Dilemma: If


===== Why its very late to know =====

“Hey!”

Suara itu mengejutkanku hingga aku hampir terjengkang dari posisiku.

“I want to tell you something,” bisiknya begitu ia terduduk di sampingku.

Tubuhku masih mematung dengan atensi penuh menatap wajahnya.

“Will you be my girlfriend, Sa?

Kelopak mataku mengedip dua kali setelah mendengar ucapannya yang tak masuk akal.

“Will you?” ulangnya sekali lagi. Kali ini sambil tersenyum.

Ya! Aku ingin sekali menjawabnya.

“Sorry,” ucapku yang bertolak belakang dengan isi hatiku.

“Tell me why.”

“Cause I’m afraid.”

“About?”

“Broken heart like before.”

“Can’t you just trust me?”

Kupandangi manik matanya yang sebening air di laut.

Aku gelisah.

“Once again, sorry.”

“Ok, I know.” Ia kembali melontarkan senyuman manis padaku. “Don’t forget to eat on time and get some rest, ok? I’ll go,” tuturnya manis seraya mengusap puncak kepalaku sebelum melengang pergi.

Kupandangi tubuhnya dari belakang. Apakah aku mengambil keputusan yang benar? Apa aku harus merelakan orang sebaik dia?

Oh Tuhan, seandainya dulu aku tak pernah mengecewakan seseorangpun. Seandainya dulu aku tak ceroboh dan membuat diriku sendiri ikut terluka. Hanya.. seandainya.


—FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dilemma: If"

Post a Comment