You Ain't Know | Chapter 3


Tak satu pun yang dapat memahami hati satu sama lain. Karna inilah, aku tak tahu bagaimana perasaannya. 
Woo Jieun memoleskan blush on merah muda di wajahnya. Kemudian menatap pantulan cahaya yang menghasilkan bayangan dirinya di dalam cermin. Make up minimalis itu telah sempurna memberi kesan natural pada wajah Jieun. Ia tersenyum tipis, mengingat bahwa hari inilah bandnya akan tampil live di televisi dalam acara Carnival Band, yang memang tiap tahunnya akan menampilkan band-band berbakat dari seluruh kota di Korea Selatan.

“Woo Jieun, apa anggota bandmu sudah lengkap, sebentar lagi akan tiba giliranmu.” Ujar Lyrian, pengurus bandnya, bisa dibilang semacam manager.

“Kurasa sudah, ah ya, Luhan sedang pergi sebentar untuk mengambil barangnya yang tertinggal di apartemen, mungkin sebentar lagi ia akan sampai disini.”

“Sebaiknya cepat karena waktu tampil setiap band hanya singkat, sekitar lima menit, sedangkan kita akan tampil setelah tiga band lagi.”

“Aku yakin Luhan akan kembali sebelum band ketiga selesai tampil.”

Lyrian hanya mengangguk dan menuliskan sesuatu di kertas yang sedari tadi ia bawa. Kemudian melengang meninggalkan Jieun sendiri.

Untuk sekali lagi Jieun menatap pantulan dirinya dalam cermin, ia merasa ada sesuatu yang mengganggunya, tapi ia sendiri juga tidak tahu hal apa yang ia pikirkan itu.


YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Luhan
OC’s Woo Ji Eun
Romance | PG | Chapter 2/4 | CerA94 @Korean Gallery | Crystalzarra,2015
Previous post : 1 | 2


YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Luhan mengendarai sepeda gunung yang ia pakai untuk mengambil barang yang tertinggal di apartemennya. Dengan lincah ia menerubus beberapa kendaraan di depannya. Lalu memilih jalan perkampungan untuk jalur yang lebih dekat. Ia menyalip sepeda dengan berbagai macam balon yang dibawa oleh pemilik. Kemudian berusaha menyalip mobil pick up, namun dari arah berlawanan ada kendaraan yang melaju kencang, hingga menubruk sepeda sekaligus tubuh kurus Luhan.

CITTT…

Pengemudi mobil itu mengerem kendaraannya, dalam diam ia mengatur nafasnya, mencoba melihat kenyataan bahwa baru saja ia menabrak seorang pesepeda. Bahkan ia tak tahu harus menyalahkan siapa. Akhirnya ia keluar untuk melihat kondisi korbannya.

Seorang pemuda bertubuh kurus tergeletak tak berdaya di jalan. kemejanya yang semula berwarna putih seketika berubah menjadi merah darah. Wajahnya pucat, dan bibirnya sedikit terbuka memperlihatkan dua giginya.

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

“Mwo?” Lyrian mencoba menstabilkan suaranya. Tadi ia berniat untuk menelfon nomor Luhan karena waktu untuk tampil diatas panggung kurang dari tiga menit lagi. Namun yang ditangkap telinganya bukanlah suara Luhan, melainkan orang lain. Lyrian mengira bahwa ia salah sambung, namun ternyata kenyataan pahit itu menelan kebahagiaannya yang akan meluncurkan band berkualitas ‘2Lj’. Lyrian menelan salivanya, lagi.

“Ada apa Lyrian eonni-ya?” tanya Jieun yang merasa ada sesuatu yang aneh, sekaligus ingin mempertanyakan apa yang mengganggu dirinya sejak tadi.

Lyrian menatap Jieun sendu, “Luhan, Luhan.. Jieun-ya, Luhan kecelakaan.”

Kenyataan itu membuat air mata Jieun serasa ingin tumpah untuk mengekspresikan kesedihannya saat ini. Ia tak menyangka sama sekali, bagaimana mungkin disaat terpenting dalam hidup Luhan, justru pemuda itu malah kecelakaan dan tak bisa menikmati awal manis dari impiannya selama ini?

Dan apakah hal ini yang terus mengusikku sejak tadi? Luhan... kecelakaan. Aku tak salah dengar bukan? K-e-c-e-l-a-k-a-a-n?

“Lantas, bagaimana ini?” tanya Lyrian meminta usul dari ketiga anggota 2Lj.

“Sebaiknya kita segera pergi ke rumah sakit,” cetus Lay yakin.

“Tapi impian kita? Apa kita harus melepasnya lagi, setelah tinggal selangkah lagi?” Chanyeol tampak tak rela jika harus menyia-nyiakan kesempatan yang belum tentu hadir dua kali dalam hidupnya.

Jieun terdiam memikirkannya. Ia tahu betul kalau Lay dan Luhan sangat dekat, lebih dekat dari anggota lainnya. Mereka seperti saudara yang banyak melakukan hal bersama dan tetawa lebih banyak daripada dengan anggota yang lain. Tapi kali ini berbeda, masalah impian yang sudah dibangun sejak lama, dan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mewujudkannya, tapi akankah dilepas begitu saja?

“Tidak bisa, kita harus tetap tampil tanpa Luhan.”

Ya, orang pertama yang menatapnya dengan bulat sempurna adalah Lay. Pemuda dengan otot yang lumayan itu menatap Jieun tajam, seakan menghunusnya. Mengintimidasi Jieun atas pernyataannya barusan.

“Bukan maksud untuk mengabaikan Luhan. Tapi inilah impian kita semua, juga impian Luhan. Dia dengan susah payah mengantarkan kita sampai di titik ini, tapi apa kita akan menyia-nyiakannya begitu saja? Kita harus mewujudkannya.”

“Kau hanya memanfaatkan Luhan! Aku benar, iya kan? seharusnya kau mengerti bahwa Luhan yang paling ingin berada di panggung ini. Tampil tanpa dia sama saja kau mengabaikannya, tidak menghargai impiannya.”

“Bukan seperti itu Lay, kau harus memahami. Jika kita bisa tampil maksimal hari ini, mungkin saja kita bisa melanjutkan band ke industri musik yang lebih luas. Dan Luhan akan mendapatkannya, semua impiannya selama ini. Kita bisa melakukannya.”

Lyrian menatap Jieun intens, memang ada benarnya juga pernyataan Jieun barusan. Ia setuju, tapi entah dengan anggota lainnya. Dua detik kemudian, ia bisa melihat anggukan kepala Chanyeol yang hampir tak nampak. Kemudian Lay yang menghela nafas berat sebelum mengiyakannya.

YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Wajah Luhan kian pucat ketika dokter memasang berbagai alat medis pada tubuhnya. Xi Li Jun –kakak Luhan- terlihat khawatir ketika melihat adiknya dari balik pintu. Meskipun sepasang kakak-beradik itu sering bertengkar, tapi tetap saja rasa sayang mengalir dalam tubuh keduanya. Bahkan detik ini Lijun menangis meratapi nasib adiknya.

Setelah mendengar kabar kecelakaan Luhan dari Lyrian, ia bersama kedua orangtuanya langsung pergi ke rumah sakit yang sudah diberitahukan alamatnya oleh Lyrian. Padahal tadinya Lijun ingin membuat kejutan pada Luhan bahwa ia, ayah, dan ibu datang dalam acara Carnival Band hari ini. Namun apa yang ia dapatkan? Adiknya kecelakaan.

“Umma! Bagaimana ini?” tangis Lijun semakin pecah.

Nyonya Xi hanya mengelus bahu anak gadisnya pelan. Ia juga merasakanya. Lara di hati tak ada tanding. Air kristal itu ingin sekali ia luapkan, menetes hingga membasahi wajahnya, tapi bagaimana mungkin ia bisa melakukannya ketika Lijun meraung-raung atas kecelakaan Luhan.

“Luhan akan baik-baik saja.” Ujar Tuan Xi yakin.


YOU AIN’T KNOW—CRYSTALZARRA

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "You Ain't Know | Chapter 3"

Post a Comment