Tak satu pun yang dapat memahami hati satu sama lain. Karna inilah, aku tak tahu bagaimana perasaannya.
Suara yang sangat keras tercipta dari sound system yang berada dalam sebuah ruangan yang bisa dibilang kurang luas sebagai tempat berlatih band. Bunyi debuman yang dihasilkan dari drum terus beriringan dengan petikan sinar gitar listrik yang menciptakan notasi dengan irama cepat.
Seorang gadis meraih microphone dengan ragu. Namun anggukan mantap dari pemimpin band, membuatnya harus melakukan hal ini. Gadis itu menarik nafas kuat-kuat, kemudian dengan suara yang memekik telinga ia menyanyikan sebuah lagu yang baginya sangat jauh dari standart selera musiknya.
Cintamu adalah nafas kehidupanku. Memberi kekuatan bagi setiap hembusan nafasku. Beritahu aku siapa yang sesungguhnya menjadi tempat tujuanmu? ♫
Luhan menatapnya dengan datar. Hyuna sudah sangat hafal dengan wajah itu. Ekspresi yang menandakan kalau lagi-lagi vocal Hyuna sangat tidak memuaskan, bahkan begitu dibawah rata-rata.
Hyuna menangkap tatapan itu dengan kesal. Dengan satu gerakan cepat ia menghentikan nyanyiannya sembari melempar microphone sembarang.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan
OC’s
Woo Ji Eun
Romance
| PG | Chapter 1/4 | CerA94 @Korean Gallery | Crystalzarra,2015
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
“I’m leave!”
Luhan mencoba menahan gadis itu, begitupun dengan
anggota band yang lain. Mereka bersama-sama membujuk Hyuna supaya tidak
meninggalkan jam latihan.
“Hyuna! Kau harus bertanggung jawab dengan posisi mu
sebagai vocalist disini. Seharusnya kau berlatih dengan baik bukannya pergi
seperti ini.”
Gadis dengan rambut pendek berwarna pirang itu menahan
langkahnya, kemudian berbalik menatap pria itu dengan tajam.
“Kau pikir aku suka melakukan ini? Aku sama sekali
tidak suka dengan gaya musikmu Lu! Mulai sekarang kalian semua tidak perlu
datang kemari, karena kontrak kita batal.”
Hyuna meraih kunci di dalam saku celananya, kemudian
sesegera mungkin mengunci ruangan itu.
“Kita harus bicara Hyun.”
Bukannya meladeni perkataan Luhan, Hyuna malah
melangkah pergi, menuruni tangga, dan hilang di balik anak tangga lainnya.
“Yaa! Kau tidak bisa melakukan semua ini!”
“Bahkan drum ku masih di dalam!”
Lay dan Chanyeol saling bertatapan dengan wajah kusut.
Begitupun dengan Luhan. Padahal sebentar lagi mereka akan melakukan audisi,
tapi satu-satunya vocalist yang mereka miliki malah mengundurkan diri dengan
cara seperti itu. Hal ini membebani pikiran Luhan selaku pemimpin band.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan membuka pintu rumahnya dengan gerakan lesu. Ia
melengang masuk tanpa memberi salam selayaknya yang dilakukan orang lain. Masih
dengan wajah tertekuk, ia meletakkan gitar listriknya disudut ruangan sebelum
duduk melengkapi anggota keluarga lainnya.
“Ada apa denganmu? Wajahmu sangat kusut seperti pakaian
yang belum disetrika.” Teguran sekaligus ejekan itu berasal dari mulut kakaknya
sendiri, Xi Li Jun.
“Diamlah! Kau tidak perlu banyak berkomentar.”
“Kau harus bersikap sopan denganku! Aku kakakmu, dan
kau tahu itu. Jadi tunjukkan rasa hormatmu padaku.”
“Cih! Kau hanya keluar lebih dulu dalam jangka lima
menit dariku.”
Xi Li Jun bangkit dari kursi, hendak memukul kepala
adiknya namun ditahan oleh Nyonya Xi.
“Lagipula, siapa yang menyuruhmu bermain musik? Kau
tahu kan Ibu dan Ayah tidak suka jika kau memiliki band itu.”
Luhan hanya diam dengan bibir yang bergerak,
berkomat-kamit entah membicarakan apa. yang jelas ia paling tidak suka jika
mendengar ibunya yang terus-terusan melarangnya bermain musik.
“Luhan! Dengarkan ibu!”
Pemuda dengan rambut kecokelatan itu mendorong
kursinya, menciptakan suara nyaring yang dihasilkan dari pergesekan antara kaki
kursi dengan lantai licin.
“Andai saja nenek masih ada disini, pasti dia akan
selalu mendukung semua keputusanku. Tidak seperti ibu ataupun ayah, bahkan kau
Lijun. Kalian semua tidak ada yang bisa memahami pola pikirku.”
Luhan menaiki anak tangga pualam dengan cepat, melesat
dengan sekali gerakan, pergi ke dalam kamarnya yang berada di lantai tiga.
Entahlah, tidak ada yang bisa memahami hati Luhan.
Tidak ada dari keluarganya yang menyetujuinya untuk bergabung dalam sebuah
band. Bahkan tidak ada yang suka dengan musik, jadi Luhan harus berkonsultasi
pada siapa tentang musik?
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan, Chanyeol, dan Lay tengah duduk di salah satu
café yang berada dikawasan sungai Han. Tidak ada dari mereka yang memiliki
kenalan untuk dijadikan vocalist. Pikiran ini semakin memukul Luhan. Memorinya
berputar mengingat kalimat terakhir yang diucapkan neneknya sebelum meninggal.
“Luhan cucuku, berjanjilah suatu hari nanti kau akan
berdiri diatas panggung bersama band mu.” Nenek Xi tersenyum sembari
menggenggam erat tangan cucunya, “Nenek dengar, akan ada audisi sebentar lagi.
jadi ikutlah.”
Luhan tersenyum ragu, “Aku berjanji nek. Kau bisa
mempercayakan hal ini padaku.”
Tapi apa yang ia hadapi sekarang? Bahkan bandnya sudah
tidak lengkap. Chanyeol menepuk bahu temannya, berniat menyalurkan tenaganya
untuk Luhan supaya pemuda itu bisa memberikan senyum cerah seperti biasanya.
♫ nae sarangeun saeppalgan rose
jigeumeun
areumdapgetjiman
nalk’aroun
gasiro neol apheuge halgeol
nae
sarangeun saeppalgan rose
geurae
nan hyanggiropgetjiman
gakkai
halsurok neol dachige halgeol
geureon
gabyeoun nunbicheuro nal chyeodaboji marajwoyo
hamburo
sarangeul swipge yaegihajima
nae
mameul gatgo shiptamyeon nae apheumdo gajyeoya haeyo
eonjenga
bandeusi gasie jjillil t’enikka
nal
neomu mitjima
neon
nal ajik jal molla
So
just run away run away
I
said ooh ooh ooh
nal
saranghajima
neon
nal ajik jal molla
I
said run away just run away ♫ — Rose – Lee Hi
Ketika mendengar bait-bait dengan lirik dan irama yang
menarik, Luhan melongo ketika melihat sang penyanyi. Ia begitu tercengang.
Selain mendapati alunan syair yang indah, ia juga melihat sebuah wajah yang
bersinar terang dimatanya.
Luhan membeku seketika. Yang bisa dilakukannya hanya
menatap gadis yang sedang duduk ditengah panggung itu, dengan pikiran kosong.
Hingga gadis itu membungkuk dan hilang dibalik panggung.
“Kau kenapa Lu?” tanya Chanyeol yang sudah sedari tadi
menahan rasa ingin tahu.
Bukannya menjawab, tapi pemuda itu malah bangkit dari
kursinya. Kemudian berjalan mengikuti seorang gadis yang memakai sweater putih
yang hampir menuju pintu keluar. Chanyeol yang merasa bingung sesegera mungkin
memberi aba-aba pada Lay untuk bergegas mengikuti temannya itu.
Satu gerakan
cepat Luhan berhasil meraih lengan gadis itu, “Nona,”
Gadis itu menarik lengannya dengan kasar. Mendekap
tasnya di depan dada dengan sangat erat, takut kalau pemuda dihadapannya adalah
penjambret. Dengan tatapan tajam, ia terus mengintimidasi pemuda berambut
cokelat yang agak ikal itu.
“Ketika melihatmu tadi, kau memberikanku perasaan..
sebuah rasa yang sangat spesial.”
“Apa yang kau inginkan?” dengan ketus gadis ini
menjawab.
Luhan hendak menyentuh tangan gadis itu, namun berhasil
ditepis. Tak kehilangan cara, pemuda ini malah menyentuh bahu gadis yang
jelas-jelas belum ia kenal.
“Yak! Apa mau mu huh?” dengan gerakan bertubi-tubi
gadis itu memukuli Luhan dengan tasnya.
Luhan mengerang beberapa kali, sebelum berhasil meraih
kedua tangan gadis itu. “Izinkan aku berbicara padamu. Hanya sebentar.”
Ia terdiam. Menatap Luhan tidak suka.
“Mari kita bicara, nona.”
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan menuangkan soju kedalam gelasnya pelan-pelan. Ia
mengalihkan pandangannya menatap gadis yang baru saja ia ketahui bernama Woo Ji
Eun. Luhan meletakkan botol soju itu, kemudian meneguk segelas penuh yang sudah
ia tuangkan tadi.
“Jieun, aku
ingin bertanya sesuatu. Tapi aku ragu untuk mengatakannya, aku sangat gugup.”
“Kalau begitu jangan katakan.” Masih sama dengan waktu
sebelumnya, Jieun tetap memasang wajah kesal dan tatap mata yang tidak
menyenangkan.
“Ah, mana mungkin aku tidak mengatakannya. Hal ini
sangat penting. Aku sudah mengatakan hal ini diawal pertemuan kita tadi. Aku
merasakan sesuatu yang spesial dari dirimu. Bersediakah kau menjadi..—“
“Yak! Bagaimana mungkin kita bisa menjadi pasangan,
eoh? Kita baru saja bertemu beberapa menit yang lalu. Bahkan kau datang dengan
tidak baik, seperti penjahat. Lalu kau ingin mengajakku pacaran? HAH!”
Luhan menelan ludah ketika menyadari suara Jieun yang
semakin meninggi, memancing orang-orang sekitar untuk menyaksikan adegan ini.
Terlihat sangat jelas diraut wajahnya bahwa ia sangat khawatir saat ini. Hal
ini bukanlah yang diinginkan Luhan.
“Aku hanya ingin mengajak—“
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
0 Response to "You Ain't Know | Chapter 1"
Post a Comment