Lost In Love | Chapter 3


Kita memang tidak tahu kapan cinta itu akan datang, kapan cinta itu akan tinggal, dan kapan cinta itu akan pergi. Karna cinta dan waktu adalah dua hal yang bekerja sama untuk bermain di dalam hati dan perasaanmu.

Kim Joon Myeon / Suho (EXO)
Moon Chaewon
Zhang Yi Xing / Lay (EXO)
Romance | PG | Chapter 3/3 | Zilian Artwork | Crystalzarra,2015
Previous post : 1 | 2


Chaewonn terkesiap ketika merasakan basah di wajah kirinya, ia menatap Suho tajam. Kemudian beralih lagi untuk melihat pria di seberang. Namun orang itu sudah berjalan menjauhinya.

Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mengejarnya!

Chaewonn berlari untuk mengejar namja itu. Tanpa memperdulikan Suho yang bingung dengan apa yang sedang terjadi.

“Lay-ah! Yi Xing-ya! Berhenti!”

LOST IN LOVE—CRYSTALZARRA

Beberapa teriakan yang memanggil namanya dapat didengar menggema dalam gendang telinga. Meskipun begitu, langkah Lay tetap melaju bahkan lebih cepat dari sebelumnya. Ia sama sekali tak mengerti dengan apa yang ia lakukan sekarang. Dia tahu bahwa orang yang memanggilnya adalah Chaewon, kekasihnya. Tapi kenapa ia harus menghindar?

“Lay-ya!”

Dengan gerakan santai, Lay berbalik badan ketika sebuah sentuhan mendarat di sebelah lengan. Tampak seorang gadis yang sedikit membungkuk dengan tangan menempel di lutut, gadis itu terengah-engah dan sekarang ini ia sedang menstabilkan deru nafasnya.

Lay tetap berdiri dalam diam. Menunggu gadis itu hingga selesai dengan urusan pribadinya. Tiga menit kemudian, gadis itu berdiri tegak menatap Lay dengan mata sayunya.

“Kenapa kau menghindariku, Lay-ya?”

“Ku kira akan ada orang yang marah jika aku mendengarkanmu.”

Gadis itu tertegun mendengar jawaban Lay yang tersirat sinis dan tajam. Bukan gaya Lay yang ia kenal dengan suara lembut dan penuh perasaannya.

“Kenapa kau berlari dan meninggalkanku, Chagi-ya?” Suho melingkarkan lengannya di leher Chaewonn.

Sekilas gadis itu menoleh, kemudian kembali fokus pada pemuda dihadapannya –Lay- yang masih saja memberikan tatap dingin. Secepat kilat ia melepas diri dari rangkulan itu.

Diberikan suguhan seperti itu, membuat hati Lay nyeri. Tapi sebagai seorang pria ia harus terlihat kuat dan gagah. Sekuat hati ia mencoba menyembunyikan rasa sakit itu dengan memberikan tatap dingin pada kedua orang dihadapannya.

“Oppa, nan bogoshipeo. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau sudah pulang dari China? Kau jahat! Tidakkah kau memikirkan betapa rindunya aku padamu, eoh?” Dengan antusias dan logat manja, Chaewonn meminta penjelasan atas kehadiran Lay di Jeju Island, tanpa mengabarinya lebih dulu.

Pemuda dengan kamera ditangannya itu tersenyum tipis, mengingat kalau pria disamping gadisnya berteriak mengatakan bahwa ia mencintai Chaewonn. “Mianhaeyo, aku kira kau sudah sangat sibuk dengan’nya’ jadi akan lebih baik jika kau tidak tahu dan akan lebih baik jika hari ini kita tak bertemu dan untuk selamanya begitu.”

Gadis itu tertegun mendengarnya, “Kenapa kau bicara seperti itu Lay-ya? Kau marah padaku?”

“Chagi-ya, sebenarnya siapa dia?” tanya Suho yang semakin kebingungan, apalagi setelah melihat wajah Chaewonn yang muram ketika mendapat sorot tajam dari iris legam pemuda dengan kamera ditangannya itu.

DEG.

Apa yang harus ku katakan?

Sebenarnya Chaewon sudah memperkirakan kejadian seperti ini akan terjadi. Karena semua keburukan tak akan pernah tersimpan rapat hingga akhir. Tapi bukan berarti hari ini kan? Chaewonn sungguh tak siap jika peristiwanya hari ini. Ia belum memikirkan alasan apa yang harus ia katakan.

“Chagi-ya,” panggil Suho ketika selama dua menit tak mendapatkan jawaban dari gadisnya.

“Eh, emm.. sebenarnya,” Chaewonn benar-benar bingung harus bicara apa. Otaknya buntu saat ini juga. Ia sama sekali tak bisa berfikir, “Suho-ya, dia adalah Lay... Lay temanku saat SMA.” Kemudian deretan gigi-gigi bersih itu tampak menghias wajahnya yang pucat.

Kau berharap apa Lay?

Ketika mendengar jawaban Chaewon, ‘Lay temanku saat SMA’ hatinya benar-benar nyeri saat itu juga. Ternyata gadis yang amat dipercayainya telah berkhianat dan pergi dengan laki-laki lain yang bahkan belum pernah diceritakan Chaewon padanya.

Ekor matanya menangkap wajah pemuda disamping Chaewon –Suho- sedang tertawa kecil, orang itu tampak bahagia bahkan Chaewon juga terlihat bahagia. Sangat bertolak belakang dengan perasaannya. Seakan ada yang berkobar dihatinya, semacam emosi yang sudah memuncak.

Lay menarik lengan gadis yang sedang sibuk tertawa dengan orang dihadapannya. Kemudian memberikan sensasi basah di bibir merah muda gadis itu.

Suho yang melihat adegan itu secara tiba-tiba, merasa shock mendadak. Bahkan ia belum pernah melakukan hal ‘itu’ dengan Chaewon selama berpacaran. Tapi namja itu, dengan blak-blakan melakukannya. Tanpa ada kehendak dari Chaewon. Namja itu benar-benar gila!

Lay menarik wajahnya. Menempelkan hidungnya di ujung hidung milik Chaewon. Menghembuskan nafasnya berat. Ia dapat melihat tatap mata gadisnya. Antara keterkejutan dan bingung. Namun Chaewon tetap diam seakan menikmatinya.

Suho menarik lengan Chaewon kasar, kemudian meraih kerah kemeja Lay. Menatapnya tajam dan menusuk. “Apa yang kau lakukan hah! Kau pikir kau siapa sampai tanpa merasa bersalah mencium kekasihku di khalayak ramai hah! Kau benar-benar brengsek tahu! Tidakkah kau—”

“Aku belum putus darinya.” Potong Lay dengan nada setenang mungkin.

“M-mwo?” kepalan tangannya merenggang. Menatap orang dihadapannya tak mengerti.

“Ya, aku masih sebagai kekasih Chaewon. Kita belum putus sejak awal berpacaran. Bukankah wajar jika aku menciumnya?”

Suho beralih menatap Chaewon yang sedang tertunduk. “Chae, apa benar semua yang dikatakan dia? Jawab aku Chae!”

Dengan berat hati ia mencoba mengangkat kepalanya. “Aku bisa menjelaskan semuanya Suho-ya. Aku dan Lay sebenarnya—”

Suho menghembuskan nafasnya berat. Kenapa harus seperti ini? Bukankah rencana awal kemari adalah untuk berkencan? Tapi kenapa harus seperti ini? “Kau bisa meninggalkanku sendiri, Chae-ya.”

Kemudian kaki-kakinya melangkah pergi. Suho meninggalkan Chaewon sendiri.

“Suho-ya! Tunggu! Kau  mau kemana?”

Tak hanya itu, pemuda lain –Lay- juga pergi meninggalkannya. Melaju lurus tanpa memperdulikan Chaewon yang meneriaki namanya. Chaewon menangis, merutuki dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi.

Chaewon menatap punggung Suho dan Lay bergantian. Bahkan ia tidak tahu harus berlari pada siapa. Apakah Suho, pemuda yang baru-baru ini mengisi harinya dengan banyak canda tawa dan kegiatan yang menyenangkan? Atau Lay, kekasihnya yang sudah lama pergi dan meninggalkannya tanpa kabar hanya untuk urusan fotografi?

Tuhan, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Aku merasakannya, merasa hilang dan tersesat di dunia hanya karena kebimbangan hati atas dasar cinta pada laki-laki. Aku harus mengejar siapa? Aku ingin menghampiri Lay dan memberi semua penjelasan padanya. Tapi aku juga ingin berlari pada Suho, seorang pemuda yang cenderung pendiam dan ceria yang tak tahu apa-apa.

Apa aku bodoh? Tentu saja iya.

Kita memang tidak tahu kapan cinta itu akan datang, kapan cinta itu akan tinggal, dan kapan cinta itu akan pergi. Karna cinta dan waktu adalah dua hal yang bekerja sama untuk bermain di dalam hati dan perasaanmu.


THE END

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Lost In Love | Chapter 3 "

Post a Comment