U n f a i r


Apakah aku sudah terlalu bodoh? Oh yang benar saja, bahkan aku pun tak mengerti mengapa sikapku menjadi seperti ini. Kadang aku berfikir mengapa dan mengapa semua ini bisa terjadi. Tetapi terkadang pula aku berfikir mengenai alasannya. Dan sekarang aku mengerti.

Gadis yang kutemui di café beberapa waktu lalu. Bahkan aku tak percaya bahwa ia seorang manusia. Dia sangatlah sempurna di segala hal; mata, hidung dan mulutnya. Aku suka semua itu. Tetapi sangat terlambat baru menyadari empat bulan kemudian kan? Maka dari itu aku selalu mendatangi café ini. Sekadar meminum kopi di waktu senggang, atau memang sengaja menunggunya datang selama berjam-jam sampai café hampir ditutup.

Terkadang aku merasa semua ini sangat lucu. Bagaimana bisa seorang gadis yang belum ku kenal mampu membuat kepribadianku berubah? Oh Sehun yang tak suka menunggu, Sehun yang tak peduli waktu, Sehun yang acuh tak acuh pada orang lain, mengapa gadis itu mampu membalik segala sifat buruk menjadi baik?

Kepalaku menggeleng, gelas kertas berisi kopi itu terangkat dan mendarat di bibirku. Manis. Rasanya sangat manis hingga ingin menyesapnya terus. Ah, apa yang sedang kubicarakan? Pasti aku sudah gila, haha.

Khamsahamnida.”

Seketika kepalaku tertoleh. Benar, dugaanku terbukti 100% terpercaya. Gadis berambut panjang yang sedang berjalan menuju pintu itu adalah sosok yang selama ini kutunggu.

“Tunggu Nona! Tunggu sebentar!”


“Ada yang bisa saya bantu.. Tuan?”

“Ah itu.. jangan memanggilku seperti itu,” ku kutuk kau Sehun, mengapa kau gugup seperti ini hah?  “Ah, ehem, bisakah kita—“

Eomma! Kenapa lama sekali eoh? Aku hampir beku di luar, tadi katanya cuma sebentar tapi ternyata lama. Huh, aku marah.”

Gadis itu—ah tidak, melainkan wanita, ya, seorang wanita yang sudah memiliki anak— ia tersenyum seraya membelai anak yang berusia sekitar tujuh tahun, “Emm.. maafkan Ra El eomma, ne? Ah, Ahjussi, kenalkan dia anakku, Ah Ra.”


Annyeong haseyo Ahjussi,”

“Ah Ra, kita pulang sekarang ya? Ahjussi, saya permisi duluan,” ujarnya sambil tersenyum.

Sedangkan tubuhku rasanya beku sebeku-bekunya, sangat sulit untuk digerakkan. Aku tahu, semua ini tak adil kan? Kenapa gadis itu sudah memiliki anak sekarang? Kenapa? Kenapa aku terlambat mengetahuinya? Penantian yang sia-sia, kau kurang beruntung Oh Sehun~ssi

—fin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "U n f a i r "

Post a Comment