Tak satu pun yang dapat memahami hati satu sama lain. Karna inilah, aku tak tahu bagaimana perasaannya.
Luhan menuangkan soju kedalam gelasnya pelan-pelan. Ia
mengalihkan pandangannya menatap gadis yang baru saja ia ketahui bernama Woo Ji
Eun. Luhan meletakkan botol soju itu, kemudian meneguk segelas penuh yang sudah
ia tuangkan tadi.
“Jieun, aku ingin bertanya sesuatu. Tapi aku ragu untuk
mengatakannya, aku sangat gugup.”
“Kalau begitu jangan katakan.” Masih sama dengan waktu
sebelumnya, Jieun tetap memasang wajah kesal dan tatap mata yang tidak
menyenangkan.
“Ah, mana mungkin aku tidak mengatakannya. Hal ini
sangat penting. Aku sudah mengatakan hal ini diawal pertemuan kita tadi. Aku
merasakan sesuatu yang spesial dari dirimu. Bersediakah kau menjadi..—“
“Yak! Bagaimana mungkin kita bisa menjadi pasangan, eoh?
Kita barus aja bertemu beberapa menit yang lalu. Bahkan kau datang dengan tidak
baik, seperti penjahat. Lalu kau ingin mengajakku pacaran? HAH!”
Luhan menelan ludah ketika menyadari suara Jieun yang
semakin meninggi, memancing orang-orang sekitar untuk menyaksikan adegan ini.
Terlihat sangat jelas diraut wajahnya bahwa ia sangat khawatir saat ini. Hal
ini bukanlah yang diinginkan Luhan.
“Aku hanya ingin mengajakmu untuk bernyanyi. Aku
mempunyai band. Tapi vocalist kami mengundurkan diri. Padahal audisi tersisa
sekitar dua minggu lagi.”
Jieun meredam amarahnya, “Bukan urusan kalian!” serunya
ketika melihat beberapa pelanggan yang menatapnya rendah.
“Aku memang sudah gagal kan?” ujar Luhan sembari
menuangkan soju ke dalam gelasnya, kemudian meneguknya.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan
OC’s
Woo Ji Eun
Romance
| PG | Chapter 2/4 | CerA94 @Korean Gallery | Crystalzarra,2015
Previous
post : 1
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
“Tentu saja aku sudah gagal. Dan aku mengecewakan
nenekku.” Satu tegukan dari gelas lain sudah mengalir dalam tenggorokannya.
“Aku tidak bisa memenuhi keinginan Nenekku yang sudah
meninggal.” Lagi-lagi Luhan menuangkan soju ke dalam gelasnya. Ia memegang
gelas itu kuat-kuat, menatap Jieun. Tangannya sudah bersiap untuk menempelkan
gelas itu ke mulutnya, namun di tahan oleh Jieun.
Gadis itu mengambil gelas Luhan, kemudian menghabiskan
satu gelas soju dengan satu kali teguk, “Baiklah, aku hanya perlu bernyanyi
kan?”
Luhan menatapnya datar.
“Aku akan bernyanyi untukmu.”
“Benarkah?”
Jieun mengangguk dengan sangat yakin, kemudian ia
menyuguhkan beberapa udang yang sudah tersedia di meja untuk Luhan, “Makanlah,
kau perlu banyak tenaga sebelum latihan.”
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Kedua tangan Jieun saling menggenggam, menghantarkan
sedikit kehangatan yang hampir tak terasa olehnya. Rasa gugup menguasai
dirinya, hingga dapat dirasa jika kaki-kakinya mulai bergetar, juga hampir
seluruh tubuhnya yang merinding. Gadis itu, entah untuk kesekian kalinya
menghela nafas berat, dan sesekali menggosok-gosokkan telapak tangannya.
Luhan yang melihat perilaku Jieun hanya mampu diam
mengamatinya. Bukan berarti ia tidak merasa gugup dengan audisi hari ini, hanya
saja, Luhan suka mengamati gadis itu ketika merasa gugup. Bolak-balik bak
setrika, menggosok-gosokkan tangannya padahal udara cukup hangat, dan semua
yang biasa dilakukan Jieun ketika ia merasa kurang percaya diri, membuat Luhan
terkadang ingin tertawa menahan geli.
“Jieun-ah, duduklah. Apa kau tidak lelah mondar-mandir
seperti itu?” tegur Luhan.
Jieun tak menyahut, bahkan tak menoleh sedikitpun. Ia
seperti tidak mendengar teguran Luhan barusan. Sehingga yang dilakukan gadis
itu masih sama seperti sebelumnya, mondar-mandir, menggosokkan tangan, dan
menghela nafas berat. Ya, hanya itu saja.
Luhan pun memilih untuk bangkit dari kursi yang ia
duduki, kemudian melingkarkan lengannya di leher Jieun, “Kau tak
mendengarkanku, Jieun-ah? Rilekskan dirimu.”
Jieun menatap wajah Luhan tak berkedip. Ia masih kaget
dengan pergerakan Luhan yang tiba-tiba merangkulnya. Sepersekian detik
kemudian, ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan sesegera mungkin
menstabilkan degup jantungnya yang entah mengapa selalu saja memompa lebih
cepat ketika berada disamping Luhan.
“Luhan-ssi, aku sudah mencobanya, tapi sama sekali
tidak mempan padaku. Semua hal sudah ku coba, tapi tetap saja seperti ini.”
Ujarnya sembari memindah lengan Luhan dari lehernya dan meletakkannya di
samping badan Luhan sendiri.
“Band 2Lj, harap bersiap-siap.” Ujar seorang gadis
bernada datar yang tengah bersandar di dinding dekat pintu masuk ruang audisi,
namun berhasil membuat anggota band ketar-ketir menunggu giliran.
“Luhan, bagaimana kalau suaraku jelek? Aku tidak bisa
bernyanyi dengan baik ketika aku gugup.” Jujur Jieun, dengan tatapan risau
menusuk manik hitam milik Luhan.
Pemuda itu menelan salivanya ketika melihat wajah Jieun
yang tersirat sebuah harapan padanya, kemudian lekuk bibirnya tertarik keatas,
dan tangannya mengelus bahu gadis itu pelan, “Percayalah bahwa kau sanggup
melakukannya Jieun. Dan aku agak heran, bukannya kau sudah biasa bernyanyi di
panggung café? Jadi kenapa kau masih merasa kurang percaya diri?”
Benar juga, kenapa aku harus merasa gugup sedangkan aku
sudah biasa bernyanyi di depan pengunjung café hampir tiap hari? Pikir Jieun,
akhirnya ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, “Aku tidak tahu, Lu.”
“Kita pasti bisa.” Chanyeol merangkul leher Jieun dan
Luhan, menatap mereka bergantian, meyakinkan diri mereka.
“Cepat,” seru Lay ketika peserta sebelumnya sudah
melewati pintu.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Chanyeol menatap arlojinya sekali lagi, menghela nafas
lelah, dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di lantai dingin yang sebenarnya
kotor. Ia tak peduli itu, karna saat ini ia benar-benar lelah menunggu.
Lay pun sama, ia merasa letih. Ia memainkan jemarinya
diatas senar gitar yang terpangku. Memetiknya dan mengalunkan melody indah. Tak
mempedulikan sekitarnya. Karena ia butuh ruang untuk menyalurkan kebosanannya.
Satu lirikan lagi, sudah sejak empat jam lalu Luhan
melakukan itu, melirik seorang gadis yang menundukkan kepalanya dalam. Karena
sudah tak tahan, ia pun angkat bicara, “Jieun-ah,”
“Emm?”
“Sangat tidak sopan kalau kau tidak menatap lawan
bicaramu.”
“Aku tidak ingin melihat wajahmu, juga wajah Chanyeol
ataupun Lay. Aku merasa malu. kalau band kita gagal, aku akan menyalahkan
diriku sendiri karena tidak bisa bernyanyi dengan baik saat audisi tadi. Dan
aku tidak akan berhenti merutuki diriku yang bahkan tidak tahu apa alasan yang
tepat untuk menjawab kenapa aku gugup selama audisi. Dan aku..— ”
“Pengumumannya sudah keluar!” teriak salah seorang
peserta audisi, memotong kalimat penuh penyesalan milik Jieun.
“Ayo cepat lihat!”
“Semoga aku lolos.”
“Aku yakin kita akan berhasil!”
Beberapa peserta sudah mengerubungi papan besar yang
mencantumkan nama finalis yang lolos hari ini. Bahkan Chanyeol dan Lay juga
sudah bergerak untuk melihatnya. Tapi Jieun dan Luhan, justru malah tetap duduk
tanpa ada rasa ingin mengetahui hasilnya. Karena Jieun percaya, bahwa 2Lj tidak
akan lolos berkat suaranya yang nyaris membuat gendang telinga siapa saja rusak
–menurutnya-.
“LUHAN, JIEUN KITA LOLOS!”
“WHOAAA! DAEBAK! AKHIRNYAAAA…”
Chanyeol dan Lay berteriak gembira sampai-sampai mereka
saling berpelukan dan berjingkrak-jingkrang layaknya anak kecil.
“Benarkah?” tanya Jieun tak percaya. Ia segera bangkit
untuk melihat papan besar yang mulai dikosongi oleh peserta audisi. Ia
melihatnya.
2Lj
- LOLOS!
Hatinya sangat bahagia hari ini. Bahkan sangat tampak
dari mimik wajahnya yang sedikit merah dan cerah. Jieun menatap Luhan yang
kebetulan berdiri dihadapannya ketika ia berbalik badan. Dan refleks saja ia
melompat girang dan memeluk tubuh kurus pemuda itu.
DEG.
Luhan merasakannya lagi. degup jantung yang memompa
lebih cepat, dan darah yang berdesir hebat. Luhan hanya bisa diam membiarkan
gadis itu terus menggelayuti tubuhnya. Ia tak bisa membalas apa-apa, sama
sekali tak merespon karena bibirnya terasa lengket, lidahnya kelu tak sanggup
mengucapkan sehuruf pun.
Jieun melepas pelukannya dan menatap wajah Luhan
sekilas, “Kita berhasil Lu! Waaa..” teriaknya girang, kemudian kembali memeluk
tubuh Luhan beberapa detik, melepasnya dan satu kecupan ringan mendarat di pipi
Luhan.
Chanyeol dan Lay tercengang melihat adegan dimana Jieun
mencium Luhan. Mereka saling bertatapan sebelum menegur salah seorang dari
mereka.
“Woah, ada apa ini? Kenapa Jieun mencium Luhan? Hmm..”
“Apakah mungkin mereka pacaran, Yeollie?” sahut Lay
yang berpura-pura memasang wajah terkejut.
Jieun melepas
tangannya yang masih menangkup wajah Luhan, meletakkannya disamping badan. Ia
sangat malu atas kelakuannya yang semena-mena mencium Luhan di tempat umum, ya,
di tempat umum!
“Ee.. mianhae, aku tidak bermaksud begitu, aku sangat
senang jadi aku tidak bisa menahan diri.” Tutur Jieun dengan wajah tertunduk
–kebiasaannya ketika sedang malu, gugup, atau kurang percaya diri-
“Kalau begitu, aku juga ingin dikecup seperti Luhan,”
cetus Chanyeol dengan nada genit, disambut belalakan mata besar Jieun yang
bulat sempurna.
“Berhenti bermimpi Chanyeol-ssi!” tegasnya dengan tatap
tajam.
Dia menciumku. Untuk pertama kalinya.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
0 Response to "You Ain't Know | Chapter 2"
Post a Comment