Myth When The Eclipse #1



RV’s IreneEXO’s Sehun BTS’s Taehyung | PG | Fantasy-romance | Chapter (1/unkown)
Liarground @PosterChannel l Vxiebell©2016


Chapter 1 :  MYTH


Bae Irene memandang peti mati milik halmeoninya. Air matanya sudah tak lagi mampu mengucur seperti hari kemarin. Kini yang bisa ia lakukan hanya mematung mengantar kepergian halmeoninya.

“Tidak apa-apa, Irene,” bisik Taehyung tepat di telinga Irene yang tuli tiba-tiba. Seakan suara Taehyung hanyalah angin yang berhembus. Taehyung merangkul Irene kemudian mengelusnya lembut.

Bagaimanapun juga Taehyung sangat mengenal Irene dan tahu betul bagaimana hari-hari gadis itu. Irene hanya tinggal bersama halmeoninya di rumah sederhana. Orangtuanya pergi entah kemana. Yang Taehyung tahu, kedua orangtua Irene bercerai kemudian saling menghilang bak ditelan bumi. Ketika Irene masih balita, neneknya menemukan keranjang bayi di depan rumah dan memutuskan untuk merawat Irene setelah membaca surat yang ditinggalkan oleh ibu Irene yang merupakan anak tunggal Bae Yun Ae—nenek Irene.

Tapi kali ini bukan kepergian neneknya yang membuat Irene bertingkah aneh, tetapi pesan terakhir dari neneknya.

Angin berhembus, menyapu debu yang menempel di sisi-sisi peti mati neneknya bersamaan dengan kalimat-kalimat yang terngiang di kepala Irene.



(Flashback on)

“Irene, mungkin umurku sudah tak lagi lama,” lirih nenek Irene yang terbaring lemah di atas ranjang.

Irene semakin erat menggenggam tangan halmeoninya, “Jangan mengatakan itu, aku tahu halmeoni akan bersamaku sampai aku sukses nanti.”

Yun Ae Halmeoni menggeleng, “Lihat lenganmu, Irene,” titahnya.

“Lenganku?” ulang Irene yang disambut anggukan dari neneknya, “—memangnya ada apa?” tanyanya seraya menyingkap lengan kemeja yang ia kenakan. Seketika bola matanya mengembang sempurna, “—sejak kapan aku memiliki tato matahari secantik ini?”

“Itu bukan tato sembarangan.”

Wajah Irene semakin bersinar, “Apakah halmeoni sengaja membuatnya di lenganku ketika aku sedang tidur? Serius, ini indah sekali.”

“Kau sudah memilikinya sejak lahir, Irene.”

“Huh? Tidak. Aku tidak merasa pernah memilikinya,” bantah Irene ketika memorinya tak berhasil mengais potongan cerita tentang tato di lengan kirinya itu.

“Hari ini tepat dimana usiamu genap delapan belas tahun. Sudah waktunya kau mengetahui segala sesuatu yang sesungguhnya terjadi pada dirimu,” kalimat neneknya barusan membuat Irene mengerutkan kening tak mengerti.

Halmeoninya tersenyum seraya mengelus rambut panjang Irene yang tergerai bebas, “Kau adalah reinkarnasi dewi matahari.”

“MWO?”  

“Setiap seratus tahun sekali dewi matahari akan berenkairnasi, dan ketahuilah Irene, kau adalah manusia kesekian yang akan melanjutkan misi dewi matahari yang belum pernah terselesaikan.”

“Halmeoni, aku tidak bisa mendengar cerita itu. Aku harus pergi ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolah,” potong Irene yang ingin mengakhiri cerita bodoh kalangan masyarakat. Ia sama sekali tak mempercayai mitos dewi matahari yang barusan dikatakan neneknya. Baginya cerita semacam itu hanyalah kisah sampah yang tak perlu dibahas lagi.

Neneknya menahan lengan Irene, “Dengarkan dulu,” suruhnya yang dengan malas-malasan dituruti oleh Irene.

“Aku tahu kau tak akan semudah itu mempercayainya, tapi kau harus mendengarkan kisah ini sampai selesai. Dewi matahari sudah sangat lama mencintai dewa bulan, tetapi mereka tak pernah bisa bersatu hanya karena pertentangan antara bangsanya yang menolak mentah-mentah cinta suci mereka. Hingga pada suatu cerita, dewa langit menjatuhkan hukuman pada dewi matahari dan dewa bulan dan mengakibatkan mereka terpisah selama beratus-ratus tahun sampai sekarang ini. Dewi matahari dibuang ke sebuah dunia yang tak siapapun mengetahui tempat itu bahkan ia juga dirubah bentuknya menjadi gadis biasa yang tak berparas cantik seperti wujud aslinya ketika menjadi dewi, sedangkan dewa bulan dibuang ke dunia kita—dunia manusia. Beratus-ratus tahun lamanya mereka saling mencari dan segala usaha sudah mereka lakukan—”

“Tunggu dulu, Hal, kalau dewi matahari dibuang di dunia yang tak diketahui siapapun, kenapa aku ada disini jika aku memang benar-benar adalah reinkarnasinya?”

Wanita tua itu tersenyum, “Kemudian dewi matahari berjalan jauh sampai tiba di sebuah pemukiman dan mendengar desas-desus tentang dewa bulan telah dibuang di dunia manusia. Bersusah payah dewi matahari mencari jalan menuju dunia itu dan akhirnya mampu menembus perbatasan antara dunia yang ia singgahi dengan dunia manusia. Tetapi mereka masih belum bisa bersatu.”

“Mengenai tatomu itu, sebenarnya kau sudah memilikinya ketika masih kecil dan aku melihatnya. Tetapi entah bagaimana bisa tato itu menghilang dengan sendirinya. Beberapa hari kemudian aku mendengar seseorang bercerita mengenai mitos tentang dewi matahari dan dewa bulan, seperti dirimu dulu aku tak mempercayainya. Namun ketika aku merasa penasaran setelah mendengar mereka menyinggung tentang tato, aku mulai mencari tahu dan akhirnya aku bisa menguak cerita mengenai tatomu, Irene.”

“Yang dikatakan dengan jelas bahwa; manusia yang sudah terpilih sebagai reinkarnasi dewi matahari dan dewa bulan akan memiliki sebuah tato di lengan kiri mereka. Ketika usia mereka masih balita, maka tato itu akan terlihat samar, dan setelah itu lenyap dengan sendirinya seakan menyatu dengan jiwa roh dewa dan dewi. Kemudian setelah usia manusia yang terpilih itu sudah menginjak delapan belas tahun, maka tato itu akan mulai terlihat lagi dan bahkan lebih jelas.”

Irene hanya diam. Masih berusaha untuk mencerna kisah yang dibahas oleh halmeoninya.

Bae Yun Ae menarik tubuh Irene, menatap mata gadis itu intens, “Kau harus bisa menyatukan mereka, Irene. Kau harus melakukannya.”

Kelopak Irene meredup malas, “Aku mengantuk, aku akan tidur.”

“Irene, lakukan apa yang sudah aku katakan barusan.”

“Memangnya kalau aku tidak melakukannya kenapa? Apa yang akan terjadi padaku? Apa yang akan terjadi pada dewi matahari? Apa?!”

“Jangan meremehkan takdirmu, Irene. Bila kau tak melakukannya, kau bisa mati. Saat bulan membulat sempurna pada fase ke lima puluh, waktumu sudah menipis. Tiga bulan kemudian, akan ada gerhana bulan. Jika saat itu kau belum menemukan reinkarnasi dewa bulan, maka akan terjadi sesuatu padamu. Kau akan mati setelahnya.”

Jantung Irene seolah berhenti berdetak ketika mendengar kata-kata halmeoninya. Mati? Bahkan Irene masih berumur delapan belas tahun, ia tak mau mati muda. Bahkan tak pernah terbersit sekalipun untuk mati di usia muda.

“La-lu… kapan gerhana itu akan terjadi?” tanya Irene gagap karena masih setengah shock.

“Ketika kau berumur dua puluh dua tahun.”

“APA?!”

Wanita tua itu terbatuk. Suara batuk yang bukan seperti biasanya, terlalu menyiksa sampai wajah keriputnya memerah serta dadanya terasa sesak.

Irene menggenggam tangan halmeoninya khawatir, “Aku mohon bertahanlah, Hal.”

“Aku mohon!”

DEG.

“HALMEONI!!” tangis Irene membuncah kesunyian malam itu. Ketika neneknya tak lagi terbatuk, tak lagi merasa kesakitan, karena nyawanya sudah tak lagi menempati raganya.

(Flashback off)



“Apa-apaan ini? Kenapa kau harus pergi setelah menceritakan sesuatu yang menakutkan padaku. Halmeoni,” gumam Irene.

“Mungkin akan lebih baik jika kau tinggal di rumahku untuk sementara waktu. Aku tidak yakin kau bisa melewati hari-hari tanpa sosok Yun Ae Halmeoni.”

“Aku tidak apa-apa, kau tak perlu mengkhawatirkanku, Taehyung.”

“Atau aku saja yang menginap di rumahmu? Aku rasa kehadiranku bisa mengisi paling tidak sedikit rasa sepi disini. Aku tahu rumahku memang terlalu ramai jadi kau tidak akan nyaman, iya kan?”

“Sudahlah, pulang sana. Pasti ibumu mengkhawatirkan anaknya yang manis ini,” ucap Irene seraya mencubit kedua pipi Taehyung.

Ya! Jangan meledekku! Dan jangan melakukan itu!” omel Taehyung yang langsung melempar bantal sofa dan tepat mengenai wajah Irene.

“Dasar anak mami!”

“Aku bukan anak mami tahu! Hanya saja, eomma yang memperlakukanku seperti bayi. AH! Sudah berulang kali aku menyuruhnya supaya tidak seperti itu, tapi dia tak pernah mau mendengarkanku.”

“Wajar saja, kau kan anak tunggal.”

Taehyung menoleh cepat, “Aku anak kedua, dasar sok tahu!”

“Biarkan saja! Lagipula salah siapa aku hanya mengenalmu dan ibumu?”

Taehyung meneguk minumannya sampai habis. Mencoba tak peduli dengan julukan yang diberikan Irene padanya; anak mami, big baby, dll. Aneh sekali gadis itu, kehilangan neneknya tapi masih bisa tertawa, dasar kelainan!

“Eng.. Tae,”

“Hm?” gumamnya yang masih meneguk sisa air dalam gelas.

“Kau percaya adanya dewa bulan dan dewi matahari?”

UHUK UHUK!

Taehyung menepuk dadanya berulang kali, “Apa? Kau.. sejak kapan kau tertarik dengan kisah seperti itu?”

Irene memalingkan wajahnya. Sudah ia duga pasti Taehyung akan mengatakan hal itu, dan pasti Irene akan berakhir seperti ‘menjilat ludah sendiri’ karena sudah menanyakan hal yang ia cerca selama ini.

“Aku mendapat tugas itu di pelajaran bahasa, jadi.. apa kau percaya?”

Taehyung terlihat sedang berpikir, “Setengah iya dan setengah tidak, tapi aku pernah mendengar sesuatu tentang—”

“Apa?” sela Irene cepat. Detik berikutnya ia menyesali perbuatannya. Kenapa harus buru-buru bertanya?

Taehyung tersenyum miring, “Kenapa Irene? Kau mulai tertarik?”

Gadis itu menggeleng. Meski tetap terlihat sebagai jawaban ‘ya’ bagi Taehyung.

“Yang aku tahu; dewi matahari dan dewa bulan adalah dua pasangan yang tak bisa bersatu karena memang itulah yang sudah digariskan oleh takdir. Karena seorang dewi matahari tak akan bisa menyatu dengan dewa bulan. Hubungan itu adalah terlarang karena bisa merusak keseimbangan antara dunia—”

“Lalu apa kau tahu tentang reinkarnasi mereka?”

“Tentang apa? Reinkarnasi? Aku rasa… tidak.”

Wajah Irene murung seketika. Ternyata pembicaraan ini hanya sia-sia saja. Taehyung tak bisa membantunya, jadi ia harus berusaha sendirian tanpa bekal yang cukup.

“Aku dengar reinkarnasi mereka harus bersatu atau jika tidak mereka akan mati. Ah dan juga.. jangan sampai bertukar energi dengan manusia lain karena hal itu akan menyakiti salah seorang dari mereka,” sambung Taehyung, “—itu saja yang aku tahu.”

Irene tersenyum sumringah, “Gomawo, Tae.”


—TBC

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

  • You Aren't Alone EXO’s Do Kyungsoo and OC’s Han Yeon Rin | Comfort | G | Oneshot | Cha13 Artwork | Deev,2015 You’ll never walk alone. Tatap mata … Read More...
  • Ketika Senja EXO’s Do Kyungsoo and OC’s Yoon Jihyo | Romance | PG-15 | Ficlet | Vivi as LDH @IRIS Cover Fanfiction – ICFF | Deev,2015 First kiss,… Read More...
  • Don't Cry Anymore, Honey EXO’s Kai and OC’s Rae Na | Sad | Ficlet | PG | DL Project Artwork | Deev,2015 Berhentilah menangis, aku berjanji. Pintu itu … Read More...
  • You're The Only One EXO’s Lay and OC’s Young Ah | Sad | PG | Ficlet | DL Project Artwork | Deev,2015 … Read More...
  • Don't Go, I'm Lost EXO’s D.O and APink’s Naeun | Sad | PG | Ficlet | Namminhyo Artwork | dCrystal,2015 —    Don’t leave me alone. Becau… Read More...

0 Response to "Myth When The Eclipse #1"

Post a Comment