EXO’s
Lay and OC’s Young Ah | Sad | PG |
Ficlet | DL Project Artwork | Deev,2015
Sepasang manusia –yeoja dan namja— melangkah di jembatan. Si pemuda merangkul
leher gadis disampingnya. Mereka beriringan menikmati terpaan angin sore yang
terkadang berhembus kencang. Si gadis menunduk dalam, ia menyibakkan anak
rambutnya yang terbang liar, lalu melepas diri.
Zhang Yi Xing atau yang lebih akrab disapa Lay adalah
nama si pemuda yang tengah menatap punggung gadisnya. Ia hanya mampu terpaku
dalam sepersekian detik sebelum berjalan menyusul yeojachingunya.
Tatap mata sayu itu mengamati arah aliran air yang
terbilang deras. menggunakan kedua tangannya, Lee Young Ah bertumpu pada
pembatas jembatan yang terbuat dari kayu. Pikirannya berkecamuk penuh rasa yang
bercampur aduk. Bahkan ia pun takut untuk mengungkapkannya, tapi semua ini
harus segera diselesaikan.
Young Ah mampu merasakan seseorang sudah berdiri
disamping kanannya. Gadis itu menghela nafasnya, “Apa kau suka tempat ini?”
tanyanya.
“Aku suka, bahkan sangat suka. Tempat ini keren dan
menarik. Kenapa kau baru mengajakku kemari?”
Young Ah tersenyum tipis, “Kalau begitu, bagaimana
kalau kita mengutarakan isi hati masing-masing di tempat tersenyembunyi ini?”
“Okay, ayo kita lakukan tapi secara bergantian,
bagaimana?” Lay menatap wajah Young Ah dari samping. Sebuah anggukan terlihat
setelahnya.
“Kau duluan.”
Pemuda itu tersenyum malu, lantas mengalihkan pandangan
memusat pada perairan dibawahnya. Ia menghela napas kuat-kuat, mendongak, dan
berteriak nyaring.
“AKU SANGAT
MENCINTAIMU LEE YOUNG AH!”
Lay melihat wajah gadis disampingnya yang hanya mngulas
senyum tipis. Lay tersenyum puas dalam nafasnya yang saling memburu, “Kini
giliranmu nona Lee.”
Young Ah mengangguk yakin. Menempelkan kedua sisi
telapak tangannya disamping bibir, “ZHANG YI XING, AKU SANGAT INGIN PUTUS
DARIMU!”
Manik cokelat itu membulat tak percaya. Ia menatap
wajah gadis disampingnya yang terlihat santai-santai saja.
“Maksudmu apa Young Ah?” tatapan sayu menghujam hati Young
Ah teramat keras dan menyakitkan. Membuatnya hanya mampu merunduk layu, “Young
Ah, jawab aku.” Tutur Lay pelan. Ia meraih bahu gadis itu dan disentuhnya
dengan sedikit kekuatan.
Young Ah mengangkat kepalanya, bersitatap dengan manik
cokelat teduh dihadapannya. Ada rasa mengganjal di hatinya. Apakah semua ini
sudah benar atau mencangkup kesalahan?
“Mianhae Lay-ya. aku ingin mengakhiri hubungan kita.
Cukup sampai disini saja.”
Tangan Lay melemah, lepas dari bahu gadis dihadapannya,
“Young Ah, tolong jangan bercanda.”
Lee Young Ah mengelus lengan kiri pemuda itu, “Aku
minta maaf Lay.” Ungkapnya dengan jutaan air mata yang mencoba menerebos
pertahannan.
Raut kekecewaan amat jelas terukir di wajah imut pemuda
itu. Ia mengusap tengkuknya, “Oh okay, jika itu keinginanmu. Aku tidak bisa
apa-sapa lagi kan?” tuturnya dingin diiringi tawa paksa.
Young Ah terdiam ditempatnya. Menatap tubuh pemuda yang
kian menjauh. Tiba-tiba hatinya tergerak, berlari mengejar Lay, “Lay-ya!
Tunggu! Lay!”
Sebuah tangan menahan langkah Young Ah, “Sudah Yong,
jangan dikejar. Urusanmu sudah tamat dengannya.”
“T-tapi eon—”
“Kau berhasil Yong. Kau sudah putus darinya.” Potong
sosok bertubuh jangkung yang hadir disamping kiri Young Ah.
“Kita pulang sekarang ya?”
Young Ah hanya menuruti kedua orang yang berdiri
disamping kanan-kirinya. Dua teman dekatnya yang dua tingkat lebih tua darinya.
Kang Seulgi eonni dan Park Chanyeol oppa. mereka bertiga lalu menuju mobil
milik Chanyeol, hendak mengendarai menuju ke rumah Young Ah. Baru beberapa
meter melaju, sekerumunan warga sudah menghadang di tengah jalan.
Mata Young Ah menangkap sesuatu yang familiar, “Eonni,
oppa, bukankah itu sepeda motor milik Lay?” dua pasang mata lainnya langsung
tertuju kearah tunjuk gadis itu.
Seorang pemuda berhasil keluar dari kerumunan. Nampak
seperti orang kesetanan. Ia mengamuk, memukul sembarang, dan berteriak tak
jelas. Pemuda itu adalah Lay dengan rona wajah merah padam.
Young Ah berlai keluar mobil dan mencoba mendekati Lay.
Saat melihat Young Ah mata berapi-api Lay seketika padam. Lay menatap Young Ah
lama sebelum akhirnya melangkah cepat dan langsung memeluk tubuh mungil gadis
itu. Tetes demi tetes air bening mengucur membanjirti wajah Lay.
“Young Ah-ya, jangan pergi.” Lirih Lay serak.
Yang disebutkan namanya hanya berdiam diri, tak memberi
respons ama sekali.
“Young Ah, aku mohon. Aku menyayangimu.” Lay
memperdalam pelukannya. Menenggelamkan wajahnya di leher Young Ah. Masih
menangis.
Terukir senyum tipis di bibir Young Ah, ia paksakan
tersenyum diatas keresahan hatinya. Jujur saja hantinya masih merasa ragu untuk
memutuskan hubungannya dengan Lay, yang jelas-jelas sering menyakiti hatinya
dengan bentakan-bentakan kasar yang tiba-tiba.
Young Ah mengelus punggung Lay, “Mianhae Lay.”
Detik itu juga Lay melepas diri. Memilih berlutus di
depan khalayak umum, memohon pada gadis yang dicintainya dengan iringan isak
tangis, “Aku mohon Yong, beri aku kesempatan.”
“Cukup Lay. Aku minta maaf. Keputusanku sudah bulat.
Kau akan mendapatkan gadis yang lebih baik dariku kelak.”
“Aku hanya ingin dirimu! You’re the only one!”
Young Ah menggeleng. Menginstruksikan tubuh Lay supaya
bangkit, “Aku percaya, kau akan bahagia tanpaku.”
Lay menggeleng tanpa berucap sepatah katapun. Ia
berjalan menuju kendaraannya di dekat pembatas jembatan. Dengan kasar ia meraih
helm dan dilemparnya penuh amarah—jatuh di perairan hingga membentur dasar. Lay
berteriak frustasi beberapa kali.
Chanyeol dan Seulgi mengisyaratkan para warga supaya
segera pergi karena pertunjukan sudah usai.
“LAY!!” teriak Young Ah parau membuat orang-orang
memusatkan perhatian padanya. Gadis itu berlari. Arah mata pandang orang-orang
pun bergerak ke tempat tujuan Young Ah.
Semua tersentak dan langsung berlari.
Young Ah menyentuh pembatas besi seirama dengan hujan
tangisnya yang merembes keluar. Semua sudah terlanbat. Young Ah menangis
histeris saat bola matanya tak juga mendapatkan obyek utama. Tubuh jangkung Lay
tak juga muncul dari balik derasnya aliran sungai.
Masyarakat berbondong-dnondong menengok sungai untuk
mengobati rasa penasarannya. Chanyeol memaikan jemari diatas Layar ponsel untuk
menghubungi polisi. Sedangkan Seulgi berusaha keras menenangkan Young Ah yan
semakin menjadi. Bahkan gadis itu nekad ingin menjemput ajal dengan ikut
melompat.
“Biarkan saja! Aku harus menemukan Lay!”
“Young Ah! Tenangkan dirimu!”
Seulgi merengkuh tubuh Young Ah yang sudah ia anggap
sebagai adiknya sendiri. Membiarkan pakaiannya basah oleh air mata. Ia mencoba
menenangkan Young Ah dengan berbagai cara.
Chanyeol datang menghampiri dengan wajah murung. Ia
menepuk-nepuk bahu Young Ah pelan. Berniat untuk menyalurkan kekuatannya pada
hati rapuh yang tengah berduka.
— 00 —
0 Response to "You're The Only One"
Post a Comment