Tak satu pun yang dapat memahami hati satu sama lain. Karna inilah, aku tak tahu bagaimana perasaannya.
Woo Jieun memoleskan blush on merah muda di wajahnya.
Kemudian menatap pantulan cahaya yang menghasilkan bayangan dirinya di dalam
cermin. Make up minimalis itu telah sempurna memberi kesan natural pada wajah
Jieun. Ia tersenyum tipis, mengingat bahwa hari inilah bandnya akan tampil live
di televisi dalam acara Carnival Band, yang memang tiap tahunnya akan
menampilkan band-band berbakat dari seluruh kota di Korea Selatan.
“Woo Jieun, apa anggota bandmu sudah lengkap, sebentar
lagi akan tiba giliranmu.” Ujar Lyrian, pengurus bandnya, bisa dibilang semacam
manager.
“Kurasa sudah, ah ya, Luhan sedang pergi sebentar untuk
mengambil barangnya yang tertinggal di apartemen, mungkin sebentar lagi ia akan
sampai disini.”
“Sebaiknya cepat karena waktu tampil setiap band hanya
singkat, sekitar lima menit, sedangkan kita akan tampil setelah tiga band
lagi.”
“Aku yakin Luhan akan kembali sebelum band ketiga
selesai tampil.”
Lyrian hanya mengangguk dan menuliskan sesuatu di
kertas yang sedari tadi ia bawa. Kemudian melengang meninggalkan Jieun sendiri.
Untuk sekali lagi Jieun menatap pantulan dirinya dalam
cermin, ia merasa ada sesuatu yang mengganggunya, tapi ia sendiri juga tidak
tahu hal apa yang ia pikirkan itu.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan
OC’s
Woo Ji Eun
Romance
| PG | Chapter 2/4 | CerA94 @Korean Gallery | Crystalzarra,2015
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Luhan mengendarai sepeda gunung yang ia pakai untuk
mengambil barang yang tertinggal di apartemennya. Dengan lincah ia menerubus
beberapa kendaraan di depannya. Lalu memilih jalan perkampungan untuk jalur
yang lebih dekat. Ia menyalip sepeda dengan berbagai macam balon yang dibawa
oleh pemilik. Kemudian berusaha menyalip mobil pick up, namun dari arah
berlawanan ada kendaraan yang melaju kencang, hingga menubruk sepeda sekaligus
tubuh kurus Luhan.
CITTT…
Pengemudi mobil itu mengerem kendaraannya, dalam diam
ia mengatur nafasnya, mencoba melihat kenyataan bahwa baru saja ia menabrak
seorang pesepeda. Bahkan ia tak tahu harus menyalahkan siapa. Akhirnya ia
keluar untuk melihat kondisi korbannya.
Seorang pemuda bertubuh kurus tergeletak tak berdaya di
jalan. kemejanya yang semula berwarna putih seketika berubah menjadi merah
darah. Wajahnya pucat, dan bibirnya sedikit terbuka memperlihatkan dua giginya.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
“Mwo?” Lyrian mencoba menstabilkan suaranya. Tadi ia
berniat untuk menelfon nomor Luhan karena waktu untuk tampil diatas panggung
kurang dari tiga menit lagi. Namun yang ditangkap telinganya bukanlah suara
Luhan, melainkan orang lain. Lyrian mengira bahwa ia salah sambung, namun
ternyata kenyataan pahit itu menelan kebahagiaannya yang akan meluncurkan band
berkualitas ‘2Lj’. Lyrian menelan salivanya, lagi.
“Ada apa Lyrian eonni-ya?” tanya Jieun yang merasa ada
sesuatu yang aneh, sekaligus ingin mempertanyakan apa yang mengganggu dirinya
sejak tadi.
Lyrian menatap Jieun sendu, “Luhan, Luhan.. Jieun-ya,
Luhan kecelakaan.”
Kenyataan itu membuat air mata Jieun serasa ingin
tumpah untuk mengekspresikan kesedihannya saat ini. Ia tak menyangka sama
sekali, bagaimana mungkin disaat terpenting dalam hidup Luhan, justru pemuda
itu malah kecelakaan dan tak bisa menikmati awal manis dari impiannya selama
ini?
Dan apakah hal ini yang terus mengusikku sejak tadi?
Luhan... kecelakaan. Aku tak salah dengar bukan? K-e-c-e-l-a-k-a-a-n?
“Lantas, bagaimana ini?” tanya Lyrian meminta usul dari
ketiga anggota 2Lj.
“Sebaiknya kita segera pergi ke rumah sakit,” cetus Lay
yakin.
“Tapi impian kita? Apa kita harus melepasnya lagi,
setelah tinggal selangkah lagi?” Chanyeol tampak tak rela jika harus
menyia-nyiakan kesempatan yang belum tentu hadir dua kali dalam hidupnya.
Jieun terdiam memikirkannya. Ia tahu betul kalau Lay
dan Luhan sangat dekat, lebih dekat dari anggota lainnya. Mereka seperti
saudara yang banyak melakukan hal bersama dan tetawa lebih banyak daripada
dengan anggota yang lain. Tapi kali ini berbeda, masalah impian yang sudah
dibangun sejak lama, dan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mewujudkannya,
tapi akankah dilepas begitu saja?
“Tidak bisa, kita harus tetap tampil tanpa Luhan.”
Ya, orang pertama yang menatapnya dengan bulat sempurna
adalah Lay. Pemuda dengan otot yang lumayan itu menatap Jieun tajam, seakan
menghunusnya. Mengintimidasi Jieun atas pernyataannya barusan.
“Bukan maksud untuk mengabaikan Luhan. Tapi inilah
impian kita semua, juga impian Luhan. Dia dengan susah payah mengantarkan kita
sampai di titik ini, tapi apa kita akan menyia-nyiakannya begitu saja? Kita
harus mewujudkannya.”
“Kau hanya memanfaatkan Luhan! Aku benar, iya kan?
seharusnya kau mengerti bahwa Luhan yang paling ingin berada di panggung ini.
Tampil tanpa dia sama saja kau mengabaikannya, tidak menghargai impiannya.”
“Bukan seperti itu Lay, kau harus memahami. Jika kita
bisa tampil maksimal hari ini, mungkin saja kita bisa melanjutkan band ke
industri musik yang lebih luas. Dan Luhan akan mendapatkannya, semua impiannya
selama ini. Kita bisa melakukannya.”
Lyrian menatap Jieun intens, memang ada benarnya juga
pernyataan Jieun barusan. Ia setuju, tapi entah dengan anggota lainnya. Dua
detik kemudian, ia bisa melihat anggukan kepala Chanyeol yang hampir tak
nampak. Kemudian Lay yang menghela nafas berat sebelum mengiyakannya.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
Wajah Luhan kian pucat ketika dokter memasang berbagai
alat medis pada tubuhnya. Xi Li Jun –kakak Luhan- terlihat khawatir ketika
melihat adiknya dari balik pintu. Meskipun sepasang kakak-beradik itu sering
bertengkar, tapi tetap saja rasa sayang mengalir dalam tubuh keduanya. Bahkan
detik ini Lijun menangis meratapi nasib adiknya.
Setelah mendengar kabar kecelakaan Luhan dari Lyrian,
ia bersama kedua orangtuanya langsung pergi ke rumah sakit yang sudah
diberitahukan alamatnya oleh Lyrian. Padahal tadinya Lijun ingin membuat
kejutan pada Luhan bahwa ia, ayah, dan ibu datang dalam acara Carnival Band
hari ini. Namun apa yang ia dapatkan? Adiknya kecelakaan.
“Umma! Bagaimana ini?” tangis Lijun semakin pecah.
Nyonya Xi hanya mengelus bahu anak gadisnya pelan. Ia
juga merasakanya. Lara di hati tak ada tanding. Air kristal itu ingin sekali ia
luapkan, menetes hingga membasahi wajahnya, tapi bagaimana mungkin ia bisa
melakukannya ketika Lijun meraung-raung atas kecelakaan Luhan.
“Luhan akan baik-baik saja.” Ujar Tuan Xi yakin.
YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA
0 Response to "You Ain't Know | Chapter 3"
Post a Comment