Going to Love You








AOA’s Seolhyun and BTS’s Taehyungg | Romance | PG | Arkenstone Artwork | Deev,2015

 Kau membuatku jatuh

Previous post:  1 | 2 | 3

Taehyung bergerak malas meraih ponselnya yang bergetar di atas meja. Hari ini adalah hari libur. Hari yang sangat ia tunggu-tunggu setelah seminggu bergulat dengan materi sulit di kampusnya, ditambah lagi dengan dosen killer yang tak segan-segan membentak bahkan hingga membuat beberapa mahasiswi hampir menangis.

Dengan mata yang masih melekat erat ia meraih ponselnya, kemudian sedikit membuka kelopak untuk melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini.

Setelah lima belas menit dihabiskannya untuk mandi dan ganti pakaian, sekarang Taehyung sudah siap untuk pergi ke rumah Nyonya Shin, tetangganya.

“Kau sudah datang, ayo masuklah.” Suara lembut Nyonya Shin menyambut kedatangan Taehyung yang berdiri di depan pintunya.

Taehyung tersenyum dan menuruti ajakan Nyonya Shin, yang lebih akrab dipanggilnya dengan sebutan nenek. Wajah Nyonya Shin memang sudah terlihat keriputnya bahkan hampir semua rambutnya sudah memutih.

“Apa kau tahu kenapa Seolhyun tidak menjawab telepon?”

Taehyung menghentikan gerakan tangannya, ia menatap punggung wanita lansia tersebut. “Aku tidak tahu Halmeoni.” Jawabnya dengan senyum kecut yang menghias di bibir.

“Benarkah? Apa dia sakit?”

Taehyung hanya memutar bola matanya malas. Ia sangat bosan dengan pertanyaan yang hanya itu-itu saja. Yah, Taehyung dan Seolhyun sangat dekat dengan Nyonya Shin, hanya mereka yang bisa bergaul dengan wanita tua itu diantara penghuni apartemen lainnya. Tapi karena Seolhyun yang mengenalnya lebih lama, jadi Nyonya Shin sangat sering menanyakan keadaan Seolhyun dibanding bertanya tentang kehidupan Taehyung.

GOING TO LOVE YOU

Knop pintu itu ditarik oleh Taehyung perlahan, kemudian langkahnya menuju ke dalam. Betapa terkejutnya ia saat mendapati keadaan apartemen yang layak disebut tempat sampah akibat tisu-tisu kotor yang bertebaran di lantai. Kotor, jorok, menjijikkan, adalah beberapa kata yang tepat untuk mendiskripsikan keadaan saat ini.

“Noona!” serunya.

Langkahnya kembali menelusuri tiap ruangan yang ada di dalam apartemen, namun ia tak menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. Tempat ini kumuh seperti sudah ditinggal pemiliknya selama bertahun-tahun.

“Noona, apa kau di dalam?” tanya Taehyung seraya menggenggam knop pintu yang sudah siap didorongnya. Taehyung membiasakan diri untuk bertanya sebelum masuk ke dalam kamar pribadi gadis itu. Dulu, beberapa tahun lalu saat ia masih menjadi new neighbor, Taehyung pernah membuka kamar Seolhyun tanpa permisi dan mendapati pemandangan yang tak seharusnya. Jangan terlalu dipikirkan, karena Taehyung sendiri sudah membuang ingatan itu jauh-jauh dan menguburnya sedalam mungkin.

Lagi-lagi tak ada suara yang menyahut hingga memaksa Taehyung untuk membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan bernuansa putih. Taehyung menggelengkan kepalanya, betapa joroknya orang yang menempati apartemen ini. Tisu-tisu bertebaran dimana-mana, termasuk meja dan tempat tidur. Matanya menelusur liar, namun tak didapatkan hasil dimana keberadaan Seolhyun.

Taehyung mendengus, “Noona, aku bawakan kau apel. Aku taruh di meja, jangan lupa bersihkan tempatmu, right?” ujarnya seraya meletakkan sekresek apel diatas meja. Ia bergidik geli saat menyingkirkan tisu kotor disekitar tempatnya meletakkan sebungkus apel.

Hendak ia keluar dari tempat kumuh ini namun tertunda karena pikirannya yang berputar ingin tahu keberadaan Seolhyun. Kakinya melangkah dan berhenti di depan kamar mandi.

“Noona, kau sedang mandi ya?”

Taehyung mengumpulkan keberaniannya untuk memutar knop pintu. Ia melongokkan kepalanya sedikit untuk mencari tahu.

“Noona!” serunya penuh keterkejutan ketika melihat tubuh Seolhyun yang tergeletak di lantai kamar mandi dengan keadaan basah kuyup. Taehyung berlari menghampiri tubuh pucat itu, lalu mengecek keadannya. Demam. Sesegera mungkin ia membopong tubuh gadis itu dan diletakkannya diatas ranjang.

 “Ada apa ini? Kenapa dia bisa tidur di kamar mandi? Apa dia sudah tidak waras? Apa yang harus kulakukan? Please tell me, what should I do!”

Taehyung sangat bingung harus berbuat apa. Ia mencoba menenangkan diri dengan mengatur napasnya. Tangannya menyentuh dahi Seolhyun sekali lagi, sangat panas, “Pakaiannya basah dan harus segera diganti supaya keadannya tak semakin parah!” cetusnya.

GOING TO LOVE YOU

Pemuda itu menutup gorden bermotif, tak sedikitpun mengizinkan cahya mentari menyeruak menganggu tidur gadis yang terbaring di ranjangnya. Kim Taehyung menengok keadaan luar dengan membuat sedikit celah antara gorden. Lalu lintas dipadati kendaraan di sore hari, saat orang-orang pulang dari kerjanya maupun liburan akhir pekannya.

Pandangan Taehyung beralih menatap wajah pucat yang masih menyebutkan sebuah nama yang sama sekali tak dikenalnya. Kaki-kaki Taehyung bergerak mendekati ranjang, ia mengganti handuk di kepala Seolhyun dengan yang baru. Ia menghela napas lemah lantas duduk ditepi ranjang.

Manik gelap Taehyung tak lepas memandang wajah Seolhyun –yeoja gila yang sudah seperti kakaknya sendiri- yang terlihat makin membaik. Ia tahu betul kalau Seolhyun bukanlah tipe orang yang mudah sakit, bahkan dalam setahun pun belum tentu ia jatuh sakit.

Tangan pemuda itu tergerak untuk mengelus wajah gadis itu dengan lembut. Bibirnya memekarkan sebuah senyuman. Rasanya sangat bahagia, hingga membuatnya merasa damai.

Kelopak mata itu perlahan terbuka dengan gerakan lemah. Sesegera mungkin Taehyung menyingkirkan tangannya dari wajah Seolhyun, “Kau sudah sadar?” tanyanya datar.

Sepersekian detik gadis itu hanya diam menatap datar lelaki dihadapannya, “Kenapa kau ada disini?”

Taehyung bangkit dari tempat singgahnya, berdiri sambil menyilangkan tangan didepan dada, “Okay, tampaknya kau harus berterima kasih padaku karena sudah menyelamatkanmu.”

“Jangan bermain-main Tae, aku sedang un mood untuk bercanda.”

“Sepertinya akan lebih baik tadi aku membiarkanmu tidur di lantai kamar mandi daripada menolongmu dan mengobatimu tapi kau malah tak tahu berterima kasih. Bahkan aku harus susah payah supaya kau bisa meninggalkan pakaian basahmu.”

Kedua bola mata Seolhyun mengembang hingga membuat bentuk bulat sempurna. Ia membelalakkan mata saat lelaki itu mengatakan ‘pakaian basah’ sontak Seolhyun langsung mendekap selimut erat-erat. Ia menelan ludah.

“Y-ya! K-kau.. kau tidak melakukan apa-apa kan?”

Taehyung tak menjawab. Hanya tersenyum miring menatap gadis itu.

Oh my ghost! Andwe! It’s can’t to happens! Hatinya berteriak histeris. Matanya terpejam kuat. Seolhyun merutuki dirinya tanpa henti. Ia menggeliat ringan. Wait, ada sesuatu yang aneh. Ia membuka mata dan membaranikan diri untuk melongok ke dalam selimut. Detik berikutnya langsung menyingkap selimutnya dari seluruh jengkal tubuh.

Taehyung tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi gadis itu yang terkesan berlebihan, “Apa yang ada dipikiranmu huh? Memangnya aku akan berbuat apa? Dasar otak yadong!”

Seolhyun menatap Taehyung tajam. Sebuah bantal melayang mengenai wajah namja menjengkelkan itu, namun tak menghentikan tawanya yang semakin membuat wajah Seolhyun memerah karena malu.

“Kalian sedang apa?” Keduanya menoleh ke sumber suara, Shin halmeoni tengah berdiri diambang pintu. Lalu tersenyum, “Ayo cepat, makan malam sudah siap.”

Seolhyun mengangguk dan segera beranjak. Mereka berjalan menyebrang pintu menuju ruang makan. Ketiganya duduk dengan mangkuk terisi penuh. Taehyung dan Seolhyun duduk berhadapan dan Shin halmeoni duduk disisi lain.

Sumpit Seolhyun bergerak untuk mengambil ikan yang tersaji dihadapannya, tapi sumpit lainnya yang tak lain adalah kemilikan dari sosok Taehyung juga hendak mengambil ikan itu. Padahal hanya ada satu ikan diatas piring itu. Keduanya saling berebut dan tak ada yang mau kalah.

“Hentikan, kalian seperti anak kecil.”

Seolhyun berdeham, “Dasar anak kecil!” umpatnya yang hanya disambut gerak bola mata yang memutar malas.

Dalam hatinya, Taehyung merekahkan sebuah tawa bahagia yang menggema hingga relung hatinya. Tampaknya ada sesuatu yang telah terpupuk hingga menumbuhkan benih kecil menjadi lebih besar dan terus berkembang.

Kau benar Seol. Kau sudah berhasil membuktikan ucapanmu kala itu. Kau sudah membuat hidupku tak tenang mulai sekarang.




—00—

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Going to Love You"

Post a Comment