ID Line



Cast: Azylva—Aldi | Teen | Romance, school life | Ficlet
Aldkalds
©2016

Aula sekolah sudah sepi sejak lima menit yang lalu. Pasalnya, anak-anak taekwondo yang memakai ruangan itu sudah usai latihan dan bergegas pulang karena takut kemalaman. Padahal jam masih menunjukkan pukul 05.00 sore. Tapi belum seluruhnya meninggalkan ruangan, masih ada tiga siswa yang tinggal. Salah satunya adalah Zylva.

Zylva, cewek kelas sepuluh yang baru lima bulan menuntut ilmu di salah satu SMA Negeri kawasan Surakarta, Jawa Tengah. Yang memilih ekskul taekwondo karena keinginannya sejak SMP dulu. Yang sebenarnya bukan hanya itu alasannya ikut taekwondo, tapi juga karena ada modus tersembunyi, yaitu mendekati kakak kelas yang dia kagumi.

Kini Zylva tengah duduk sambil menenggak air mineralnya yang tinggal setengah botol.

“Nggak pulang, Zyl?” tegur salah seorang murid cowok yang masih tinggal di aula. Dia sedang memberesi peralatan latihan.

“Bentar, Kak. Masih capek, pengen duduk-duduk dulu, hehe.”

“Di, gue duluan, ya?!” ujar cowok jangkung yang sudah menenteng tas punggungnya. Ia kemudian melakukan high five dengan temannya—Aldi, aliyas gebetannya Zylva.

“Oh, iya iya, tiati ya lo!”

“Sip. Duluan ya, Dek,” katanya berpamitan dengan Zylva yang ditanggapi dengan anggukan  gadis itu. Lantas ia berlalu meninggalkan aula.

Kini tersisa Zylva dan Aldi yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Zylva sedang memainkan ponselnya, sedangkan Aldi sibuk mengemasi barang-barangnya.

Keheningan menyelimuti atmosfer di antara mereka selama beberapa detik sebelum Zylva mengeluarkan suara untuk memecahkan kesunyian itu.

“Kak Aldi udah cek Line?”

“Line? Emang ada apaan?”

“Ada aku yang nge-add ID Line Kak Aldi.”

“Ohh, ya ya.”

Btw, add back dong, Kak, biar lebih afdol, hehe.”

Kemudian Aldi merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya tanpa berkata barang sepatah-duapatah. Ia membuka lock screen, masuk ke aplikasi Line dan nge-add back Zylva.

“Udah ta’ add back ya, tapi kalo butuh apa-apa, BBM aja. Soalnya notif Lineku ta’ matiin.”

“Ok, siap!” sahut Zylva sambil senyum-senyum bahagia, tapi tiga detik berikutnya Zylva menoleh pada Aldi karena teringat sesuatu.

Aldi menyadari tatapan Zylva sehingga ia pun mengarahkan atensi ke adik kelasnya itu. “Kenapa lagi?”

Zylva menggeleng dengan wajah polosnya. “Tadi Kak Aldi bilang, kalau butuh apa-apa BBM aja kan?”

Meski ragu, Aldi pun mengangguk, “Iyaa.”

Zylva membulatkan matanya yang berbinar-binar serta membuat ekspresi wajah seimut-imutnya, “Sebenernya aku butuh sesuatu….”

Sebelah alis Aldi terangkat, menunggu kelanjutan ucapan Zylva.
.
.
.
.
“—aku butuh Kakak selalu berada di sisiku sampai kapanpun.”

—FIN

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ID Line"

Post a Comment