To Unite You Are #8



Luhan, OC’s Kiara | PG | Chapter (8/unknow) | Romance, friendship
Irish @PosterChannel | Gdgirlsvh©2015-2016



"Astaga, kita melupakan sesuatu.” Tatyana mendesah sambil menepuk jidatnya.

“Apa?”

“Bagaimana cara mereka pergi ke China tanpa pasport?”

“Benar juga, hal itu terlewat dalam rencana,” timpal Aliza.

Tatyana pun mencoba berinteraksi dengan sang leader. “Suho-ssi, bagaimana kalian bisa ke China tanpa membawa passport dan visa kalian?”

Suho terdiam sebentar sebelum berkata, “Baiklah, aku akan mengambilnya.”

Hyung, ada apa?” tanya Sehun menghampiri.

“Kita melupakan passport dan visa kita.”

“Tadi aku juga berpikir bergitu,” timpal Baekhyun.

“Kalian tunggu di sini, aku akan mengambilnya.”

“Aku ikut denganmu, Hyung.” Baekhyun mengambil tempat di samping Suho.

“Aku akan mengantar kalian,” ujar Tatyana. Kemudian mereka bertiga keluar dan mencegat satu taksi. Supir taksi itu menangguk setelah Tatyana mengatakan tujuan mereka.

“Maaf, karena mereotkan kalian,” ujar Tatyana dengan wajah tertunduk karena merasa tak enak. “Seharusnya aku lebih teliti dalam menyusun rencana.. kalian jadi repot begini.”

“Jangan seperti itu. Ini hal wajar yang dilakukan, apalagi kalian masih remaja dan melakukan hal besar seperti ini. Bahkan kami juga sering melakukan kesalahan. Jangan terlalu dipikirkan, hm? Aku memakluminya, kalian masih kurang pengalaman.”

Hyung, kenapa tiba-tiba menjadi bijak begitu?” Baekhyun menggoda sambil nyengir. Tatyana pun ikut tersenyum. Sedangkan Suho tak ambil pusing kelakuan anggotanya itu.

“Baekhyun-ssi, kau sangat ramah.” Tiba-tiba Tatyana berceletuk di keheningan yang melanda.

Hyung, apa yang gadis ini bicarakan?”

“Dia bilang, kau sangat cerewet.”

Tatyana tertawa mendengr jawaban Suho, sedangkan Baekhyun menatap sinis ke arah pemimpin grupnya itu. Lalu Suho terkekeh kecil.

“Suho-ssi, bagaimana kalau managermu mengejar kita?”

“Hm, mungkin itu bisa dicegah sementara dengan kemacetan tadi.”

“Makanya kita harus cepat.”

Taksi melaju membelah jalanan ibu kota yang cukup ramai dengan beberapa titik yang kena macet. Setelah berlama-lama di dalam taksi, mereka pun tiba di lokasi.

Tatyana membuka pintu sembari berujar, “Pak, tunggu di sinii,ya!” kemudian mereka segera menuju ke kmara hotel menggunakan lift. Lorong kmara tmpak sepi. Baekhyun dan Suho bergegas menyelinap msuk ke kamar mereka dan mengambil passport da visa. Sedangkan Tatyana menunggu di depan pintu sambil berjaga-jaga. Suho dan bekhyun keluar membawa ransel di punggung. Mereka pun bersip untuk keluar dari sini. Sayangnya..

“Suho, Baekhyun! Rupanya kalian di sini? Aku dengar kalian meninggalkan mobil di tengah demo yang terjadi. Sekarang kalian mau ke mana?” ucap seorang pria paruh baya yang semakin mendekat.

“Lari!” perintah Suho yang langsung  terlaksanakan. Namun pria itu juga ikut berlari mengejar mereka.

“Suho-ssi, bergegaslah!” ujar Tatyana sambil menggulingka tong sampah ke arah pria itu. seisi sampahnya berceceran di lantai dan pria itu berhenti sebentar. Suho dan Baekhyun hampir sampai ke l;ift. Sedikit lagi.. sial! Pintu lift itu tertutup sebelum mereka masuk.

“Apa yang harus kita lakukan, Hyung?” teriak Baekhyun panik.

“Mau bagaimana lagi.. kalau seperti ini.. kita lewat tangga darurat saja!” Suho dan Baekhyun berada di depan dengan jarak yang lumayan dengan Tatyana. Suho menyempatkan menoleh untuk mengecek posisi Tatyana. Kemudian ia berseru, “Gadis kecil, cepatlah!”

Pria itu masih kuat mengejar rupanya, setelah berlari-larian begini. Situasi seperti ini membuat Tatyana merasa greget dan akhirnya melepas kedua sepatunya secara bergantian dalam posisi tetap berlari. Tatyana menoleh ke belakang, jarak mereka semakin dekat. Kemudian ia pun melemparkan sepatunya, belumberuntung rupanya. Tatyana tak menyerah. I kembali melayangkan sepatunta dan kali inii tepat mengenai hidung pria itu.

Cheosong habnida,” ujar Tatyana meminta maaf sebelum melanjutkan berlari.

Perasaan Tatyana sedikit lega setelah mengetahui pria itu berhenti untuk mengurusi hidungnya yang mengalirkan darah segar. Ia pun berlari, mempercepat ketinggalannya. Baekhyun dan Suho sudah menuruni tangga darurat. Tatyana menyempatkan menutup pintu tangga darurat untuk memperlambat pria tadi sebelum ia menutuni anak tangga. Tiba di lantai berikutnya, mereka pun memilih naik lift hingga ke lantai dasar. Dan berlari cepat menuju taksi.

“Pak, kembali ke bandara,” pinta Tatyana di sela napasnya yan memburu.

Taxi yang mereka tumpangi melesat. Baru saj Tatyana menghela napas merasa lega, namun perasaannya dibuat deg-degan lagi setelah melihat dua mobil vans hitam yang mengikuti taksi.

“O-oh, eotteokheyo? Sepertinya pria tadi membawa pengawal,” ujar Tatyana gemetaran.

Suho dan Baekhyunpun menoleh ke belakang. Benar saja, dua mobil vans itu tengah mengikuti mereka.

“Pak, tambah kecepatannya!” titah Tatyana panik.

Taksi melaju dengan kecepatan tinggi dan tiba di bandara lebih cepat daripada saat berangkat. Mereka buru-buru berlari masuk setelah melihat dua mobil vans hitam itu juga tengah memarkir. Keberuntungan tampaknya tak sedang berpihak pada mereka. kenapa? Kondisi bandara yang sepi justru membuat mereka tak bisa menyelinap dan bersembunyi.

Setelah mengurus admistrasi dengan cepat, mereka bergegas masuk ke pesawat yang sebentar lagi akan take off. Namun pria dan enam bodyguard itu telah berada di dalam dan sudah menangkap mangsanya. Suho yang melihat mereka langsung memberi aba-aba supaya member lebih cepat bergerak.

“Tya, aku dan Tasya akan menangani ini. kau pergilah. Dan juga, salam untuk Kiara,” ujar Aliza. Kemudian ia berlari mencegat bodyguard itu. ada rasa kecewa yang hinggap di hati Tatyana ketika menyadari Aliza dan Tasya tak akn ikut bersamanya, namun ia tetap harus menjalankn misi ini. ia pun segera berdiri di antrian yang lumayan panjang. Sementara para bodyguard itu semakin mendekat pula.

Alizadan Tasya berusaha keras menghalangi mereka. mereka menghadapi bodyguard itu, memegang badannya, menarik tangannya, berusaha kerasa supaya bodyguard itu tidak lebih dekat lagi dengan member dan Tatyana. Namun tenaga mreka bergitu kecil. Keenam bodyguard itu berhasil membuat Aliza dan Tasya tersungkur dengn mudahnya. Kemudian keeamnya berusaha masuk ke dalam pesawat, untungnya para petugas tak mengizinkan mereka. Aliza dan Tasya tak menyerah dengan mudahnya. Keduanya segera bangkit lalu berlari menuju posisi bodyguard-bodyguard itu. kali inimereka berdua memilih menggigit tangan kekar mereka, membuat keributan kecil di dalam bandara. Seharusnya kalau pihak kemanan melihat keributan ini, mereka akan mengusir para bodyguard itu, dan juga Aliza-Tasya.

Kesembilan member sudah masuk ke pesawat, begitu pula dengan Tatyana. Namun rinai wajah gadis itu nampak murung., meskipun kini ia duduk di samping seorang bintang dunia. Baekhyun yang melihatnya pun merasa ikut sedih, dan ia pun tak tahan lagi untuk bertanya.

“Hey, kenapa kau bersedih?”

“Itu.. karena sepupuku tak bisa duduk di pesawat ini, bersama kita,” jawab Tatyana tanpa berminat memandang Baekhyun. Namun Baekhyun bingung, ia tak mengerti apa yang dikatakan gadis itu. lalu Baekhyun menjawil lengan Tatyana dan mengisyaratkan bahwa ia tak mengerti dengan bahasanya. Tatyana yang melihat tingkah lucu Baekhyun pun tersenyum.

“Ah, benar juga. Kau tak bisa mengerti bhasaku karena tak memakai alat itu.” kemudian Baekhyun meminjam milik Lay yang duduk di depannya. Lalu Tatyana kembali menjelaskan alasannya.

“Ah, karena itu. gwaenchanha, apa yang dilakukan sepupumu itu sangat berguna bagi kami. dia tak bisa ikut dengan tangan kosong, ia tak bsia ikut karena berpartisipasi dalam rencanamu kan?”

“Iya, kau benar Baekhyun-ssi.”

“Apa kau seorang EXO-L?”

Tatyana tersenyum memandang Baekhyun. “Mungkin?”

“Eiy, kau ini.” Baekhyun terkekeh pelan. “Kenapa kau memanggil kami seperti itu? Baekhyun-ssi, Suho-ssi? Fans kami biasa memanggil.. Baekhyun Oppa, Suho Oppa, Sehun Oppa~” ujarny sambil menirukan sebagaimana fansnya menyapa mereka. “Kenapa kamu tidak?”

“Karena aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya dan juga sebagai rasa hormatku pada kalian.” Jawab Tatyana sebagaimana yang sedang ia pikirkan.

“Semua fans kami, kami anggap sebagai keluarga. Hubungan dongsaeng dan Oppa.”

“Entahlah, aku lebih suka memanggilmu seperti itu.” Tatyana tersenyum lagi.

“Baiklah, jika itu maumu, Ahgasshi..” balas Baekhyun , Tatyana hanya mengangguk.

Baru saja Tatyana akan mengubah posisi menghadap jendela, suara Baekhyun kembali terdengar sehingga membuat Tatyana kembali menoleh pada pemuda itu.

“Kau sungguh-sungguh akan membawa kami pada mereka, bukan?” Mendadak Baekhyun mengubah topik pembicaraan. Wajahnya pun berubah lebih serius.  Tatyana mengamati garis-garis wajah Baekhyun, juga kedua matanya yang menyiratkan rasa rindu yang dalam.

“Kau bisa percaya padaku, Baekhyun-ssi. Kami akan mempertemukan kalian lagi,” jawab Tatyana mantap.


@China
Kiara bergegas keluar saat mobil Tao sudah siap  di depan gedung apartemen. Ia berjalan sedikit pincang, mengingat sebelah kakinya yang sedang terluka.

“Tao-ssi, apa Kris-ssi ada di luar kota?” Kiara membuka percakapan setelah menutup pintu mobil.

“Ya, tapi itu tidak jauh, kau tenang saja.,” ujar Tao sambil terus konsentrasi menyetir.

Kiara merogoh sakunya ketika ponselnya trasa bergetar.  Pesan dari Luhan.

Luhan—  Kau di mana?

Kiara pun segera membalasnya.

Kiara—  Sedang di jalan. Ada apa?

Luhan— ini sudah malam dan kau belum juga pulang. Aku mengkhawatirkanmu, haruskah aku menjemputmu?

Kiara— Tidak perlu. Kau tunggu sajadi lapangan basket. Kau tidak lupa untuk ke sana, kan?

Luhan— Tentu saja aku ingat. Baiklah, sampai bertemu, aku merindukanmu <3

Kiara— Aku lebih merindukanmu

Kiara menghela napas sambil terus menggenggam ponselnya. Hari ini begitu amat melelahkan baginya. ia sungguh ingin bertemu Luhan secepatnya. Bahkan, hanya dengan melihat wajahnya sudah bisa membuat Kiara merasa lebih baik. tapi.. mungkin akan lebih baik bila Luhan akan memeluknya bila bertemu nanti.

Mobil Tao melesat kencang membelah jalan China. Sepanjang jalan, Kiara hanya melihat ke jendela, menyaksikan lampu-lampu jalan yang seakan berlari. Warna kuningnya seolah melesat cepat. Ia memejamkan mata sejenak. Berdoa supaya semua akan baik-baik saja dan berjalan lancar. Kiara beralih mengamati Tao yang nampak sangat serius mengendarai mobilnya. Ia bisa menganalisis ekspresi Tao saat ini. raut wajah yang benar-benar serius dan bersemangat. Kiara yakin, sangat yakin, Tao pasti sudah sangat lama menahan semua perasaa ini. perasaa rindui dengan member lain. Dan baru sekarang Kiara menyadarinya. Bibir Tao yang sedari tadi berkomat-kamit ternyata menyebutkan nama Kris berulang kali.

Setelah berada di mobil Selama kurang lebih tigapuluh menit, akhirnya mereka sampai di sebuah studio stasiun tv China. Tao bergegas keluar dri mobil dan Kiara mengekorinya. Terlihat sangt jelas jikalau Tao tak sabar untuk bertemu dengan Kris. mereka masuk ke dalam ruangan make up artis, dan di sana mereka bisa melihat Kris sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

“Ge! Ayo ikut aku, kita harus bergegas!” kata Tao sambil menarik lengan Kris. bahkan ia tidak berniat basa-basi pada kawannya itu.

“Apa yang kau lakukan? Aku masih ada jadwal,” ujar Kris. Dia masih sama dengan konsepnya yang cool.

Kiara menyaksikan percakapan mereka, namun sama sekali ia tak mengerti apapun.

“Video,” kata Tao seraya menengadahkan tangan ke arah Kiara seolah sedang meminta sesuatu. Kiara pun segera paham dan mengeluarkan ponselnya.

Here you are,” kata Kiara.

“Lihat ini.” Tao menyerahkan ponsel itu pada Kris. dan Kris dengan seksama menonton video itu.

“Luhan? Bagaimana..??”

“Saat ini mereka akan menemui Luhan, kita juga harus. Kita akan berkumpul lagi.”

Kris meraih jaketnya yang tersampir di kursi lantas mengenakanya.  Seorang wanita sempat mencegah Kris, namun sama sekali tak dihiraukannya.  Tao segera melesatkan mobil mewahnya  menuju tempat yang diberitahukan Kiara.

Kris yang duduk di samping Tao melirik seorang gadis duduk di jok belakang. Ia baru teringat akan kehadiran gadis itu. ia sedikit menelengkan kepala untuk melihat ke belakang. “Kau siapa?” tanya Kris dalam bahasa China. Kiara yang tak tahu apa artinya pun hanya diam dengan ekspresi bingungnya.

“Dia tidak bisa berbahasa China.”

Hello, who are you?” tanya Kris mengulangi.

I’m Kiara. I’m here cause….blablablabla..” Kiara mulai menjelaskan semuanya pada Kris.

@Lapangan basket.
Luhan duduk di bangku penonton sambil sesekali melihat jamnya. Ini sudah bergitu larut, tapi Kiara belumjuga datang. Ia menghela napas resah kemudian menuruni tribun penonton. Luhan mengambil bola basket yang tergeletak di bawah ring. Kemudian memantul-mantulkannya di tanah. Jadilah Luhan melakukan permainan basket seorang diri. Angin malam yang dingin meniupi tengkuknya selagi ia mendrible bola, rambutnya pun naik-turun.

“Apa yang akan Kiara berikan sebagai kejutan? Kenapa dia harus menyuruhku menunggu di lapangan basket?”

Berulang kali Luhan mencoba menghubungi Kiara, tapi tidak diangkat. Ia benar-benar merasa khawatir degannya. Sebab, Kiara belum pernah bepergian jauh di kota ini. Luhan takut kalau-kalau Kiara tersesat dan tak bisa kembali.

@Airport China.
Para member segera berlari kelaur bandara. Merek mencari taksi untuk menuju suatu tempat. Saat ini ly yang mengambil bagian. Dia lebih mengerti bahasa China dan juga wilayah-wilayahnya. Akhirnya tkasi membelah kota dan akan mengantarkan mereka ke sebuah kota kecil di China. Mereka turun di sebuah lapangan basket.

“Lay-ssi, kita berhenti di sini,” ujar Tatyana.

Kesembilan member turun dari taksi dan memasang wajah penuh harap yang terlihat jelas. Tatyana hanya mengulum senyum, berharap semua ini akan berhasil.

“Mari masuk.” Tatyana membimbing mereka.

Tatyana mencoba menghubungi Kiara, namun tak bisa. ada apa dengannya? Apa dia sudah di dalam?

Di dalam gor itu, suasana serasa mencekam disebabkan penerangan yang remang-remang. Juga terdengar suara pantulan-pantulan bola. Para member berjalan beriringan menuju asal suara.

Mereka bertepuk tangan saat seorang laki-laki di tengah lapangan berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Itu Luhan. si rusa China.

“Wow, memang dalam premainan basket, Luhan Hyunglah yang terbaik,” ucap Lay.

Luhan agak terlonjak mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Ia berhenti memainkan bola basketnya dan memilih menoleh ke belakang. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat siapa saja yang berada di sana.  Wajahnya berubah merah, bibirnya ingin berkata sesuatu, tetapi tak ada yang terucap[. Luhan mengamati wajah-wajah itu satu-persatu. Kerinduan di dadanya perlahan mencair abagies yang disiram air panas. Member EXO berjalan maju, langkah-langkah yang menggugurkan rasa rindu di hati mereka. benar-brenar perasaan yang tidak terdefinikan.

Air mata Sehun hampir menetes ketika tanpa sadar kakinya sudah mulai berlari dan memeluk tubuh Luhan yang lebih mungil darinya. Begitupun dengan member lain. Satu-persatu dari mereka berlari, memeluk Luhan, menangis, meluapkan kerindua mereka. GOR iini diliputi suasana haru yang menggantung di langit-langit.

Tatyana menghapus likuid bening yang jatuh di pipinya. Betapa bahagianya melihat momen-momen seperti ini. akhirnya, setelah sekian lama menunggu, iadapat melihat mereka kembali berstu.  Akhirnya ia bisa menyaksikan ini, did pan matanya, dengan usahanya. Kendati sudah dihapus, air mata itu tampaknya enggan berhenti mengalir. Tatyana kembali mengusapnya. Ia menarik napas dalam-dalam, menahannya, dan dihembuskannya perlahan.


Omong-omong.. Tatyana belum juga melihat Kiara di sekitar sini. Kiara tak terlihat di manapun. Begitupula dengan Kris dan Tao. Apakah mungkin Kiara tidak berhasil menemukan dan membuat mereka percaya?

—TBC

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "To Unite You Are #8"

Post a Comment