Wonwoo mengusap
tengkuknya bersamaan dengan sebelah tangan yang terulur—memberikan sebuah kotak
berukuran kecil terbalut kertas kado bermotif boneka. Sejak dua menit yang lalu
ia belum berani menatap lawan bicaranya. Pengecut sekali kan? Ya begitulah
Wonwoo ketika berhadapan dengan gadis yang disukainya. Image cool-nya seketika menguap dan hilang entah kemana.
“Ini un—tukmu,”
katanya terbata. See? Wonwoo selalu
kehilangan nyalinya jika harus bicara dengan seorang gadis berambut sepunggung
itu. Gadis yang berhasil merebut perhatian Wonwoo dengan pesona manisnya.
Gadis itu
masih menatap Wonwoo kaku. Sebetulnya ia bukan siswi pandai apalagi populer,
jadi bagaimana bisa ia berpikir tentang siswa tampan yang populer seperti
Wonwoo bisa meliriknya? Mungkin itu semua hanya sebuah kesalahan.
“Terimalah
El,” celetuk Vernon yang berdiri tak jauh dari Wonwoo.
Entah
bagaimana bisa, celetukan Vernon justru membuat wajah Wonwoo panas serta
memerah. Bukankah seharusnya gadis itu yang tersipu?
Dengan
secuil keberanian Wonwoo melirik gadis itu. Posisi tegap yang mempesona
baginya, astaga, tidak bisakah Tuhan memberi sedikit lagi keberanian untuknya?
Lihatlah Wonwoo yang menahan untuk mendekati gadis itu, lihatlah bagaimana ia
berpikir ulang untuk mendekatinya atau tidak.
Sekali lagi
Wonwoo melirik gadis itu, kemudian mengambil langkah lebar yang berhasil
menyatukan bibir Wonwoo pada kulit mulus El.
Wonwoo segera
melepas kecupan ringannya, lantas berlari menahan malu, “Maafkan aku El!”
—fin
Thanks Ranisoo's poster art
0 Response to "Adore U"
Post a Comment