel! Kita kan baru saja mulai.”
Yesung tertawa. “Aku suka membuatmu merasa jengkel.
Karena aku bisa melihat wajahmu yang lucu.”
“Benarkah?”
“Kau tidak percaya, ya?”
Seohyun menatap wajah Yesung. Ternyata jika dilihat
dari sana, wajah pria itu menjadi sangat manis.
“Kau kenapa?” tanya Yesung ketika menyadari gadis dalam
rangkulannya sedang tersenyum.
“Kau begitu manis dari sini.”
Yesung terdiam. “Kau sangat pandai menggoda.”
Seohyun tertawa. Kedua matanya menyipit seperti seekor
kucing manis. Saat-saat seperti inilah yang membuat Yesung tidak bisa menahan
diri. Ia menyubit pipi dan hidung Seohyun bergantian.
Walaupun merasa risih. Tapi Seohyun hanya diam dengan
tawa renyahnya yang menjadi background
music malam itu. Mereka berjalan melalui jalan setapak yang hampir seluruhnya
tertutup dengan guguran daun dan bunga.
Yesung merapatkan mantel yang mengais tubuh mereka
berdua. kemudian meraih tangan gadis yang dicintainya. Menggenggam erat dan
memasukkannya ke dalam saku mantel.
THE END
0 Response to "Beside The Autumn"
Post a Comment