RV’s Wendy, Irene and NCT’s Taeil, Taeyong, Doyoung
PG | Romance, friendship, entertainer life, etc | Chapter (7/unknow)
“Taeyong-ah bangun, mau sampai kapan kau tidur di
sini?” suara lembut sedikit jenaka itu menyeruak gendang telinga Taeyong.
Mengusik tidur nyaman yang sangat menenangkan.
“Taeyong, sudah kusiapkan sarapan lezat untukmu, kau
enggan bangun?” suara itu kembali bersuara membuat tubuh pemuda itu menggeliat.
“Taeyongie,
ayo bangun atau kau akan kuhukum nantinya.” Meski masih nyaman dengan alam
bawah sadarnya, pemuda itupun memilih sedikit membuka mata. Samar-samar
terlihat ruangan bernuansa putih yang asing baginya.
“Di mana ini?” tanya Taeyong parau khas bangun tidur,
entah berbicara dengan siapa.
“Di kamar kita,” sahut sebuah suara dari balik punggung
Taeyong. Meski enggan, ia pun memilih memutar tubuh. Tetapi malah cahaya
matahari yang menyilaukan menyapa Taeyong. Selang beberapa detik, barulah dapat
ia lihat siapa gerangan yang berada di sana.
Taeyong mengernyit, “Wendy?” wanita di seberang ranjang
itu tersenyum menyapa netra Taeyong yang masih semrawut khas bangun tidur.
“TAEYONG!” seruan itu
mengejutkan Taeyong. Seketika kedua matanya membulat sempurna, seperti orang
linglung, ia bangkit dan berjalan melihat sekitar.
“Heol[1],
ada apa denganmu?” tegur suara itu lagi. Taeyong menoleh menatapnya. Pancaran
wajah Taeyong ditafsirkan seperti orang kesurupan, ia amat terkejut.
“Doyoung?”
“Hello ma friend!
How your life here?” tanya Doyoung
antusias, mengingat bila sudah dua bulan tak bertemu kawannya itu. Namun
tampaknya Taeyong tak merasakan hal sama, lelaki itu terus melangkah menyusur
ruangan lain.
“Apa yang kau cari?” tanya Doyoung akhirnya.
“Wendy eodiga[2]?
Kenapa aku ada di sini?” sahutnya tak menjawab pertanyaan Doyoung. Taeyong menyibak tirai, gadis itu tak ada di ruang
bersantai.
“Nugu[3]?
Wendy.. apa dia cantik? Oh, ayolah Taeyong, kau harus mengenalkannya padaku,”
kalimat Doyoung barusan langsung mendapat tatap tajam dari Taeyong. “Oh, oke,
baiklah,” tutur Doyoung selanjutnya.
“Apa dia pacarmu?” Lagi-lagi Doyoung mengajukan
pertanyaan ketika Taeyong masih sibuk mencari sosok gadis itu. Seharusnya Wendy
masih ada di apartemennya kan? Barusan mereka sedang bersitatap dan.. Doyoung
menahan langkahnya tatkala Taeyong tiba-tiba berbalik—hampir membuat keduanya
saling bertabrakan mulut.
“Kenapa kau ada di sini?”
“Naega[4]?”
Doyoung meninggikan suara tak percaya. “Oh
my Gosh, kau baru menanyakannya padaku? Ternyata kau lebih tertarik dengan
pacarmu.”
“I’m serious!”
“Calm down, Tae!
Kau berubah jadi sensitif,” gurutu Doyoung yang menerima tatapan Taeyong yang
semakin membuatnya tak nyaman. “Tadi aku sempat meneleponmu, tapi ternyata
seorang gadis yang mengangkat. Katanya kau tidur di pantai hampir empat jam,
makanya dia menyuruhku datang ke sana. Untungnya ada GPS, tempat itu tak
terlalu terpencil. Oh ya, apa dia yang bernama Wendy?”
“Gosh!
Ternyata aku bermimpi,” gumam Taeyong kecewa. Ia membanting diri di atas sofa.
“Memangnya kau mimpi apa? Beritahu aku, Tae.. ayo
beritahu!”
“Bukan apa-apa.”
“Come on! Aku
yakin pasti mimpi yang menggejolakkan, pasti tentang war of hormone dengan gadis itu, iya kan? Aku sempat melihatnya
sekilas dan.. kurasa dia cukup cantik hingga bisa menarik ketertarikanmu pada
seorang wanita. Ah.. betapa—“
“Shut up, Doyoung!”
kemudian Doyoung hanya terkekeh.
—TBC
0 Response to "All of Sudden #7"
Post a Comment