Windy Hill


Windy Hill

Life such a rainbow. Full of color with beautiful sprinkle..


Starring : EXO’s Baekhyun OC’s Aila | Rate : PG | Genre : AU | Length : Ficlet (609 words) | Written by Deev | Poster by Dhe04's Art | ©2016


Baekhyun menapak jalan terjal perbukitan. Tak sepenuhnya terjal dan curam ataupun buruk. Keindahan alam telah mendominasi bukit yang dulunya tandus akibat pembakaran hutan. Dikelilingi rerumputan rendah yang memanjakan mata. Sangat nikmat dipandang meski bertahun-tahun. Diliputi perasaan girang atas kehadiran macam bunga yang amat anggun melenggak-lenggokkan tubuhnya.

Pria itu tersenyum memandang layar senja dengan sedikit polesan serat keemasan. Berjalan sejauh apapun akan ia kehendaki demi mencapai puncak bukit yang gemilang. Kendati sepasang alat jalannya tak lagi berfungsi, tiada yang mampu menghentikan rasa inginnya mencapai kemegahan puncak bukit.

“Orang-orang bilang, Windy Hill adalah tempat yang diperuntukan sebagai tempat berbagi kasih. Adapun mitos yang mengatakan mengenai kebahagiaan bukit ini,” gadis berwajah tirus itu sengaja menggantungkan kalimat. Lantas ia alihkan atensi untuk melihat betapa sempurnanya pemuda yang hadir di sisinya.

“Mengapa engkau memandangku seperti itu, wahai bidadari surga?” pertanyaan terliputi nada menggoda terlontar dari bibir Baekhyun yang tak mampu membendung senyum sumringah atas anugrah Tuhan yang begitu indah diatas imajinasinya sendiri.

“Apa yang kau bicarakan? Tak sepatutnya engkau mengatakan hal yang berlebihan semacam itu. Aku hanyalah manusia biasa yang belum mampu disaingkan oleh bidadari-bidadari surga nan rupawan.”

Baekhyun tersenyum mendengarnya, “Tentu aku mengetahui hal tersebut, Aila. Akan tetapi, bagiku hanya engkaulah wanita terindah yang pernah aku temui di dunia maupun di surga nanti. Betapa beruntungnya aku karena Tuhan telah membawaku menuju takdir yang begitu sempurna. Engkau adalah seseorang yang mampu membuatku mengubah jalan hidupku menuju cahaya yang begitu menyilaukan. Cahaya menuju jalan Allah.”

“Akupun bahagia Baekhyun. Sungguh tak pernah terbayang dalam hidupku akan mengalami hal ini,” sejenak wanita itu terpekur dalam keheningan yang damai. Menikmati segarnya udara pada senja ditemani permadani jingga yang kian menghitam.

“Aku mencintaimu, Aila. Sampai kapanpun tak akan ada yang mampu mengubah besarnya rasa cintaku terhadapmu. Atas izin Allah aku akan selalu mengindahkanmu dalam bayangku, dalam masa depanku kelak. Engkaulah wanita yang senantiasa menghidupi bunga dalam jiwaku.”

Wanita berjilbab itu mengangguk mengiyakan apa yang telah diungkapkan suami yang baru genap sebulan bersamanya. Betapa berbunga hati Aila mendengar senandung merdu nyanyian elok angin membelai surai hitam suaminya. Apapun ujiannya nanti, ia siap menghadapinya. Atas seizin Allah, bersama suaminya nanti Aila akan melewati apapun dengan ikhlas hati.

Gurat wajah yang telah menampilkan garis keriput telah hinggap pada kulit Baekhyun. Akan tetapi bukan berarti jikalau tenaganya telah menghilang. Meski sudah amat lama tanpa kehadiran seorang isteri, pria ini belum jua mampu melupakannya.

“Oh Aila kusayang, aku selalu mendoakanmu lewat denting lagu ayat suci Al Quran. Namamu telah terukir indah dalam benak serta jiwa ragaku yang kian menua.”

Pria itu memilih duduk bersender pada salah satu batang pohon yang telah tua usianya. Memandang langit senja seperti yang sering ia lakukan bersama sang isteri. Wanita yang meninggal lima tahun silam akibat kanker hati. Baekhyun tak pernah menyesalinya. Tiada waktupun baginya untuk merutuk pada Sang Kuasa. Selalu berdiri keyakinan pada keteguhannya bahwa, Allah tak pernah salah dalam menulis skenario hidup seseorang. Hanya perlu menunggu hingga kebahagiaan menyapa, entah kapanpun itu.

“Banyak orang berkata mengenai bukit ini. Apakah engkau melihat kincir angin disana?”

“Tentu saja aku melihatnya.”

“Kincir itu akan senantiasa menimbulkan lantunan merdu yang menyalurkan rasa cinta bagi siapa saja yang tiba di puncak bukit. Apabila sepasang kekasih hadir disini, maka mereka akan abadi sampai mati.”

“Aku tak mempercayai mitos itu. Hanya karena izin—“

“Aku tahu Baekhyun. Hanya apabila Allah mengizinkan.”

Kemudian keduanya tertawa renyah ketika mentari kembali ke peraduan. Menyisakan dunia yang bahagia untuk kedua manusia.


—fin



7:52 pm
15 Januari 2016
Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Windy Hill"

Post a Comment