Khilaf | 03. Orang Gila

KHILAF

03. Orang Gila


SAAT fajar menjelang, aku terbangun dari tidur. Sejenak kuregangkan otot-otot yang terasa kaku karena posisi tidur yang salah. Ya ampun, bahkan aku juga lupa mematikan TV. Bisa-bisa biaya listrik naik nih, hft.

 

Ibu jariku menekan tombol warna mrah di remot, seketika layar TV pun menghitam. Masih jam segini, tapi aku sudah bangun. Kalau tidur lagi, tanggung banget, hari ini kelas dimulai jam tujuh. Apa Taeyong masih terlelap, ya?

 

Pelan-pelan tungkaiku menaiki anak tangga, tanpa menimbulkan suara sepelan pun. Kemudian ku putar knop pintu kamarku. Tunggu dulu deh, apa nggak salah dengar nih? Sepertinya ada suara tangis. Lalu kudorong sedikit pintu itu. Dari celah kecil yang tercipta, dapat ku lihat sosok Taeyong yang terduduk di lantai sambil meremas rambutnya frustasi.

 

Taeyong memukuli kepalanya berulang kali. Ia menyeka air mata yang menganak sungai dengan sangat kasar. Hatiku trenyuh. Tak kusadari, air mataku pun ikut meleleh. Taeyongie, bahkan aku tak pernah sekali pun berpikir kau bisa merasa terpuruk begini, maafkan aku.

 

Kuputuskan untuk menutup pintu dan membiarkannya melepas beban dengan air mata. Akan kuberikan dia waktu sampai merasa tenang.

 

***

 

“YONG! Ayolah, kau harus masuk kuliah! Hari ini kan mata kuliah wajib!”

 

“Malas.”

 

Pipiku menggembung. Tak tahan lagi.

 

“Kau benar nggak peduli pada kuliahmu, ya? Memangnya kau nggak mikirin gimana usaha ortu kamu buat membiayainya? Kasihan mereka, tau!”

 

I never ask them.”

 

“Oke, mungkin ini memang bukan kemauan kamu sendiri, tapi ini demi kebaikanmu juga kan? Ayolah, nggak mungkin mereka menyuruhmu kuliah kalau bukan demi masa depanmu yang lebih baik.”

 

Taeyong menanggalkan kaos biru donkernya lantas melempar tubuh ke ranjang.

 

Oh God, please! C’mon, Yong!”

 

Ku hampiri ia hingga aku berdiri di depan ranjang. Lenganku terjulur untuk menarik tangannya agar bangkit. Namun usahaku sia-sia saja.

 

Just go without me, Son.”

 

No! Paling tidak, kau harus ada di sana saat diabsen. Setelah itu kau boleh pergi, deh.”

 

“Itu sama aja bolos. Mending tiduran di rumahlah.”

 

Menyebalkan!

 

Kukerahkan seluruh tenaga yang ku punya untuk menariknya. Bangkitlah kau, dasar pemalas! Ayo berdiri!

 

“Ah!” I shouted. He pull me closer to his breast.

 

Taeyong menampilkan smirk evil andalannya ketika kepalaku mendarat tepat di atas dadanya yang telanjang. Aku hanya bisa membeku di tempat. Dan kayaknya, jantungku berhenti berdegup selama sepersekian detik deh.

 

Kiss me. And then, I will go with you,” ujar Taeyong sembari mencubit hidungku. Kemudian ia menatap mataku agak lama sebelum menurunkan pandangan ke bibir yang terpoles lip tint pink.

 

Bodohnya, aku tetap membeku tanpa bisa menggerakkan tubuhku sama sekali.

 

Wajahnya bergerak mendekat. Sampai deru napasnya pun dapat ku rasakan menyapu kulit dengan hangat.  sedetik kemudian mataku membola. Tersadar.

 

What’s on your mind now, huh?! You’re crazy!” jeritku sambil mendorong tubuhnya menjauh. Lantas aku turun dari ranjang dengan perasaan campur aduk. Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini sih?

 

 []

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Khilaf | 03. Orang Gila"

  1. Sands Casino & Resort | New South Wales | C$2.000 | SEGAtino.com
    C$2.000 in SEGATIN · Play the Best Online Slots 인카지노 Casino · Explore our great selection of online 바카라 casino games 샌즈카지노 and try for real money at

    ReplyDelete