Transplatasi
Ginjal
[Diva
Crystalzarra]
Design
Poster by Hyeri J’s Art
Cast
:
Oh
Ha Young as You (OC)
Kim
Jongin as Jongin (EXO)
Krystal
Jung as Krystal (FX)
***
Oh
Ha Young POV
Sangat sulit rasanya untuk menopang tubuh ku yang
semakin sulit menemukan tenaga. Akhir-akhir ini tubuhku terasa sangat tidak
nyaman. Sakit disana-sini. Yang paling membuatku jengkel adalah sesak nafas
yang tiba-tiba menerjangku. Dan pembengkakan di pergelangan kaki dan
disekitarnya.
Awalnya aku hanya mengira bahwa hal ini adalah sakit
biasa. Terlebih lagi aku memang mudah kelelahan dan menyebabkan beberapa
tubuhku bengkak dan memar. Itu sudah menjadi hal biasa bagiku. Tapi aku semakin
terkejut ketika terkadang urinku mengeluarkan cairan merah yang berbau amis.
Itu darah.
Aku semakin bingung dan ketakutan. Akhirnya suamiku
memutuskan untuk mengantarkan ke rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan
darah dan urin, baru ku ketahui bahwa suatu penyakit mengerikan sedang hinggap
dalam tubuhku.
“Hayoung, apa kau baik-baik saja?” tanya Kim Jongin,
suamiku.
Aku sedikit mengangkat wajah untuk sekedar melihat
paras tampan milik pria yang sangat ku cintai. Kemudian seulas senyum terukir
di bibirku. “Gwaenchanhayo. sudah
saatnya makan siang, akan ku siapkan makanan untuk Hara. Pasti dia sudah lapar.”
Baru selangkah berjalan, tubuhku seketika roboh.
Untunglah Jongin cekatan, sehingga ia telah menangkap tubuhku sebelum membentur
lantai.
“Sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja. Biar
aku saja yang menyiapkan makan siang. Kau beristirahatlah di kamar.”
“Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing.”
“Tidak baik kalau kau membantah suami, Hayoung.”
Akhirnya aku hanya bisa menuruti kata-kata Jongin.
Setiap hari selalu saja begini. Aku merasa bahwa tidak seharusnya aku seperti
ini. Semua ini gara-gara penyakit ginjal yang masuk dalam tubuhku. Aku merasa
kalau aku tidak berguna. Seharusnya aku menyiapkan sarapan untuk keluargaku
tapi aku hanya bisa tidur dan merepotkan orang lain. Apalagi semakin hari
penyakitku semakin parah membuatku semakin merasa rumit.
“Umma, apa
Umma baik-baik saja?” tanya Kim Ha Ra.
Putri semata wayangku yang baru saja menginjak bangku kelas dua sekolah dasar.
“Umma
tidak apa-apa sayang. Apa kau sudah mengerjakan tugas mu? Cepat, biar Umma bantu.”
“Ne, umma.” Kim Ha Ra berlarian memasuki
kamarnya untuk mengambil buku dan alat tulis. Tidak membutuhkan waktu lama, ia
sudah kembali dan siap diberi materi oleh ku.
Ketika sedang mengajari Kim Ha Ra, tiba-tiba rasa
pusing menyerang kepalaku. Mataku terasa berkunang-kunang.
“Umma, apa
Umma baik-baik saja? Umma?”
Samar-samar gendang telingaku mendengar suara
khawatir Kim Ha Ra. Tapi karena kondisiku yang sangat buruk, aku sampai tidak
bisa menjawab pertanyaannya. Aku tahu pasti dia sangat risau karena tingkahku
yang terlihat semakin buruk.
“Umma..”
Lirih Kim Ha Ra terdengar sangat pelan di telinga.
Kemudian tak bisa ku rasakan apa-apa lagi. gelap.
***
Kim
Jongin POV
Telefon ku berbunyi hingga dapat kurasakan
getarannya di meja. Hal itu membuat rekan kerjaku menoleh karena terganggu.
Suara kebisingan yang memecah sunyi itu segera kuhentikan. Tertera nama istriku
yang berada di layar ponsel.
“Abheojhi.
Cepatlah pulang. Umma.. entah ada apa
—aku tidak tahu— tapi dia tidur saat
sedang mengajariku mengerjakan tugas. Aku sangat bingung. Aku tidak bisa
membangunkan Umma. Dan dan nafasnya
terlihat sulit.”
Suara Kim Ha Ra bergetar. Hal ini semakin membuatku
panik. Sesegera mungkin aku bergegas pulang setelah meminta izin oleh bosku.
Pintu rumah ku buka dengan kasar dan kaki-kaki berlarian
dengan tergesa. Kudapati anakku sedang menangis sembari memeluk Oh Ha Young. Aku
menggendongnya dan membawa ke rumah sakit untuk mengadakan pemeriksaan. Rasa
cemasku memuncak. Aku tidak ingin kalau penyakit Oh Ha Young bertambah parah.
***
Diantara merdunya kicau burung yang menjadi latar
musik. Diantara celah cahaya matahari yang menerangi bumi. Di dalam sebuah
rumah yang cukup luas dan besar. Seorang wanita berumur sekitar duapuluh enam
tahun sedang menyiapkan sarapan di dapur.
“Krystal,” undang Kim Ha Ra, gadis kecil yang
memiliki pipi tembam dan bulu mata lentik. Adalah anak dari pemilik rumah.
“Ada apa Hara?” sahutnya tanpa mengalihkan fokus
dari tumpukan sayur yang siap dipotong.
“Bisa aku minta bulgogi
? Sebenarnya aku tidak suka sayur.”
“Aku tahu itu.”
“Jadi kenapa kau memasak makanan hijau itu?”
“Ini untuk kesehatanmu. Dan juga, makanan sehat bisa
membantu Umma supaya penyakitnya
tidak bertambah parah.”
Semenjak kejadian hari itu, dimana Oh Ha Young
pingsan ketika mengajari Hara, Kim Jongin tidak ingin istrinya kelelahan dan
akhirnya ia mengangkat seorang pembantu rumah tangga untuk mengurusi segala
kewajiban seorang Ibu yang tak bisa dikerjakan oleh Ha Young.
Krystal Jung. Selain memiliki paras yang unik,
wanita ini pandai memasak dan rajin melakukan banyak hal.
Lama-kelamaan, Kim Jongin terpikat dengn Krystal. Ia
mulai simpatik dan mendekati wanita sehat yang menjadi pengurus di rumahnya.
Tak beda jauh, Krystal juga merasakan hal yang hampir sama. Karena ketampanan Jongin
dan perhatian lebih mengarah untuknya, akhirnya Krystal masuk ke dalam pelukan Jongin.
Tanpa diketahui Hayoung ataupun Hara, mereka berhubungan layaknya sepasang kekasih.
Bau busuk akan tercium bagaimanapun juga. Akhirnya Ha
Young memergoki Jongin dan Krystal ketika sedang berduaan di dapur. Memang
sakit ketika melihat suami yang sangat ia cintai malah bermesraan dengan Krystal.
Ingin sekali marah, tapi apa boleh buat. Ini semua juga karena dirinya yang
sakit-sakitan.
“Aku bisa menjelaskannya.” Ujar Jongin berkali-kali.
Meskipun istrinya adalah seorang berpenyakit, namun ia tetap sayang dan cinta
dengan wanita itu.
“Aku sudah tahu semuanya, Jongin. Tidak ada yang
perlu kau jelaskan. Lagi pula memang tidak salah kalau kau ingin berselingkuh
dariku. Aku tahu, aku memang wanita berpenyakitan. Tidak bisa melakukan
apa-apa. Hanya bisa berbaring di ranjang. Tidak bisa meladeni mu. Tidak bisa
melakukan yang selayaknya seorang istri lakukan. Aku memang sangat jauh dari
kata sempurna. Karena penyakit kronis. Gagal ginjal yang menyerangku. Aku tahu
itu.” Seru Ha Young dengan air mata berurai.
Kim Jongin meraih tubuh Ha Young. Mendekap wanita
yang notabene sebagai istrinya. Ia memeluknya sangat erat.
“Lepaskan aku!”
Bukannya melepas, Jongin malah semakin mempererat pelukannya.
Bahkan membuat ruang gerak wanita itu semakin sempit.
Krystal menjadi terharu ketika melihat adegan
seperti ini. Hatinya terasa teriris, seakan ia bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh Ha Young. Bodohnya karena telah berfikiran ingin merebut Jongin
dari wanita sebaik Hayoung. Krystal menangis. Tanpa diketahuinya air mata
mengalir sampai membuat anak sungai.
“Hayoung-ssi.
Ku dengar kau akan melakukan pencakokan ginjal, biarkan aku saja yang
mendonorkan ginjal ku untukmu.”
Kedua pasang mata membelalak. Kim Jongin melepas
pelukannya dan beralih menatap Krystal tajam.
“Biarkan aku melakukannya. Aku ingin menebus
kesalahanku padamu, Hayoung-ssi.”
“Kau tak perlu melakukan ini semua.”
Jawaban Oh Ha Young membuatnya kecewa, “Aku
bersungguh-sungguh. Tolong terimalah. Kumohon.”
***
Setelah melakukan operasi untuk transplatasi ginjal.
Tubuh Oh Ha Young terasa lebih segar. Dan senyum sering mengembang dalam
bibirnya. Tetapi bagi Krystal hidupnya seakan sulit, namun ia tetap bahagia
karena bisa menebus kesalahannya.
“Krystal, ayo cepat!” seru Hara bersemangat dengan
wajah berseri. Ia menarik tangan wanita itu sekuat tenaganya.
“Hara, kau tidak boleh terlalu kasar dengan Krystal unnie. Dan juga jangan memanggilnya
seperti itu, kau harus memanggilnya ‘unnie’
mengerti?” tegur Hayoung yang baru saja selesai mengunci pintu rumah yang siap
dikosongi selama beberapa hari.
Gadis belia itu mengerucutkan bibirnya, “Aku tidak
kasar padanya, umma. Hanya saja
Krystal sangat lamban, aku tidak suka menunggunya terlalu lama.”
“Hara, sudah umma
bilang kan, panggil dia ‘unnie’ atau
nanti kau tidak boleh ikut liburan!” tegas Hayoung sambil memegang ujung kepala
putrinya.
“Tidak apa-apa, aku tidak merasa keberatan kok.”
Sahut Krystal dengan senyum yang merekah di bibirnya.
“Ini bukan masalah keberatan atau tidak Krystal,
tapi masalah sopan santun yang harus diterapkan pada Hara. Aku tidak suka jika
anakku nantinya menjadi orang yang tidak sopan pada orang yang lebih tua
darinya.”
Hayoung menggendong Hara untuk segera masuk ke dalam
mobil. Menyisakan Krystal yang masih saja tersenyum melihat keluarga bahagia
yang tersuguh dihadapannya.
Aku
tak menyesal, sama sekali tidak. Karena disini, aku bisa mendapatkan
kebahagiaan yang pantas. Gomawoyo Hayoung unnie, kau sangat
baik padaku.
***
THE
END
0 Response to "Transplatasi Ginjal"
Post a Comment