Moccacino



VIXX’s Hyuk & RV’s Joy | Romance, Fluff | G Ficlet | ettaeminho,2015

Sosok itu benar-benar candu baginya.

Sudah kesekian kalinya ia melakukan hal gila di café kecil tersebut. Harus diakui bahwa ia—Han Sanghyuk—acap kali melakukan sesuatu di luar batas kewajaran. Namun menjadi segila ini merupakan hal yang tak dapat ia sangka. Menghabiskan sepersekian waktu dalam hitungan hari—hanya untuk sekedar menikmati secangkir moccacino.

Sebenarnya ini bukan menjadi alasan dari sebuah kebiasaan gila barunya, memandang segelintir fenomena yang acap kali ia lihat. Bukan. Lebih dari itu. Usut yang menjadi alasan ia ada disini ialah ingin memandang takjub ke arah seorang gadis. Hanya karena seorang gadis yang berlalu lalang meninggalkan kesan menjulang—menunjukkan sisi malaikatnya—yang pada akhirnya hanya membuat Sanghyuk semakin kecanduan. Seperti dirinya sudah kecanduan pada moccacino.

Gadis yang bernama Park Joy. Sanghyuk mengetahuinya seminggu lalu saat dwinamiknya tak sengaja mengangkap badge name di seragam gadis itu. Park Joy, nama yang indah.

Entah ini sudah jadi kali keberapa mereka bertemu di café yang sama. Lanyaknya sebuah kebiasaan. Berkunjung di waktu yang sama, memesan secangkir minuman yang mereka sukai, bahkan tak hanya itu. Seringkali dua ulas senyuman tergurat saat manik mereka bertemu dalam satu titik yang melambungkan.

Ini gila, benar-benar di luar kendali. Sanghyuk merasa ada yang tak beres dengan hatinya. Dan lihat, logikanya pun tak mampu bersua ketika tangannya begitu saja menekan tombol DSLR yang ia bawa untuk mengabadikan paras cantik nan menawan milik gadis itu.

Bahkan dari layar kecil DSLR nya, Sanghyuk masih dapat melihat pesona yang mengagumkan. Satu hal yang tidak ia mengerti akan cinta. Mengapa di setiap ia coba sangkal, hanya membuat pemuda bersurai hitam itu semakin terseret ke dalamnya.

Sejenak, Sanghyuk mulai menggeru imajinasi hanya karena sebuah pemandangan nyata yang tercipta menjadi sebuah melodi beraturan tepat ketika obsidian mereka kembali bertemu. Menciptakan sebuah fantasi liar yang terlintas di benaknya.

Tidak! Sanghyuk benar tergila-gila oleh gadis itu. Senyuman yang ia tunjukkan menoreh seberkas kesan mendalam. Menukik keras menghujam hatinya.

Jemari tangannya yang panjang berusaha meraih secangkir moccacino yang sedari tadi belum sempat ia sentuh—mencoba meredam degup jantungnya yang semakin menjadi. Pemuda itu mengernyit kendati indera pengecapnya merasakan moccacino tersebut. Ia tidak dapat merasakan rasa manis yang biasa ia dapatkan dari cairan kecokelatan itu. Apa lidahnya kini sudah tidak berfungsi dengan baik? Atau, yang paling sederhana, senyuman manis Joy mengalahkan rasa manis dari moccacino miliknya.

Rupanya Sanghyuk telah terhanyut dengan kekaguman tanpa batas pada seorang Park Joy.


-fin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Moccacino"

Post a Comment