All of Sudden #5




RV’s Wendy, Irene and NCT’s Taeil, TaeyongDoyoung
PG | Romance, friendship, entertainer life, etc | Chapter (5/unknow)
Ayame Yumi @PosterChannel Gdgirlshv©2015-2016



                     Apa dia yeojachingu Taeyong? Mereka terlihat sangat akrab. Susah payah Joohyun membuang ingatan itu, tetapi memang sulit. Lantas jika Taeyong dan Wendy saling menyukai, apa haknya untuk cemburu? Semakin memikirkannya hanya membuat hati serta kepala Joohyun memanas. Bahkan sempat terlintas untuk membuat hubungan mereka retak, jika perlu sampai hancur sekalian. Tapi hal itu terlalu jahat. Apalagi hanya karena masalah sepele.

Bagaimana mungkin aku bisa berpikiran sejahat  itu terhadap Wendy? Joohyun sadarlah! Wendy adalah sahabatmu sendiri, batin Joohyun dalam hati sambil memukul-mukulkan tangan ke kepalanya.

ALL OF SUDDEN—GDGIRLSVH

Sebelum kami sampai di flatku, kami berbelanja di supermarket terdekat. Kalau mau mengakui, sebenarnya aku tidak pandai memasak, tapi tidak ada pilihan lain selain makan di flatku. Mobil yang membawa kami telah sampai di supermarket. Aku membuka pintu untuk turun membeli bahan makanan. Pintu tertutup setelah aku keluar. Saat itu aku sedang berpikir makanan apa yang akan aku masak. Karena menurut daftar makanan yang dapat aku masak hampir nihil—asal kau tahu hal ini.

Pintu mobil di belakangku terbuka dan itu membuatku tersentak. “Omo[1], kau membuatku terkejut,” seruku sambil memegang dada.

“Haha, mengapa kau terkejut? Itu bukan hal yang bisa membuat terkejut atau.. kau sedang melamun?”  tebak Joohyun sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arahku.

“Hm, sepertinya aku tahu apa yang kau pikirkan, Wendy. Ayo, aku akan membantumu membeli bahan makanan apa yang akan kita masak,” Joohyun menarik lenganku.

Di dalam supermarket aku dan Joohyun berdebat tentang makanan yang akan kita masak, tentu saja aku akan memilih makanan yang mudah untuk dimasak, mengingat kemampuan masakku di bawah rata-rata. Saat sibuk menimang-nimang memilih mana bahan makanan yang lebih murah, seseorang memelukku dari belakang, tangannya melingkar di pundakku. Itu Joohyun, kepalanya di dekatkan ke telingaku.

“Wendy, mianhae..” bisik Joohyun di dekat telingaku, bisikan itu lembut namun terdengar jernih di telinga.

“Apa yang kau katakan? Meminta maaf untuk apa?” jawabku tanpa bergerak sedikitpun.

“Aku hanya ingin mengatakan kata itu.” Joohyun mengatakannya sambil melepas pelukannya dan mengambil troli belanjaan untuk di bawa ke kasir.

Apa yang dilakukan gadis itu? Permintaan maaf untuk apa? Aku bisa merasakan betapa Joohyun benar-benar merasa menyesal.

ALL OF SUDDEN—GDGIRLSVH

Taeyong membawakan tas belanjaan. Aku dan Joohyun melangkah mendahului Taeyong.  Ekor mataku melihat bayangan Taeil, aku berhenti dan menyapanya dengan mengangkat tanganku. Taeil melangkah menujuku, tepat saat Taeyong berdiri di belakang ku dan Joohyun. Taeil hendak mengatakan sesuatu padaku, namun tak jadi, matanya mengamati Taeyong.

“Taeil, ini Joohyun, dia temanku yang waktu itu pernah menginap di flatku dan ini Taeyong, dia temannya Joohyun,” ujarku tatkala melihat raut bingung Taeil. “Kami akan makan bersama di flatku,” lanjutku sambil menunjuk kantong plastik yang dibawa Taeyong.

“Boleh aku ikut? Kebetulan aku juga belum makan,” tutur Taeil seraya melangkah mendekat, “Kau tidak akan tega melihat tetanggamu ini kelaparan bukan?” lanjutnya.

Aku menoleh kepada Joohyun dan Taeyong meminta izin, mereka menganggukkan kepala bersamaan.

Meja makan kecilku yang kebetulan memiliki empat kursi telah penuh dengan kami berempat. Makanan sudah tersaji di atasnya. Jangan berpikir bahwa aku yang memasak semuanya karena kalian sudah tahu bahwa aku tidak pandai memasak.

“Wah, Taeil, aku tak menyangka ternyata kau pandai memasak, hm, dan aromanya menggoda, bahkan aku dapat menciumnya sebelum kau memasaknya,” cerocosku sambil menghirup makanan yang tersaji. Dan jawaban atas pujianku adalah sebuah sendok yang mendarat di kepalaku.

Mashita[2]!” puji Joohyun setelah mencicipi sesendok sup. Bahkan ia menampilkan eyes smile di atas wajahnya yang imut.

Taeil menyikut lenganku seraya berbisik, “Apa katanya?” Kemudian aku membisikkan arti kata yang diucapkan Joohyun.

Thank you,” kata Taeil sambil tersenyum.

Aku melirik Taeil dengan tatapan sebal. Giliran Joohyun yang memujinya, dia menyunggingkan senyuman, tapi giliran aku yang memuji kenapa dia memukulku?

“Oh, ya, nama temanmu itu mirip seperti nama Korea,” ujar Taeyong.

“Ohh, iya. Aku dan Taeil punya kemiripan. Kami sama-sama punya keluarga dari Korea dan pernah tumbuh sebentar di Korea. Kebetulan sewaktu pindah ke Indonesia, aku satu sekolah dengannya. Makanya kita dekat,” jawabku dan kuakhiri dengan tawa kecil. “Dan karena terlalu lama tinggal di sini, kami jadi lupa bahasa Korea, haha.”

Percakapan di meja makan berlanjut hingga kita tertawa gembira hingga semua makanan di atas meja tandas.

“Taeil, you look like falling in love with Wendy, aren’t you? Kalian terlihat cocok,” goda Joohyun.

Raut muka Taeyong berubah. Ada rona tidak suka di wajahnya. Ia mulai tidak nyaman dengan percakapan ini.

“Hah? Aku? Dengannya? Tidak mungkin. Jujur saja, tidak ada yang terlihat menarik darinya,” kata Taeil sambil mengibaskan tangannya.

“Hey, apa katamu?” Aku dan Taeil malah ribut sendiri.

“Sudah malam, sepertinya aku dan Joohyun harus kembali. Besok masih ada syuting yang akan dilakukan pagi-pagi,” sela Taeyong.

“Kenapa harus pulang sekarang? Lagi pula ini kan masih pukul sembilan.”

Taeyong tidak mengiraukan Joohyun dan langsung menggenggam tangan Joohyun lalu menyeretnya sambil berpamitan pulang kepadaku.

ALL OF SUDDEN—GDGIRLSVH

Tangan Taeyong masih menggenggam tangan Joohyun erat meski telah jauh dari flat Wendy. Joohyun terus memandang genggaman tangan mereka. Ingatannya saat Taeyong tertawa riang bersama Wendy hilang, perasaannya kini sangat senang hingga dadanya buncah. Tanpa ia sadari senyumnya mengembang.

Saat dunia serasa milik sendiri, tiba-tiba Taeyong melepas genggaman tangannya. “Mianhae.”

Joohyun tersadar. “Untuk apa minta maaf?”

“Karna telah menggenggammu dan memaksamu untuk pergi dari flat Wendy. Aku tahu kau masih ingin bersama Wendy lebih lama lagi.”

“Sudahlah, kenyataannya adalah kita sudah pergi, dan flat Wendy sudah tak terlihat.”

ALL OF SUDDEN—GDGIRLSVH

Hari mulai gelap. Suasana sebuah flat yang berada di dekat hotel-hotel mewah di tengah kota tampak sepi. Di dalamnya memang terdapat dua lantai dengan satu lantainya terdiri dari dua flat. Saat ini setiap lantainya hanya ada satu flat yang terpakai. Di lantai pertama ada flat dengan nomor 101. Flat itu dalam keadaan gelap. Di dalamnya tidak terdapat banyak perabotan, bahkan di ruang tamu hanya ada dua kursi yang berhadapan dengan meja di tengahnya. Flat dengan tatanan rapi. Tampak seorang laki-laki yang kira-kira berusia 22 tahun melamun menghadap jendela kamar. Kalau dilihat, hanya terdapat gedung-gedung yang ada di samping flat, tidak ada pemandangan yang memanjakan mata seperti pepohonan rindang, gunung, ataupun sungai yang tenang.

Lelaki itu, Taeil. Ia melamun sejak dua jam lalu. Matanya lurus ke depan, tapi pandangannya jauh menembus dimensi waktu. Taeil merasa dilemparkan sang waktu. Ia berada di satu masa terdapat anak laki-laki yang berseragam SMA sedang duduk di bangku sebuah taman. Ia tak sendirian, di sampingnya telah hadir seorang gadis yang tertawa bersamanya. Laki-laki itu tampak seperti Taeil, hanya saja rambutnya sedikit panjang. Perempuan itu tiba-tiba cemberut dengan wajah manja kemudian Taeil mengatakan sesuatu yang membuat tawa gadis itu pecah. Mereka terlihat sagat bahagia.

Lamunan masa lalu itu hilang, digantikan dengan celetukan Joohyun bahwa ia menyukai tetangga flatnya, Wendy. Ada perasaan bahagia dan sakit yang ia rasakan bersamaan. Matanya terpejam. Seolah tengah menahan luka dan menelannya bulat-bulat.


—TBC



[1] Astaga
[2] Enak

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "All of Sudden #5"

Post a Comment