Remember Why You Started
01 | DATING?
SENIN!
Kata orang, Senin adalah hari yang menyeramkan. Dulu Irish nggak tahu apa yang
membuat orang-orang berpikir begitu karena bagi Irish, semua hari sama.
Sama-sama nggak ada yang menyenangkan, hampa, mengerikan. Itu dulu, saat TK
sampai SMP karena Irish pendiam dan tak punya banyak teman. Tetapi sekarang
sudah berbeda. Kehidupan SMA Irish perlahan membaik, ia menjadi lebih terbuka,
ramah, dan tentunya punya banyak teman yang disukainya. Apalagi… punya teman
sebangku secantik dan sebaik Dinda! Jadi malu. Hehehe.
Koridor sekolah tampak sepi
karena sudah pukul 06.55 WIB. Hanya ada Irish yang berjalan santai tanpa merasa
berdosa. Favoritnya adalah datang mepet jam masuk, biar waktu tidurnya bisa
lebih lama di rumah hehehe.
“Kirain gak masuk,” ujar Dinda,
teman sebangku Irish. Cecan kalem tuh. Jangan naksir! Dinda itu punya Irish
seorang!
“Dateng mepet itu
keniqmadhan yang haqiqi. Rajin amat sih, dateng jam berapa, Din?”
“Jam enam keknya, tadi aku
dateng pertama.”
“Rajinnyaa.” Irish tak habis
pikir sama oang-orang yang suka banget dateng pagi-pagi ke sekolah. Apalagi si
Dinda. Biasanya kan orang-orang pada dateng pagi karena ada alasannya, contoh:
karna pengen nyontek. Nah, si Dinda.. cuma
pengen katanya.
Tak lama kemudian bel masuk
berkumandang. Guru pun masuk. Irish dengan sigap langsung duduk tegap saat
mengetahui siapa yang datang. Huh, hari Senin memang buruk semenjak ada
matematika!
“Nggak upacara, ya. Jamnya
jadi maju. Aku kan belom siap ulangan hwaa.. contekin ya, Dinnn!”
Irish. Si bego (dalam
hitungan, terutama matematika). Merasa pasrah setiap guru wanita berkaca mata
itu menginterupsi dengan nada sok ramahnya (tapi kalau ngasih soal tsadest). Di
mana kamera? Irish mau melambaikan tangan karena nggak kuadh.
Hari Senin = mengerikan.
Matematika = pembunuh.
Ulangan = sadiszz.
Hari senin ada matematika?
Ada pembunuh sadiszz yang amat mengerikan :”
∞∞
UNTUNG
pulang pagi! Banyak banget murid yang bersorak gembwirwahhhh karena hari ini
mendadak pulang pagi. Padahal alasannya bikin sedih loh. Ada salah satu orang
tua guru yang meninggal makanya bapak-ibu guru mau layat. Di sana ada yang
sedang sedih, tapi siswa-siswi malah berbahagia :”(
“ASYIEQ BENERAN PULPAG! BISA
NGEDATE DEHHH HIHIHI!” teriak Irish
pualing bersemangat. Eh, bentar. Ngedate?
Nge-date?
N G E D A T E?
“LU KAN JOMBLO PE’AK!” seru
Dinda sambil menoyor kepala Irish.
“Ke..djamm..” Irish langsung
lesu. Ia menundukkan kepala, suram.
“Tenang, kan ada…” …aku.
Dinda baru saja mau menghibur kawannya yang jones, tapi nggak jadi karena Irish
udah motong kalimatnya duluan.
“FAUZAN kan ngajak main
hehehe,” Irish tersenyum pada Dinda, “bye
jones, Irish mau main dulu, ya.”
Kemudian Irish yang ‘kacang
lupa kulitnya’ pun meninggalkan Dinda sendirian. Berjalan sambil
jingkrak-jingkrak dan bersenandung riang.
“Ya gitu lah teman. Pergi
ketika gak tahu diri. Ntar kalo susah baru dateng, tendang bokongnya ajaa.
Biarr.. tau rasa!” —Dinda, 2k18 yang sedang naik darah karena kesal.
“Din, Din, Din, itu si Irish
beneran pacaran apa sama Fauzan?” celetuk Licya dari belakang.
“Pa.. ca.. ran..?! Sejak
kapan?!”
“APA? SIAPA YANG PACARAN?”
Licya buru-buru membekap
mulut toa-nya Wanda. “Stt, rahasiaaa. Main yuk, ntar ta’ ceritain!”
“…”
“Kenapa sih pada nggak mau
main sama Licya?!” Licya, 16 tahun. Jomblo. Gagal move on dari mantan. Teman
pun tak setia. Triple kill. Miris!
(nangis di pojokan).
“Iya iya, Lis.” Akhirnya
Dinda dan Wanda sepakat setuju demi mengorek informasi mengenai Irish yang
ternyata diam-diam menghanyutkan.
∞∞
GRAND mall itu
bioskopnya paling murah, dan jaraknya lumayanlah kalau dari SMA Z (sekolahnya
Irish). Daripada mall satunya, lebih
deket sih tapi bioskopnya mahal! Uang saku anak sekolahan kan nggak banyak:”
“Ini masih jam sepuluh,
bioskop buka jam 12….”
Terjadi adu pandang antara
Fauzan dan Irish yang kini bingung harus ngapain. Masih ada dua jam sebelum
bioskop buka. Sekarang mereka harus apa?
Krik krik krik..
“Kamu mau makan?” tawar
Fauzan canggung.
“Enggak.”
“Terus.. timezone?”
“Mahal.”
Berpikirlah Fauzan! Apa yang
akan dilakukan dua manusia berbeda jenis kelamin ketika akan menonton bioskop,
tapi masih ada dua jam sebelum bioskop itu buka, tapi si perempuan nggak mau
diajak makan, nggak punya uang buat ke timezone…? Apa harus browsing di internet? —Fauzan, 16 tahun,
pertama kalinya kencan dengan cewek. Eh, kencan? Memangnya sekarang mereka
sedang kencan apa?
“Gramedianya udah buka
belom, ya?”
“Kamu mau ke gramedia?”
Irish mengangguk semangat.
“Ada buku yang aku incer!”
Fauzan tersenyum tatkala
melihat mata gadis di hadapannya berbinar-binar. Oh iya, Irish kan pernah
cerita kalau suka baca novel. “Yaudah, yuk!”
“Yeay!” pekik Irish gembira.
“jarang-jarang ada cowok yang mau nemenin ke toko buku, loh.” (contohnya mantan
Irish yang super duper rese banget itu. Memikirkannya saja membuat Irish
berapi-api. Ingin sekali Irish membunuh cowok itu! Kesal!).
“Irish, kamu kenapa?
Tiba-tiba ekspresimu berubah menyeramkan..” tegur Fauzan ragu. Salah salah
kata, bisa disembur nanti.
“Ha? Nggak kok, mendadak
kepikiran sesuatu. Yuk!”
Hampir dua jam hanya
dihabiskan di gramedia untuk membaca buku. Irish keasyikan membaca buku yang
dia ‘incar’ sampai Fauzan saja nggak tega untuk memberitahunya kalau lima belas
menit lagi bioskopnya buka.
“Yahh, nanggung banget.
Tinggal tiga bab lagi selesai,” sesal Irish.
“Apa mau nonton jam
selanjutnya?” tawar Fauzan mencoba memahami, pengertian, dan perhatian. Kesan
pertama saat kencan itu harus diperhatikan! Hei, siapa yang kencan?=,=
“Nggak usaahhh. Nanti malah
pulangnya kesorean.”
Mereka pun berjalan
beriringan menuju bioskop disisipi obrolan ringan yang membara. Irish kalau
cerita ekspresif banget, sedangkan Fauzan tetap kalem. Saking terbawanya ke
dunia Irish-Fauzan, mereka sampai nggak tahu kalau ternyata ada yang memergoki
:((
[]
HAI!
Part ini bukan kelanjutan dari part kemarin hehe. Jadi, yang kemarin itu
prolognya. Prolog itu kan bisa dibuat sebagai awalan cerita atau cuplikan dari
inti cerita. Nah, aku bikin prolog cerita Remember Why You Started ini dari
cuplikan intinya hehe. Sedangkan part ini adalah awal Irish dan Fauzan bisa
deket gitu. Jangan bingung, ya!
0 Response to "Remember Why You Started 01"
Post a Comment