Boy X Friend



Aku tidak egois. Aku hanya ingin kau kembali.


“Kudengar kau akan menikah.”

“Ya.”

Lonceng berbunyi nyaring memecahkan kesunyian. Di balik meja kayu yang nyaman, keduanya bertemu lagi. Sudah berapa lamakah waktu yang terlewat?

Sang gadis menyentuh ujung cangkir dengan jemari mungilnya, sebelum akhirnya menggenggamnya erat.

“Kami akan mengadakannya minggu ini.” Salah satu di antaranya mengambil inisiatif, tak ingin waktu terbuang sia-sia.

“Kau tahu aku tidak akan datang.”

“Ya,” ia berkata penuh keyakinan, “Aku tahu itu.”

Laki-laki itu, Taeyong, membuang pandangannya ke luar jendela. Langit terlihat mendung dari sini, sepertinya hujan akan segera turun.

“Kau tidak ingin mengatakan sesuatu?”

“Apa yang kau ingin aku katakan?”

Helaan napas terdengar. Tarikan napas yang begitu dalam, seakan ingin menyiratkan perasaannya.

“Setidaknya berikan aku ucapan selamat.”

Gadis itu tertawa pelan, membuat Taeyong menatapnya lagi.

“Semoga kau hidup bahagia, maksudmu?” Ia tertawa mengejek lalu membasahi tenggorokannya yang kering, “Aku tidak ingin kau bahagia bersama orang lain.”

Keduanya terdiam. Saling menatap dengan kata-kata yang tertahan tanpa bisa terucapkan.

“Kau masih sama seperti dulu.”

“Apa yang membuatmu yakin begitu?”

NCT U’s Lee Taeyong and OMG’s Choi Yewon | Original story by sackofpotatoes

Dengan perlahan gadis itu menyesap kopinya, membiarkan Taeyong mengawasi setiap gerak-geriknya.

“Kau egois,” suara itu kembali terdengar, “Karena itulah kita berpisah.”

Gemuruh keras terdengar dari luar café, namun tetap tidak bisa menghancurkan tembok di antara mereka. Di mana salah satunya bertahan agar tidak jatuh, dan yang lain bertahan agar tidak berbalik.

“Aku tidak egois,” dengan paraunya ia membalas, “Aku hanya menginginkanmu kembali.”

Orang-orang di luar mulai berlarian begitu hujan turun dengan lebatnya. Keduanya menoleh sebentar, menyaksikan bagaimana manusia-manusia itu berlindung.

“Maaf,” bisiknya pelan.

“Aku tidak akan pernah memaafkanmu.” Lensa itu kembali beradu. “Tidak, sampai kau kembali.”

Lonceng berdering tanpa henti. Suasana tak lagi sepi, tempat kecil itu kini penuh dengan orang-orang yang ingin berlindung dari derasnya hujan.

“Aku mencintaimu.”

“Aku harus pergi.”

Tangannya menahan jemari itu. Jemari yang pernah mengisi ruang-ruang jarinya yang kosong.

“Di luar hujan. Tidak bisakah kau tinggal di sini?”

“Tidak.”

“Kau tahu aku tidak akan melepaskanmu. Tidak untuk kedua kalinya.”

“Kau dan aku sudah berakhir.”

Taeyong tertawa sinis. Obisidian hitam itu menyusuri alur wajahnya yang tegas. Menahan diri dari ancaman pertahanannya yang akan runtuh.

“Kau bahkan tidak mengucapkan kata ‘kita’.”

Ia terdiam selama beberapa menit. Begitu serius dengan pergumulan yang ia rasakan. Pada akhirnya ia melepaskan tangan itu. Menyenderkan punggungnya dengan santai pada kursi coklat yang nyaman.

“Pergilah.”

Kali ini ia tidak pergi. Terdiam sejenak menatap sosok yang duduk itu.

“Kau rela aku menikah?” Kenapa ia terdengar berharap sekarang? Kenapa ia malah mempertanyakannya di saat sosok itu merelakannya?

“Ya.”

Taeyong menatapnya dengan sudut bibir yang terangkat.

“Karena aku yang akan menikahimu.”

Gadis itu, Yewon, menatap Taeyong tak percaya. Mulutnya terbuka tanpa bisa mengeluarkan satu patah katapun, terkejut dengan ucapan sang mantan. Kini giliran Taeyong yang bangkit dari duduknya, menepuk bahu Yewon ringan sebelum mendekatkan bibirnya pada telinga Yewon.

“Maafkan aku jika besok calon suamimu terbujur kaku di kamarnya.”

Taeyong mengecup bibirnya begitu cepat hingga ia tidak sempat mengelak. Laki-laki itu berjalan menuju pintu café dengan senyum mengembang.

“Sampai jumpa di altar, Lee Yewon.”

---
You can call me psycho. But it’s okay.
Because I want nothing, but you.
As simple as that.
---


—FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Boy X Friend"

Post a Comment