Under The Purple Colored Sky

Under The Purple Colored Sky


Suara burung hantu bercampur dengan suara tangis, berpadu menjadi satu kesatuan. Bau anyir menguap bercampur udara, membumbung hingga menyentuh angkasa. Gelapnya malam menyembunyikan tubuh mungil seorang anak serta menyelimutinya dengan duka yang luar biasa. Burung hantu yang singgah di salah satu dahan kembali mengeluarkan suaranya yang semakin membuat suasana mencekam. Bahkan jangkrik membantu burung hantu dengan suara kikikkannya.

 

“Mama... hiks... Papa...”

 

Tangan anak itu menggenggam jemari ibunya yang sudah terkapar di atas lantai dengan darah yang berceceran di sekitar. Kemudian anak itu beralih menatap tubuh ayahnya yang tergeletak agak jauh dari mayat ibunya. Tangis anak itu semakin menjadi saat melihat keadaan ayahnya yang mengenaskan dengan kepala yang setengah putus serta ada keretakan di wajah.

 

Tangan anak itu mengepal menahan geram, “Aku tidak akan membiarkan pembunuh itu hidup bahagia,” desisnya marah.

 

Anak itu mengangkat tubuhnya hingga dapat berdiri meski tubuhnya terasa berat untuk disangga. Ia melangkah gontai melewati pintu rumahnya yang sudah hancur akibat didobrak oleh beberapa orang berpakaian hitam yang juga sudah membunuh kedua orangtuanya.

 

Kaki-kaki telanjangnya menapaki aspal. Jemari kakinya menciut menahan dingin permukaan jalan yang menghunus telapaknya. Di setiap ia melangkah, selalu ada tetes merah yang menghujam aspal. Tangan anak itu semakin meremas lengan kanannya yang semakin terasa perih. Darah segar tak bosan mengucur dari sana.

 

“Aku harus bertahan,” rintihnya. Langkah gontainya terus menyusuri jalanan meski tak tahu arah tujuan. Ia tetap menguatkan diri walau kakinya sudah sangat kedinginan. Walau lengannya sudah terlalu perih menahan luka. Walau pandangannya semakin memburam dan semakin gelap.

 

Udara dingin semakin menusuk tulangnya, membekukan aliran darahnya. Di bawah sebuah pohon rindang dengan bunga mekar warna ungu, tubuhnya sudah tak lagi bertenaga. Anak malang itupun akhirnya roboh.

 

“Mamaaa..” lirihnya sebelum kedua kelopak matanya menemui kegelapan.

[]

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Under The Purple Colored Sky"

Post a Comment