NCT’s Doyoung and OMG’s Jiho | G | Romance | Ficlet
Vxiebell,2016
Vxiebell,2016
Doyoung
berdiri di antara hembusan angin malam yang mengilukan tulang. Kedua lengannya
bertumpu di pagar balkon dengan tubuh yang sedikit dibungkukkan. Jemarinya saling
menyatu satu sama lain, menggenggam.
Besok
adalah hari di mana musim panas akan datang. Ketika cahaya matahari akan
berkuasa di bumi. Dan karena itu, Doyoung merasakan kegalauan klimaks yang
menggerogoti hatinya. Pemuda Kim itu menatap pemandangan malam ibukota yang
dihiasi kerlap-kerlip lampu. Napasnya terembus perlahan, mengeluarkan rasa
sakit yang tengah ia rasakan. Penderitaan selama dua tahun yang seolah tak
pernah berakhir baginya.
==========
“Doyoung-ah, kau sedang apa?” tanya gadis semampai. Rambut
hitam-kecokelatannya beterbangan ketika ada angin berembus.
Yang
dipanggil hanya diam, namun sorot matanya dalam ketika menatap wajah gadis yang
notabene adalah pacarnya.
“Kenapa
hanya diam? Hm?” Merasa terabaikan, gadis pemilik senyum semanis madu itu pun
memilih mencondongkan tubuhnya, melirik apa yang tertulis di kertas yang
digeluti sang pacar.
“Aku sedang
menulis lagu,” kata Doyoung seraya merapikan rambut gadis Kim itu. Lantas
tersenyum tulus padanya. “Khusus kubuat untukmu, Jiho-ya,” lanjutnya sembari mengelus-elus pipi gadis berwajah tirus itu
penuh kasih sayang.
Kim Jiho
sungguh tersanjung. Ia tersipu malu dan untuk menyembunyikannya, ia tersenyum
pada Doyoung lalu mengatakan ‘gomawo’ tanpa suara.
“Nah,
bacalah, aku harus tahu bagaimana pendapatmu.” Doyoung menyerahkan lembaran
kertas itu pada Jiho. Segera, gadis itu pun membacanya.
“Hm, Jiho-ya, kenapa kau sangat suka bunga
matahari?”
Kim Jiho
tak menjawab. Ia masih terlarut dalam kalimat-kalimat manis yang tertulis di
kertas yang dipegangnya. Sebagai kekasih yang pengertian, Doyoung memilih diam
dan menunggu pacarnya selesai membaca.
“Doyoung-ah, aku suka bunga matahari bukan karena
aku terlahir di musim panas,” tutur Jiho sembari menyerahkan kertas itu pada
pemiliknya lagi. “Kalimat ini, bagaimana kalau kau menggantinya?”
“Jadi,
kenapa kau suka bunga matahari? Bukannya saat musim panas, bunga itu tumbuh di
mana-mana? Kupikir itu alasanmu sangat menyukainya.” Sambil berkata, Doyoung
menerima kertasnya lagi.
Jiho
menggelengkan kepala mantap. “Bukan begitu. Eng..
kau ingat kapan pertama kali kita bertemu?”
Doyoung
menelengkan kepala, mencoba mengingat-ingat saat itu. Selang beberapa detik, ia
pun mulai mengutarakan yang tertempel di memorinya. “Pertama kali kita
bertemu…berarti ketika aku baru pindah ke Seoul. Saat itu..” Doyoung menutup
mulut rapat-rapat lantas memandang wajah gadisnya yang tengah tersenyum
berseri-seri.
“Tepat!
Ketika kamu menurunkan pot bunga matahari dari truk. Saat itu, aku baru
menyadari betapa cantiknya bunga itu dan—” Jiho kembali mencondongkan tubuhnya,
menempatkan bibirnya tepat di daun telinga pemuda itu.
“—betapa memesonanya kamu, Doyoung-ah.”
==========
Doyoung menghela napas. “Mianhae, Jiho-ya. Seharusnya saat itu aku tak membiarkanmu pergi ke Rusia.
Walaupun aku tahu jadinya akan begini, tapi sungguh, tekadmu itu yang membuatku
membiarkanmu naik pesawat dan berakhir dalam kecelakaan tragis.”
—FIN
0 Response to "Sunflower Memories"
Post a Comment