Coma



Kai mendorong sebuah pintu. Dengan perasaannya yang masih kecewa serta lelah, ia melangkah masuk untuk bertemu dengan seseorang yang amat sangat ia rindukan selama tujuh tahun.

Annyeong.. Rael,” sapa lelaki itu yang demi apapun membuat matanya berkaca-kaca.

Kai menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, betapa tercabik hatinya melihat ini semua. Bahkan ia mendongakkan kepala agar air bening tak mengalir dari ujung matanya.

“Apa kabar El?” katanya lagi, masih menggigit bibir namun nihil dan tetes-pertetes air mulai merambati pipinya.

Setelah lima tahun berpisah karena jarak hingga suatu hari waktu akan mempertemukan mereka lagi, namun kecelakaan naas merebut kebahagiaan mereka. Gadis yang menaiki pesawat itu hilang hingga beberapa bulan kemudian baru ditemukan. Betapa baiknya Tuhan masih membuatnya bernapas meski lemah.

“Kaa.. Kaa-ii,”

Lelaki itu bergegas menyeka ujung mata, atensinya terpusat pada gadis yang perlahan membuka matanya.

“Ka-ai.. Kai.. Kai..” gadis itu terus-terusan melirihkan nama Kai hingga likuid bening mengalir dari ujung mata.

Bahagia sekaligus terharu menggelayuti perasaan Kai, apakah ini nyata? Setelah dua tahun coma, gadis itu membuka matanya lagi.

—fin

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coma"

Post a Comment