[Mark-Yeri] Salah Paham



Mark [NCT] and Yeri [Red Velvet] | Romance | PG | Ficlet
Aldkalds©2016

Aku melerai kedua laki-laki yang tengah adu tinju di lapangan basket usai pulang sekolah. Susah payah aku menarik Mark, menjauhkannya dari Haechan, sejauh-jauhnya. Sedangkan beberapa orang lainnya membawa Haechan menjauhi lapangan.

Lantas kuhempaskan lengan Mark dan langsung menyapanya dengan tatapan tajamku. “Sudah berapa kali kubilang, jangan berkelahi?!” bentakku dengan napas terengah-engah. Emosiku sungguh-sungguh ingin kuluapkan tanpa ingin berhenti.

“Kenapa sih kamu hobi banget berantem, hah?!”

“Biar aku jelasin dulu, Yer, jadi seben—“

“STOP! Apapun alasan kamu, aku paling nggak suka sama anak urakan yang hobi berantem kayak kamu.” Dwimanikku memerah dan berair, hanya tinggal menunggu waktu kapan lukuid bening itu mengucur dari pelupuk mataku.

“Tapi Yer...”

“Udah berapa kali aku bilang, jangan membahayakan diri kamu sendiri? Hah?” tanyaku dengan suara tercekat. Aku menggigit bibir bawah, menarik napas dalam-dalam. Menahan tangis.

“Yer..”

Aku mengangkat tangan, membuat simbol: cukup, jangan ngomong apapun lagi.

Sejenak, aku mengatur emosiku. Kemudian kembali menatap Mark yang tampak ingin memberi penjelasan. Tapi aku tak ingin mendengar apapun dari bibirnya. Sudah cukup, selama ini ia bilang ‘aku janji nggak akan begini’ atau ‘iya, maaf, aku nggak akan ngulangi itu’, tapi sama sekali nggak ada bukti nyatanya. Dia selalu mengingkari janji-janjinya itu dan selalu membuatku khawatir.

“Kapan kamu mau dengerin omonganku?” ucapku lirih dengan sorot mata yang meredup, seolah-olah harapanku telah sirna.

Mark mengerjapkan mata lantas melangkah mendekatiku. Hanya selangkah karena aku menyuruhnya berhenti.

“Aku kecewa sama kamu. Kamu selalu bilang ‘iya’ tapi kamu selalu ngulangi perbuatan kamu yang aku larang. Kamu selalu bilang ‘janji’ tapi kamu selalu ngingkari. Kenapa? Apa kamu pikir aku ini cuman mainan kamu? Yang setiap omonganku nggak perlu kamu dengerin?”

“Bukan gitu, Yer..”

“Atau jangan-jangan sejak awal kamu emang cuman mau mainin perasaan aku? Selama ini kamu nggak pernah bener-bener sayang sama aku? Hm?” suaraku bergetar, air mata perlahan menetes membanjiri pipi. Aku menarik napas dan menghembuskan perlahan. Punggung tanganku segera menghapus air mata.

“Yer, bukan gitu.” Mark berucap seraya mendekatiku hingga tak ada jarak di antara kita. Dia merengkuhku, membawa tubuh lemasku ke dalam pelukannya yang hangat dan menenangkan.

Hingga akhirnya aku tak lagi bisa menahan air mataku supaya tak mengucur. Aku menangis, terisak dalam dekapannya yang nyaman. Mark membelai rambutku pelan berulang kali seraya membisikkan: “Tidak apa-apa.”

“Aku cuma nggak mau kamu kenapa-napa, aku khawatir,” lirihku.

“Iya, aku tahu.”

“Kalau kamu tahu, kenapa kamu masih berantem? Kenapa kamu nggak diem dan mengabaikan dia? Kenapa kamu harus adu tinju segala?”

Mark tersenyum lalu mengecup puncak kepalaku agak lama. Setelah itu, aku mendongak menatap matanya.

“Aku nggak bisa tinggal diam kalau ada orang yang ngolok-ngolok kamu, Yer. Maaf kalau selama ini aku nekat berantem dan bikin kamu khawatir dan kecewa sama aku,” ujar Mark seraya membuat kurva di bibirnya.

Mendadak tangisku kembali pecah dan langsung kupeluk tubuh Mark erat-erat. Aku menangis sesenggukan.

“Maaf, selama ini aku egois dan cuma bisa berpikiran negatif tentang kamu. Aku bodoh, aku nggak tau apa-apa tapi langsung marahin kamu. Aku salah, aku minta maaf.”

“Aku emang nggak berguna, nggak peka! Gimana mungkin aku nggak tau apa alasan kamu berantem.. kenapa aku cuma asal mikir kalau kamu itu urakan dan susah dibilangin.. aku salah.. hiks.. hiks..”

“Nggak, kamu nggak salah apa-apa. Justru kamu itu bener, udah selalu nasehatin aku. Aku yang salah, nggak pernah mau dengerin kamu. Seharusnya aku emang nggak berantem, harusnya aku nggak bikin kamu kecewa.” Mark mengusap-usap punggungku, bermaksud menenangkanku.


—FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "[Mark-Yeri] Salah Paham"

Post a Comment