You Ain't Know | Chapter 2



Tak satu pun yang dapat memahami hati satu sama lain. Karna inilah, aku tak tahu bagaimana perasaannya.

Luhan menuangkan soju kedalam gelasnya pelan-pelan. Ia mengalihkan pandangannya menatap gadis yang baru saja ia ketahui bernama Woo Ji Eun. Luhan meletakkan botol soju itu, kemudian meneguk segelas penuh yang sudah ia tuangkan tadi.

“Jieun, aku ingin bertanya sesuatu. Tapi aku ragu untuk mengatakannya, aku sangat gugup.”

“Kalau begitu jangan katakan.” Masih sama dengan waktu sebelumnya, Jieun tetap memasang wajah kesal dan tatap mata yang tidak menyenangkan.

“Ah, mana mungkin aku tidak mengatakannya. Hal ini sangat penting. Aku sudah mengatakan hal ini diawal pertemuan kita tadi. Aku merasakan sesuatu yang spesial dari dirimu. Bersediakah kau menjadi..—“

“Yak! Bagaimana mungkin kita bisa menjadi pasangan, eoh? Kita barus aja bertemu beberapa menit yang lalu. Bahkan kau datang dengan tidak baik, seperti penjahat. Lalu kau ingin mengajakku pacaran? HAH!”

Luhan menelan ludah ketika menyadari suara Jieun yang semakin meninggi, memancing orang-orang sekitar untuk menyaksikan adegan ini. Terlihat sangat jelas diraut wajahnya bahwa ia sangat khawatir saat ini. Hal ini bukanlah yang diinginkan Luhan.

“Aku hanya ingin mengajakmu untuk bernyanyi. Aku mempunyai band. Tapi vocalist kami mengundurkan diri. Padahal audisi tersisa sekitar dua minggu lagi.”

Jieun meredam amarahnya, “Bukan urusan kalian!” serunya ketika melihat beberapa pelanggan yang menatapnya rendah.

“Aku memang sudah gagal kan?” ujar Luhan sembari menuangkan soju ke dalam gelasnya, kemudian meneguknya.

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Luhan
OC’s Woo Ji Eun
Romance | PG | Chapter 2/4 | CerA94 @Korean Gallery | Crystalzarra,2015
Previous post : 1

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

“Tentu saja aku sudah gagal. Dan aku mengecewakan nenekku.” Satu tegukan dari gelas lain sudah mengalir dalam tenggorokannya.

“Aku tidak bisa memenuhi keinginan Nenekku yang sudah meninggal.” Lagi-lagi Luhan menuangkan soju ke dalam gelasnya. Ia memegang gelas itu kuat-kuat, menatap Jieun. Tangannya sudah bersiap untuk menempelkan gelas itu ke mulutnya, namun di tahan oleh Jieun.

Gadis itu mengambil gelas Luhan, kemudian menghabiskan satu gelas soju dengan satu kali teguk, “Baiklah, aku hanya perlu bernyanyi kan?”

Luhan menatapnya datar.

“Aku akan bernyanyi untukmu.”

“Benarkah?”

Jieun mengangguk dengan sangat yakin, kemudian ia menyuguhkan beberapa udang yang sudah tersedia di meja untuk Luhan, “Makanlah, kau perlu banyak tenaga sebelum latihan.”

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Kedua tangan Jieun saling menggenggam, menghantarkan sedikit kehangatan yang hampir tak terasa olehnya. Rasa gugup menguasai dirinya, hingga dapat dirasa jika kaki-kakinya mulai bergetar, juga hampir seluruh tubuhnya yang merinding. Gadis itu, entah untuk kesekian kalinya menghela nafas berat, dan sesekali menggosok-gosokkan telapak tangannya.
 
Luhan yang melihat perilaku Jieun hanya mampu diam mengamatinya. Bukan berarti ia tidak merasa gugup dengan audisi hari ini, hanya saja, Luhan suka mengamati gadis itu ketika merasa gugup. Bolak-balik bak setrika, menggosok-gosokkan tangannya padahal udara cukup hangat, dan semua yang biasa dilakukan Jieun ketika ia merasa kurang percaya diri, membuat Luhan terkadang ingin tertawa menahan geli.

“Jieun-ah, duduklah. Apa kau tidak lelah mondar-mandir seperti itu?” tegur Luhan.

Jieun tak menyahut, bahkan tak menoleh sedikitpun. Ia seperti tidak mendengar teguran Luhan barusan. Sehingga yang dilakukan gadis itu masih sama seperti sebelumnya, mondar-mandir, menggosokkan tangan, dan menghela nafas berat. Ya, hanya itu saja.

Luhan pun memilih untuk bangkit dari kursi yang ia duduki, kemudian melingkarkan lengannya di leher Jieun, “Kau tak mendengarkanku, Jieun-ah? Rilekskan dirimu.”

Jieun menatap wajah Luhan tak berkedip. Ia masih kaget dengan pergerakan Luhan yang tiba-tiba merangkulnya. Sepersekian detik kemudian, ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan sesegera mungkin menstabilkan degup jantungnya yang entah mengapa selalu saja memompa lebih cepat ketika berada disamping Luhan.

“Luhan-ssi, aku sudah mencobanya, tapi sama sekali tidak mempan padaku. Semua hal sudah ku coba, tapi tetap saja seperti ini.” Ujarnya sembari memindah lengan Luhan dari lehernya dan meletakkannya di samping badan Luhan sendiri.

“Band 2Lj, harap bersiap-siap.” Ujar seorang gadis bernada datar yang tengah bersandar di dinding dekat pintu masuk ruang audisi, namun berhasil membuat anggota band ketar-ketir menunggu giliran.

“Luhan, bagaimana kalau suaraku jelek? Aku tidak bisa bernyanyi dengan baik ketika aku gugup.” Jujur Jieun, dengan tatapan risau menusuk manik hitam milik Luhan.

Pemuda itu menelan salivanya ketika melihat wajah Jieun yang tersirat sebuah harapan padanya, kemudian lekuk bibirnya tertarik keatas, dan tangannya mengelus bahu gadis itu pelan, “Percayalah bahwa kau sanggup melakukannya Jieun. Dan aku agak heran, bukannya kau sudah biasa bernyanyi di panggung café? Jadi kenapa kau masih merasa kurang percaya diri?”

Benar juga, kenapa aku harus merasa gugup sedangkan aku sudah biasa bernyanyi di depan pengunjung café hampir tiap hari? Pikir Jieun, akhirnya ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, “Aku tidak tahu, Lu.”

“Kita pasti bisa.” Chanyeol merangkul leher Jieun dan Luhan, menatap mereka bergantian, meyakinkan diri mereka.

“Cepat,” seru Lay ketika peserta sebelumnya sudah melewati pintu.

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Chanyeol menatap arlojinya sekali lagi, menghela nafas lelah, dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di lantai dingin yang sebenarnya kotor. Ia tak peduli itu, karna saat ini ia benar-benar lelah menunggu.
 
Lay pun sama, ia merasa letih. Ia memainkan jemarinya diatas senar gitar yang terpangku. Memetiknya dan mengalunkan melody indah. Tak mempedulikan sekitarnya. Karena ia butuh ruang untuk menyalurkan kebosanannya.

Satu lirikan lagi, sudah sejak empat jam lalu Luhan melakukan itu, melirik seorang gadis yang menundukkan kepalanya dalam. Karena sudah tak tahan, ia pun angkat bicara, “Jieun-ah,”

“Emm?”

“Sangat tidak sopan kalau kau tidak menatap lawan bicaramu.”

“Aku tidak ingin melihat wajahmu, juga wajah Chanyeol ataupun Lay. Aku merasa malu. kalau band kita gagal, aku akan menyalahkan diriku sendiri karena tidak bisa bernyanyi dengan baik saat audisi tadi. Dan aku tidak akan berhenti merutuki diriku yang bahkan tidak tahu apa alasan yang tepat untuk menjawab kenapa aku gugup selama audisi. Dan aku..— ”

“Pengumumannya sudah keluar!” teriak salah seorang peserta audisi, memotong kalimat penuh penyesalan milik Jieun.

“Ayo cepat lihat!”

“Semoga aku lolos.”

“Aku yakin kita akan berhasil!”

Beberapa peserta sudah mengerubungi papan besar yang mencantumkan nama finalis yang lolos hari ini. Bahkan Chanyeol dan Lay juga sudah bergerak untuk melihatnya. Tapi Jieun dan Luhan, justru malah tetap duduk tanpa ada rasa ingin mengetahui hasilnya. Karena Jieun percaya, bahwa 2Lj tidak akan lolos berkat suaranya yang nyaris membuat gendang telinga siapa saja rusak –menurutnya-.

“LUHAN, JIEUN KITA LOLOS!”

“WHOAAA! DAEBAK! AKHIRNYAAAA…”

Chanyeol dan Lay berteriak gembira sampai-sampai mereka saling berpelukan dan berjingkrak-jingkrang layaknya anak kecil.

“Benarkah?” tanya Jieun tak percaya. Ia segera bangkit untuk melihat papan besar yang mulai dikosongi oleh peserta audisi. Ia melihatnya.

2Lj - LOLOS!

Hatinya sangat bahagia hari ini. Bahkan sangat tampak dari mimik wajahnya yang sedikit merah dan cerah. Jieun menatap Luhan yang kebetulan berdiri dihadapannya ketika ia berbalik badan. Dan refleks saja ia melompat girang dan memeluk tubuh kurus pemuda itu.

DEG.
 
Luhan merasakannya lagi. degup jantung yang memompa lebih cepat, dan darah yang berdesir hebat. Luhan hanya bisa diam membiarkan gadis itu terus menggelayuti tubuhnya. Ia tak bisa membalas apa-apa, sama sekali tak merespon karena bibirnya terasa lengket, lidahnya kelu tak sanggup mengucapkan sehuruf pun.

Jieun melepas pelukannya dan menatap wajah Luhan sekilas, “Kita berhasil Lu! Waaa..” teriaknya girang, kemudian kembali memeluk tubuh Luhan beberapa detik, melepasnya dan satu kecupan ringan mendarat di pipi Luhan.

Chanyeol dan Lay tercengang melihat adegan dimana Jieun mencium Luhan. Mereka saling bertatapan sebelum menegur salah seorang dari mereka.

“Woah, ada apa ini? Kenapa Jieun mencium Luhan? Hmm..”

“Apakah mungkin mereka pacaran, Yeollie?” sahut Lay yang berpura-pura memasang wajah terkejut.

 Jieun melepas tangannya yang masih menangkup wajah Luhan, meletakkannya disamping badan. Ia sangat malu atas kelakuannya yang semena-mena mencium Luhan di tempat umum, ya, di tempat umum!

“Ee.. mianhae, aku tidak bermaksud begitu, aku sangat senang jadi aku tidak bisa menahan diri.” Tutur Jieun dengan wajah tertunduk –kebiasaannya ketika sedang malu, gugup, atau kurang percaya diri-

“Kalau begitu, aku juga ingin dikecup seperti Luhan,” cetus Chanyeol dengan nada genit, disambut belalakan mata besar Jieun yang bulat sempurna.

“Berhenti bermimpi Chanyeol-ssi!” tegasnya dengan tatap tajam.

Dia menciumku. Untuk pertama kalinya.


YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "You Ain't Know | Chapter 2"

Post a Comment